Jangan lupa klik bintang dulu ya. Makasih orang baik☺❤
Dibaca yaa jangan sampe ada yang ke-skip, semua harus dibaca sama author note karena ada sesuatu yang aku sampaikan😅.
Happy reading🧸
▪︎
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
▪︎
Wanita itu tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya. Menyiapkan semua keperluan sang suami untuk berangkat bekerja adalah kewajiban seorang istri untuk sang suami.
"Astaghfirullah, kebiasaan ngagetin terus."
Riza tertawa pelan menanggapi ucapan Alyssa. "Wangi banget sih sayang," jangan tanya posisi keduanya sekarang tentu saja berpelukan, Riza mendekap sang istri dari belakang sedang sang istri tengah menyelesaikan masakan.
"Hari ini kamu masuk kerja 'kan?"
Riza mengangguk, masih fokus mencium rambut Alyssa sampai Alyssa terkekeh merasakan geli yang ditimbulkan suaminya. "Mas, jangan gini ih aku masih masak."
"Suruh siapa pake shampoo wanginya enak banget."
Alyssa menghela napas pelan. "Bantuin aku aja yuk, taruh ini di meja." Walaupun awalnya Riza enggan melepas dekapannya tapi akhirnya dia juga melakukannya.
Membantu pekerjaan istri adalah sebuah kebahagiaan kecil yang dirasakan istri karena suami ikut andil dalam pekerjaan rumah tangganya. Hal kecil ini pula yang akan menjadi benih-benih pahala bagi seorang suami.
"Sayang, dasinya dong." Setelah sarapan, Riza meminta sang istri untuk memasangkan dasinya. Padahal sebelum menikah dia selalu memasang sendiri dasinya, tapi semenjak menikah Riza merasa dirinya berubah manja dan selalu ingin dibantu Alyssa. Bahkan hal kecil sekalipun.
Alyssa mendekati suaminya ketika sudah selesai meletakkan piring kotor di tempat cuci piring. Alyssa meraih dasi suaminya lalu melingkarkan pada leher Riza dan selesai, simpul dasi itu sudah nampak rapi di leher suaminya.
Cup
"Makasih, Yang." Riza tersenyum melihat perubahan warna dari pipi Alyssa.
"Ih Mas Riza!" Alyssa mencubit pelan lengan suaminya. Ini adalah cara untuk menutupi pipinya yang memerah padam setelah perlakuan Riza tadi padanya. Sebenarnya ini kebiasaan Riza dari dulu, sejak awal menikah Riza sudah melakukan hal seperti ini.
Jantung Alyssa masih kerap kali berdetak lebih kencang ketika berada di dekat Riza ditambah kebiasaan Riza tadi, jantungnya semakin tidak bisa diajak kompromi.
"Udah gih berangkat, nanti keburu siang."
"Yaudah aku berangkat ya sayang, jaga diri dirumah. Jangan keluar rumah dulu untuk sementara sampe kondisi kamu pulih." Titah Riza yang diangguki sang istri.
"Assalamu'alaikum," tak lupa mengecup kening sang istri lembut, kebiasaan yang tak boleh ditinggalkan barang sekali saja.
"Waalaikumussalam, hati-hati Mas." Alyssa juga begitu, menyalami tangan suaminya adalah kewajiban setiap hari yang ia lakukan pada suaminya sebagai wujud bukti baktinya pada imamnya.
Alyssa mengantarkan Riza menuju garasi dan menunggu sang suami mengendarai mobil sampai hilang ditelan kejauhan baru setelah itu Alyssa masuk ke rumah.
Setelah suaminya bekerja, rumah sepi sekali. Tak ada siapapun disana selain dirinya. Daripada merasakan kesendirian yang mendera hatinya sedari tadi, wanita itu pun berjalan menuju dapur. Melakukan sebuah aktivitas didapur mungkin lebih enak untuk menghabiskan waktu daripada hanya duduk di depan televisi atau tidur dikamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Husband [On-Going]
Romance[Follow dulu sebelum baca] [Spiritual - Romance] - 𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐩𝐚𝐭 Arti pernikahan sejatinya memang sesuatu yang sakral. Mengarungi bahtera rumah tangga dengan pendamping ter...