#56 Old Habits

784 129 7
                                    

"Ini bukan pertama kalinya aku merasakan perasaan ini, tapi sekarang aku merasa jika aku sudah kehilangan semuanya termasuk tujuan dan arah hidupku. Hanya ada dua alasan kenapa aku masih bisa menjalani kehidupan ini, pertama ada pekerjaanku dan kedua tanggung jawabnya."

"Dokter.. Bangun.." Jisoo yang masih setengah sadar dari lamunannya segera menggosok matanya dan menatap seorang suster yang dari tadi memanggil namanya.

"M-maafkan aku, jam berapa ini?"

"Ini sudah malam sebaiknya kau pulang ke rumah, ini sudah hari kesekian kau ada disini, ini sudah seminggu dok."

"Hahaha.. tidak apa-apa, tidak apa-apa, aku sudah biasa begadang juga, aku akan pergi mandi saja.."

"Apa kau ingin segelas kopi?"

"Oh iya terima kasih."

"Baiklah, aku akan menyimpannya di mejamu nanti."

"Rumah? Kau tidak tau jika aku sangat ingin kembali ke rumah dengan seseorang yang sedang menungguku disana, menyambutku saat aku pulang.."

Jisoo berjalan menyusuri koridor lagi dan hanya ada keheningan disana sama seperti isi hatinya.

"Tapi kembali lagi karena rutinitasku yang padat aku tidak bisa melakukan itu dan karenanya juga aku selalu berhenti di satu ruangan yang sama tanpa pernah bisa berpaling darinya.. Tunggu dulu, aku yakin jika ini adalah ruangannya Jennie, sedang apa mereka?"

Terlihat dua orang suster sedang membenahi kamar Jennie dan tidak ada penghuninya disana.

"Permisi, kemana pasien yang ada di kamar ini?"

"Oh dia sudah meminta izin untuk rawat jalan di rumah saja jika aku tidak salah ingat dan dia baru saja pergi pagi ini."

"Dia pulang ke rumah? Aku terus memohon di dalam hati dan semoga itu benar.."

Dengan kecepatan tinggi Jisoo memacu motornya dan kembali pulang ke rumah, ia terus berlari secepat yang ia bisa untuk sampai ke pintu namun suasananya sangat sepi.

"Apakah dia masih disana? Masih menunggu?"

"Jen..!!" Tidak ada siapapun disana yang terdengar hanya desah napas Jisoo yang memburu karena kelelahan.

"T-tidak ada siapa-siapa?"

"Tidak ada tanda-tanda dari wanita yang aku cintai lagi?"

Semuanya bersih, semua barang-barang Jennie sudah tidak ada di rumah Jisoo, spreinya, pakaiannya, semua barang-barangnya sampai ke hal terkecil pun menghilang bahkan tanaman yang sering Jennie siram pun sudah layu.

"Semuanya sudah bersih hampir seperti saat-saat dimana dia belum atau bahkan tidak pernah ada dia disini, dia benar-benar pergi.."

Jisoo menjatuhkan helmnya dan mulai berjalan gontai, menjatuhkan diri ke lantai, menekuk kedua kakinya dan menangis dalam diam.

"Tapi aku masih merasa jika semuanya seperti baru saja terjadi kemarin, tempat ini penuh dengan memori tentangnya.. tentang kita.. Bagaimana kau bisa berharap agar aku bisa tetap tinggal di suatu tempat yang terus mengingatkanmu jika kau sudah pergi?"

"Aku merindukanmu Kim Jennie, sungguh.."

Jisoo berjalan di antara banyak orang, ia berdiri di tengah-tengah keramaian tapi yang ia rasakan hanyalah kesepian.

"Apa yang harus aku lakukan untuk menghentikan rasa sakit ini?"

"Kembali ke kebiasaan lamaku?"

Jisoo kembali ke bar yang dulu sering ia datangi, duduk sendirian di sana sambil memesan sebotol minuman. Ia tidak di temani oleh siapapun sampai akhirnya dua orang wanita asing melihat dan mendekatinya namun Jisoo tidak tertarik sama sekali.

Mereka pun memesan kamar hotel, kedua wanita itu berusaha menggoda Jisoo namun Jisoo hanya terdiam dengan tatapan kosong, berkali-kali salah satu wanita itu mencoba untuk mencium Jisoo, Jisoo selalu mengelak dan enggan membalasnya.

"Jauh di dalam diriku.. Aku sudah mati rasa dengan mereka.. Aku mati rasa dengan orang lain."

Tubuh Jisoo sudah setengah telanjang, ia berusaha melupakan apa yang sedang ia rasakan sekarang tapi tiba-tiba bayangan Jennie terlintas di benaknya.

"M-maafkan aku, aku harus segera pergi, dah.." Jisoo segera memakai pakaiannya dan meninggalkan mereka berdua disana.

"Astaga dia sangat menyebalkan.."

"Hanya membuang-buang waktu saja.."

"Tidak tidak, aku tidak bisa kembali lagi kesana, tidak dengan kebiasaan lamaku. Mau sekeras apapun aku berusaha atau menghalalkan segala cara, aku tetap tidak bisa menghapus bayangannya dari hidupku.."

"Tidak ada caranya.. Bahkan selamanya pun belum tentu.."

Jisoo akhirnya menjatuhkan pilihannya pada hujan, biar air hujanlah yang membawa kenangannya pergi bersama Jennie.

***

Stay Alive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang