26 - Heartbreak

737 57 16
                                    

Sesuai ucapan aku tadi siang, hari ini aku double update. Semoga seneng yaa❤

Budayakan untuk vote dulu ya, jangan sampe lupa karena itu sebagai wujud kalian menghargai karya yang aku buat💖

Happy reading kalian yang udah bersedia baca karya aku🤗

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

▪︎

PERGI! JANGAN DATENGIN AKU LAGI!" Suara teriakan itu mendominasi ruangan berdominan putih ini. Pria ini tak menyadari bahwa wanita itu sudah menatap kearahnya, kearah keberadaannya.

"ADNAN! BUAT APA LAGI KAMU KESINI?!" teriak salah seorang pria yang tak jauh dari posisi pria yang melihat pujaan hatinya melalui jendela tadi.

Pria bernama Adnan ini pun menoleh kearah sumber suara. Tanpa dapat dicegah, pria yang membentaknya tadi menghajarnya sampai Adnan jatuh tersungkur.

Sedikit merasa kebas di bagian bibirnya. Ternyata bibirnya mengeluarkan darah ketika ia menyeka bagian sana. Ia berusaha bangkit lalu langsung di hajar kembali sampai pada akhirnya datang seorang dokter dan suster melerai mereka.

"Mohon jangan buat keributan disini," ujar suster itu menengahi mereka.

"Sejak kapan dia datang lagi kesini, sus?" Tanya pria yang baru saja menghajar Adnan pada suster tersebut. Jemari pria ini menunjuk wajah Adnan.

"Sebulan terakhir Pak Adnan selalu kemari, Pak." Jawab suster itu.

"Saya sudah bilang untuk melarang dia datang kepada Kanya! Kenapa masih diperbolehkan masuk?" Suara pria ini meninggi.

"Mohon ma--"

"Kenapa? Apa gue gak boleh nemuin dia lagi?" Sela Adnan menatap pria tadi.

Pria itu menghela napas. "Buat apa kamu kesini? Kehadiran kamu cuma buat Kanya inget lagi kejadian yang berusaha dia lupain."

"Gue masih sayang sama dia. Gue berhak ada sisi dia. Gak ada yang boleh ngelarang gue datengin dia!" Suara Adnan tak kalah meninggi.

Pria itu terkekeh. "Saya berhak atas Kanya. Siapapun yang nyakitin dia adalah musuh saya, berani-beraninya kamu datengin Kanya lagi setelah kejadian waktu itu. Otak kamu dimana?! Udah nyakitin masih aja dateng, gak tau diri kamu!"

"Gue gak pernah punya tujuan nyakitin dia. Gue sayang dia. Gue cinta dia, mana mungkin gue nyakitin orang yang gue cintai." Tekan Adnan.

"Lalu kamu menyebut perlakuan kamu waktu itu sebagai tanda cinta? Iya? Cih, kelakuan kamu membuat Kanya terpuruk bahkan hancur. Gak liat keadaan dia sekarang?"

"Mending kamu pergi, jangan pernah berani datang kesini lagi. Jangan ganggu Kanya lagi." Ucapnya penuh penekanan.

Adnan tak menggubris ucapan pria itu, Adnan malah melangkah masuk ke kamar rawat wanita bernama Kanya itu. Adnan ingin mendekati wanita yang kini tengah menyembunyikan wajahnya dibalik tekukan kakinya serta kedua tangannya menutup telinga rapat-rapat. "Please, bolehin aku kesana ya?"

"PERGI!" Wanita itu kembali berteriak.

"Mohon maaf, ini akan mengganggu ketenangan pasien. Mohon anda segera pergi dari sini." Ujar suster itu lagi seraya menutup ruangan wanita itu.

Pria itu menghela napas panjang. Dia sungguh tak tega menatap kondisi wanita itu kini. "Tapi saya harus menemui dia sus,"

"PERGI DARI SINI ADNAN!" Bentak pria tadi. Ia kembali terbakar amarah melihat Adnan masih berada disini dan masih berusaha keras menemui Kanya.

My Beloved Husband [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang