#67 Because You Are..

1.4K 160 8
                                    

"Whoaahh.." Jisoo tidak bisa berkata-kata lagi selain mengucapkan kata itu.

"Adikku benar-benar cantik bukan.." senyum Hanbin yang terlihat tampan di cara pernikahan sang adik.

"Apakah kau, sejak hari ini dan seterusnya, akan menerima dalam keadaan senang atau susah, dalam keadaan kaya atau miskin, dalam keadaan sehat atau sakit, berjanji akan selalu mencintai dan menghargai satu sama lain sampai maut memisahkan? Kim Jisoo.."

"Ya, saya berjanji."

"Kim Jennie.."

"Ya, saya berjanji."

"Sekarang silahkan kalian berdua saling bertukar cincin." Kemudian mereka berdua saling memasangkan cincin di jari manis pasangan masing-masing.

"I love you Jen.." kini Jisoo sudah tidak merasa grogi lagi, ia merasa tenang dan lega karena apa yang ia takutkan sudah bisa terlewati dengan lancar.

"Love you too, Jisoo-ya.." mereka melakukan ciuman singkat di depan banyak kerabat yang datang.

"Selamat ya!!" teriak Hanbin dari kejauhan.

Keduanya berjalan menuju area luar dan bersiap-siap untuk melemparkan bunga, Jennie memegangnya dengan erat dan melemparkannya ke udara, tanpa di sangka-sangka Irene menerimanya dan kakinya tidak sengaja tergelincir.

"Awww.."

"Hey, hati-hati.." ucap seorang lelaki yang menahan tubuhnya dari belakang, June menutupi wajah gugupnya dengan senyuman manis.

"Hmm? Terima kasih." Irene segera memalingkan wajahnya dan menatap bunga dalam genggamannya penuh arti.

***

Jam 09.15 pagi, Jisoo masih terlalu sangat nyenyak dalam tidurnya namun sebuah bisikan nakal mulai mengganggunya. "Bangun sayang, sarapanmu sudah siap.." siapa lagi kalau bukan suara Jennie.

"Hmm.." Jisoo menarik napas panjang, ia mengedip-ngedipkan matanya dan melihat wajah Jennie yang sudah berada tepat di atas wajahnya.

"Sepertinya upacara pernikahan kemarin sangat melelahkan untukmu, aku hanya bisa melihat wajah polosmu saat kau tidur."

"Hmm.. semoga saja aku tidak mengigau atau apapun.." Jisoo menggosok matanya dan Jennie berniat untuk pergi kembali ke ruang makan. "Hey.."

"Whoahh.." dengan sekali tarikan, tubuh istrinya itu segera jatuh ke pelukan Jisoo, Jennie hanya bisa menarik napas panjang dan menatap wajah Jisoo yang sudah memposisikan dirinya di atas tubuhnya.

"Good morning, sweetheart, sarapan bisa nanti lagi, aku ingin mencicipi 'makanan manis' kesukaanku dulu.." goda Jisoo seperti biasa. "Aku ingin mengganti ronde semalam karena aku sudah terlanjur kelelahan.."

Chuu..

Jisoo mencium Jennie tepat di bibir manisnya, ciuman yang berbeda, bukan lagi karena napsu seperti dulu. Ciuman dalam penuh dengan kasih sayang, Jisoo tidak lagi egois, ia membiarkan Jennie menarik napas dalam-dalam dan melepaskan ciumannya. Sasarannya kali ini adalah area telinga dan leher sang istri, tangannya yang lentik kembali menjamah setiap senti kulit Jennie.

Namun saat tangan Jisoo hendak membuka bathrobe yang Jennie kenakan, gadis berwajah kucing lucu itu menghentikan tanganya. "Kenapa Jen?" Jisoo merasa bingung, takut jika ia sudah melakukan kesalahan.

"T-tunggu dulu, aku.. Aku tidak yakin kalau kau ingin melihat tubuhku yang sekarang., itu tidak semulus seperti dulu lagi, tidak secantik dulu.."

"Hey.." Senyum Jisoo. "Kenapa kau bisa berkata seperti itu? Ayolah Jen.. Kau masih tetap cantik seperti dulu, kau masihlah dirimu yang biasanya tidak ada yang bisa merubah itu." Jisoo mengelus bekas luka operasi yang pernah ia buat saat Jennie mendapatkan transplantasi. "Aku hanya ingin bilang kalau kau seharusnya bangga.."

"Hah? Bangga?"

"Iya, kau seharusnya bangga.." sebuah hembusan napas yang hangat terasa tepat di bekas lukanya. "Itu menjadi bukti bagaimana perjuanganmu melewati semua ini, itu akan menjadi cerita untuk dirimu sendiri di kemudian hari. Jangan malu Jen, luka ini akan menjadi pengingat tentang kita berdua, tentang perdebatan yang kita lakukan dan bagaimana sulitnya hubungan yang kita jalani selama ini.." akhirnya Jisoo hanya bisa merebahkan tubuhnya di sisi Jennie dan memeluknya dengan erat.

"Kita harus melanjutkan kehidupan kita berdua seiring berjalannya waktu, tidak peduli berapa banyak hari, bulan atau tahun yang kita lewati.. Aku hanya ingin kau tau jika cintaku padamu tidak akan pernah berkurang..

Aku akan selalu mengingat kenangan saat dimana pertama kali kita bertemu..

Aku merasa jika semua itu baru saja terjadi seperti hari kemarin.. Setiap air mata yang keluar karena kebahagiaan atau kepedihan.. Setiap kenangan kita sangat jelas di dalam pikiranku..

Karena kau adalah cinta sejatiku.."

***


Stay Alive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang