9 - Saran Teman

859 88 1
                                    

Setiap umat manusia akan dipermudah jika melibatkan Allah dalam setiap langkah yang akan ia ambil.

-My Beloved Husband-

▪︎

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

▪︎

Matahari telah sempurna tenggelam. Cahaya mentari yang bersinar terang kini berganti gemerlap bintang diatas langit yang menggelap.

Lelaki itu tengah mengemudikan mobilnya menuju cafe berkat sebuah pesan berupa sharelock dari Arkan. Tanpa babibu Arkan mengirimkan alamat itu yang ternyata adalah sebuah cafe.

Ditelfon ataupun di chat balik, tetap tidak dibalas oleh Arkan. Rasanya Riza ingin marah dihadapan Arkan saat ini.

Sekitar 15 menit perjalanan dari kantornya akhirnya ia sampai disebuah cafe. Cafe ini cukup ramai di jam-jam seperti ini. Riza mengedarkan pandangan, terlihat nama cafe yang begitu unik mengingatkan dia dengan sesuatu.

Ah, pasti hanya kebetulan sama.

Riza melangkah semakin dalam, hingga akhirnya menemukan Arkan beserta istrinya disana. "Ngapain ngajak ketemu?"

"Duduk dulu dong. Jangan emosi gitu." Ujar Arkan tersenyum jail.

Riza pun terduduk dihadapan Arkan. Setelah menyapa Zarinna ia kembali menatap lelaki itu sinis. "Ada apa?"

"Aku pesenin dulu ya, Mas. Kamu pesen apa?" Suara lembut Zarinna terdengar. "Kek biasanya deh." Jawab Arkan.

"Kalo kamu Mas Riza?"

"Cappuchino aja, Za."

Zarinna mengangguk lalu melenggang pergi untuk memesan makanan dan minuman di cafe itu.

"Emosi banget, Riz." Ujung ucapannya Arkan terkekeh meledek.

"Gak emosi gimana, ngasi sharelock ditelpon gak bisa. Dadakan banget, emang ada apa?"

"Bentar dulu ya, nunggu istriku dulu."

Apa katanya? Istriku. Ah menggelikan.

Beberapa lama kemudian, Zarinna datang kembali lalu duduk di tempat semula. "Mas Riza,," ucap Zarinna memulai pembicaraan setelah sebelumnya hening yang menyelimuti mereka.

Riza mendongak. "Kenapa Za?"

"Tujuan Mas Arkan ngajak ketemu itu ada sesuatu yang harus kita kasi tau ke Mas Riza."

Riza mengernyit. "Maksudnya?"

"Jadi gini mas. Kami berdua punya saran baik buat Mas Riza." Zarinna menoleh menatap suaminya. Arkanpun hanya mengangguk. "Ini soal sahabat saya. Yang kemarin pake kerudung di nikahan saya. Mas inget?"

Riza memutar otaknya, mengingat-ngingat seseorang yang dimaksud Zarinna.

"Mas juga dateng diacara wisudanya. Inget?" Pancing Zarinna ketika ia melihat Riza sibuk mengingat perihal ucapan Zarinna.

"Oh iya. Alyssa maksud kamu?"

Zarinna mengangguk.

"Maksud Zarinna itu dia mau rekomendasiin Alyssa kekamu, Riz." Kini, Arkan ikut bersuara.

"Rekomendasi?"

Keduanya sama-sama mengangguk mengiyakan.

"Tunggu! Tunggu! Rekomendasi gimana?"

My Beloved Husband [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang