#54 Forged

811 122 1
                                    

"Apa kau bercanda? Tunggu sebentar, apa kau baru saja minum?" tercium bau minuman dari mulut Lisa dan Irene tau jika wanita ini sedang mabuk. Perlahan salah satu tangan Lisa menjalar ke arah selangkangan Irene dan sontak Irene segera menepisnya. "H-hey!! Apa yang kau lakukan direktur? Kita masih menggunakan pakaian kerja seperti ini.. Kita tiba bisa melakukannya disini!!"

"Sudahlah jangan banyak protes, kau juga akan menyukainya nanti.." saat Irene sibuk menurunkan rok yang sedang ia pakai karena semakin tersingkap, Lisa justru semakin menaikannya dan berusaha menjilati leher Irene, memaksanya agar segera terangsang. "Tidak ada CCTV yang akan melihat kita kan? Tapi kita bisa segera pindah tempat jika kau takut ketauan, kau tau apa maksudku kan?"

Irene sudah pasti mengiyakannya, di apartemen Lisa wanita itu sudah setengah tergantung dengn kedua tangan yang terikat kuat ke atas.

"Ngghhh.. Ahhh.. Ahhh.." tubuhnya yang seksi semakin menarik ketika sedang menggunakan lingerie berwarna hitam dan tampak dengan jelas jika pantatnya penuh dengan garis merah hasil lecutan cambuk yang Lisa lakukan.

"Haaahhh.." Lisa menarik napas panjang dan berdiri sambil merenggangkan badannya. "Lihat garis-garis merah di punggung dan pantatmu, terlihat sangat seksi.. Aku bisa merasakannya, kalau aku benar-benar menikmati permainan ini." Lisa mengambil minuman miliknya, menyesapnya sesaat dan kembali menelusuri tubuh Irene dengan cambuk yang ia pegang.

"Terima kasih Nyonya.." jawab Irene karena itulah yang seharusnya di ikuti oleh seorang submissive. Dia harus menuruti apa yang di perintahkan oleh Dominator, dia harus mau di perlakukan seperti apapun dan dia juga harus berkata sopan. Irene mengangkat kepalanya dengan pasrah saat kedua matanya masih berada dalam keadaan tertutup, ia tidak tau apa yang akan di lakukan oleh Lisa kepadanya.

"Apa kan menikmatinya juga hmm? Kau memang terlihat seperti pelacur.." Lisa menghabiskan minumannya, menahannya di dalam mulut dan membuka penutup mata yang Irene pakai. Ia sedikit menjambak rambut Irene dan menuangkan anggur merah itu ke dalam mulut Irene dengan paksa melalui mulutnya.

"Aahhh.. Ngghhh.." Lisa mengakhirinya dengan ciuman kasar, kemudian melepaskan semua pakaian yang di pakai oleh Irene dan menarik tali yang di gunakannya untuk mengikat leher Irene.

"Sekarang sudah waktunya beralih pada permainan lain, little kitten.." Lisa terduduk di kasur dan Irene menunggu aba-abanya. "Aku sedang merasa good mood sepertinya kau pantas mendapatkan sedikit hadiah dariku. Budak seks seperti kau seharusnya tidak membutuhkan perintah apapun, kau juga tidak akan melupakan semua hal yang tidak boleh kau lakukan pada Tuanmu kan? Kemari dan selesaikan semuanya.."

"Baik Nyonya." Irene mulai menindih tubuh Lisa, ia mencumbu Lisa dengan sedikit kasar dan salah satu tangannya pun meremas payudara milik Lisa, menjilat leher jenjangnya dan beralih ke arah dadanya. Kini tugas Irene hanyalah memuaskan napsu yang sudah mereka mulai sedari tadi, dengan telaten Irene menjilati setiap senti dari kulit Lisa sampai dengan ke area sensitifnya. Dan tanpa di sangka-sangka jika Irene ternyata mahir dalam melakukan Lick.

Merasa birahinya semakin memuncak, Lisa meremas kain sprei kasurnya dan semakin membuat kedua kakinya terbuka lebar. "Ahhh.. Kim Jisoo.." desah Lisa dan seketika Irene menghentikan jilatannya.

"Hmm? Apa yang kau lakukan? siapa yang menyuruhmu berhenti?" momen akan mencapai klimaks pun gagal.

"Oh jadi aku berubah menjadi Kim Jisoo sekarang? Apa sedari tadi kau sedang berfantasi melakukan itu semua bersamanya?" Irene menatap Lisa dengan tatapan datar.

"Astaga Irene.. Aku hanya keceplosan saja.." Lisa berusaha mengelak.

"Hanya? Sudahlah kau selalu banyak alasan kalau sudah ketahuan. Di pikiranmu itu hanya ada Jisoo, Jisoo, Jisoo dan Jisoo saja. Memang kalau kita ini hanya bermain-main saja tapi kalau kau terus menerus membicarakan dia saat kita sedang seperti ini, aku juga malas." Irene segera menyambar pakaiannya dan berbenah.

"Ayolah Irene, jangan seperti ini.. Itu hanyalah kebiasaan lama, susah di hilangkan tapi aku sudah berusaha kan."

"Kita sudahi saja.." saat Irene sedang mengenakan pakaiannya ia tidak sengaja menyenggol tumpukan berkas yang ada di sampingnya dan isinya mulai berhamburan. "Ini apa? Bukankah ini adalah hasil lab dari pasien itu ya?" Irene berusaha memunguti kertas yang berjatuhan dan ia melihat sebuah hasil lab. "Apa maksudnya ini Lalisa? Salinan kertas ini tidak sama dengan yang aslinya."

"Sudah simpan saja." Lisa merebut kertas itu dari tangan Irene.

"Jangan bilang padaku jika kau memalsukan salinannya. Apa yang kau pikirkan hah? Kau ini Direktur!! Tidak etis jika seorang direktur berbuat curang seperti ini!!"

"Itu bukanlah suatu masalah jika kau belajar untuk menutup mulutmu itu Irene."

"Apa kau mau main-main dengan nyawa seseorang? Apa kau gila?"

"Tidak peduli dengan caranya yang penting adalah hasilnya nanti." Lisa menatap ke arah Irene dan mendekati wanita itu. "Aku tidak melakukan hal aneh, aku hanya menambahkan hal ini dan itu, hanya hal yang di perlukan saja. Jangan sampai hal seperti ini malah membuat kita bad mood.." Lisa mengunci kedua tangan Irene, membuatnya menjadi tidak bergerak. "Semuanya akan baik-baik saja." salah satu tangannya kembali merangsek masuk ke dalam g-string yang Irene pakai dan memainkan klitorisnya perlahan-lahan.

"Seorang budak seks yang tidak patuh dan membuat kesal Tuannya adalah budak yang buruk dan kau tau apa yang akan terjadi jika Tuannya marah?"

"Ahhhh.." setiap sentuhan jari Lisa di selangkangannya membuat Irene menggelinjang geli.

"Kau lebih cocok mendapatkan hukuman di bandingkan sebuah hadiah ya dan aku yakin kalau kau sangat pantas mendapatkan beberapa cambukan huh?"

"Ahhh.. J-jangan.. Lalisa."

***

Stay Alive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang