Kedua langkah mereka terlihat sama-sama gontai, mereka sepertinya sangat malas untuk berada di kantor polisi dan membahas masalah yang membosankan ini. Dari kejauhan, Jisoo dan Seulgi bisa melihat Jungkook dan seorang lelaki paruh baya sedang berseteru, bahkan lelaki itu sudah mengenakan perban untuk menopang tangan kirinya yang cedera dan cervical collar (penyangga leher) untuk lehernya yang patah karena ulah Jisoo.
Tak sengaja tatapan keduanya saling bertemu. "Itu itu!! Itu perempuan jalang yang membuatku hampir saja mati!!" tunjuk Jungkook sambil berteriak ke arah Jisoo. "Masukan dia ke dalam penjara!!" Seulgi dan Jisoo hanya berjalan melewatinya sambil memberikan tatapan datar, seolah-olah lelaki itu sudah gila dan mereka tak mengenalnya sama sekali.
"Kalung anjing yang baru, Kookie? Itu sangat pas denganmu." ledek Jisoo sambil menunjuk ke arah lehernya.
"Rgghhh.." geram Jungkook.
***
Mereka di pertemukan di dalam sebuah ruangan, Jungkook dengan pengacaranya, sedangkan Jisoo dengan Seulgi.
Braakkk..
"Pembelaan diri katamu?! Akulah yang menjadi korban disini, lihat aku!! Wanita itu yang membuatku seperti ini!!" setelah menggebrak meja dengan keras, Jungkook kembali menghardik Jisoo dengan segala macam umpatan. "Kau tidak akan bisa lolos dari masalah ini." tangannya mengepal sangat kuat.
"Sudahlah Tuan Jeon." pengacaranya berusaha menenangkan namun lelaki itu tak berhenti menatap Jisoo dengan tatapan tajam.
"Saya yakin, bukti dari rekaman cctv adalah bukti yang paling kuat, Pak. Client anda memulai perkelahian lebih dulu dengan menarik senjata dan menodongkannya pada dr.Jisoo. Dia hanya membalas untuk melindungi dirinya sendiri dan itu dibenarkan sebagai bentuk pembelaan diri."
"Dan juga, tentang semua yang kau katakan tentang Roseanne, aku sudah merekamnya juga." Jisoo mengeluarkan ponselnya dari balik jaket.
"Hah?" Jungkook terlihat gugup.
"Semuanya ada disini, percakapan di antara kita."
"Hah, terserah!! Dialah yang memintanya sendiri, tapi jangan khawatir aku sudah memberikannya sebuah pelajaran keras tentang arti sebuah 'cinta' yang pantas dia dapat dariku. Sebelum aku kirim dia ke neraka, tentunya."
Rekaman itu di putar di hadapan mereka semua. "Aku yakin kau ingat dengan semua perkataan itu kan?"
"OMONG KOSONG!! PERCAKAPAN APA ITU HAH?! KAU SUDAH MERENCAKAN INI SEMUA KAN!! DASAR PELACUR SIALANN!!!"
"AKU TIDAK AKAN PERGI KE PENJARA!! FCK YOU!! AYAHKU MEMANGGILMU UNTUK MELINDUNGIKU! LAKUKANLAH PEKERJAAN BODOHMU ITU, DICKHEAD!!" bentak Jungkook pada pengacaranya.
Jisoo dan Seulgi hanya terdiam, masih dengan tatapan datarnya dan mereka melipat kedua tangannya di depan dada. Jungkook benar-benar seperti orang gila sekarang.
"Tuan Jeon, tolong kendalikan dirimu. dr.Jisoo, saya yakin ada kesalahpahaman disini, pada kasus ini masalahnya adalah perselisihan antara anda dan client saya, Nona Rose tidak ada hubungannya dalam masalah ini. Dan video ini di ambil tanpa sepengetahuan dan persetujuan client saya, saya tidak percaya jika bukti percakapan yang di rekam dengan melanggar hukum tersebut dapat di jadikan bukti yang valid di persidangan nanti." Jisoo dan Seulgi menatap mata lelaki tua itu secara tajam, berusaha mencari letak kelemahannya.
"Aku takut semua ini hanya akan di anggap sebagai sebuah perselisihan kecil saja di antara kita."
"Apa?!" ucapannya memang sangat sederhana namun bersifat sedikit merendahkan harga diri sang dokter, Jisoo yang awalnya biasa saja sekarang sudah naik pitam karenanya. "Apa yang kau bilang barusan?" sebelum Jisoo menghajar lelaki tua itu, Seulgi pun mengangkat salah satu tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alive [END]
FanfictionKim Jennie, seorang gadis muda yang selalu berharap jika hari esok bukanlah hari terakhir dalam hidupnya. Suatu harapan dan dukungan dari keluarganya yang selalu menguatkan gadis itu, sampai suatu saat harapan itu berubah menjadi seseorang yang menj...