"Aku perintahkan kau untuk keluar sekarang!!"
"Kurang ajar kau Lisa.." batin Jisoo yang masih berdiri mematung dan Lisa yang masih menunggu Jisoo meninggalkan ruangan itu. Semua yang ada di ruangan terdiam, mereka saling menunggu apa yang akan di lakukan Jisoo.
"Mereka berdua sama-sama keras kepalanya." bisik salah satu petugas.
"Yang benar saja, aku yakin dia tidak akan pergi dari sini."
"Tapi itu perintah Direktur."
"Hmm, dr.Chu. Ini harus segera di selesaikan, tolong pikirkan lagi apa yang akan kau lakukan."
Claangg..
Jisoo melempar pisau itu ke tempatnya kemudian melepaskan semua pakaian operasinya. "Aku percayakan operasi ini padamu June." Jisoo berjalan dengan perasaan kesal melewati Lisa. "Apa kau sudah puas, Direktur?"
"Fck!!" Kini ia hanya bisa melihat Jennie yang masih berada di dalam sana padahal operasinya akan selesai sebentar lagi. "Bertahanlah Jen.."
***
Hanbin menemani Jisoo duduk di ruang tunggu dan tak lama kemudian June keluar dari ruang operasi. "Akhirnya selesai juga.."
"June!!"
"Akhirnya dokter keluar, bagaimana keadaan adikku dok? Apa dia baik-baik saja?"
"Dia sangat baik tidak ada yang perlu di khawatirkan semuanya berjalan dengan lancar, sekarang ia sedang di pindahkan ke ruangannya dan masih belum sadar dari pengaruh bius."
"Aku berterima kasih padamu June." ucap Jisoo.
"Ah, itu bukan apa-apa, aku hanya menyelesaikan apa yang kau mulai dok."
"dr.Chu.." seseorang memanggil Jisoo. "Direktur ingin kau menemuinya di kantor." sesuai dengan perkiraan Jisoo, masalah ini akan semakin memanjang.
Petugas itu mengantar Jisoo sampai ke ruangan Lisa. "Kau boleh keluar sekarang."
Lisa berdiri dari tempat duduknya. "Sepertinya aku sudah tidak perlu lagi menjelaskan kenapa kau ada disini, apa yang kau lakukan hari ini sudah menyalahi aturan Kim Jisoo. Kau bisa saja melakukan apapun yang ingin kau lakukan untuk orang yang kau sayangi tapi jangan pernah lakukan hal bodoh terutama menunda semua jadwal selagi kau masih memegang tugas menjadi seorang dokter."
"Tindakanmu bisa saja membuatmu di hapus dari daftar jadwal operasi atau kau akan di skors untuk sementara waktu."
"Ini semua kau lakukan hanya untuk satu orang, bukankah ini sudah keterlaluan Kim Jisoo? Kau tidak harus bertanggung jawab untuk melakukan operasi padanya, mereka bisa saja mencabut izin kerjamu atau apapun itu."
Jisoo menatap Lisa dengan datar. "Jadi kesimpulanmu adalah.."
"Apa kau sudah gila hah?! Apa kau benar-benar akan membuang semua yang sudah kau bangun untuk karirmu demi seorang bocah penyakitan seperti dia?!" bentak Lisa.
"Iya." jawab Jisoo. "Karena untukku hidupnya adalah segalanya untukku, jujur saja jika aku bisa menjadi pendonor untuknya, aku akan dengan senang hati melakukannya."
Lisa meremas kuat tangannya, ia tidak percaya Jisoo malah membalas semua ucapannya. "Jika kau mau menghentikanku untuk sementara waktu silahkan lakukan saja, kalau tidak aku akan pergi sekarang." Jisoo pun melangkah keluar dari ruangan Lisa.
Sraaakk..
Semua kerja yang ada di meja kerjanya berhamburan. "Persetan denganmu Kim Jisoo!!"
"Kenapa? Kenapa Chu? Bagaimana bisa kau memberikan seluruh hidupmu hanya untuk hal seperti ini? Aku tidak pernah meminta kau melakukan ini padaku tapi kenapa kau tidak pernah melakukannya untukku?"
Seorang suster melihat Jisoo sedang duduk termenung di samping ranjang Jennie, sendirian. "Mungkin kau butuh istirahat dok, ada suster bagian anastesi yang sudah memeriksanya barusan tidak ada yang perlu di khawatirkan."
"Hmm.. Tidak, aku tidak apa-apa, aku ingin ada disini ketika dia terbangun nanti, dia pasti merasa ketakutan."
"B-baiklah dok."
Tidak lama kemudian, tangan Jennie mulai bergerak dan matanya perlahan mengerjap. "Ahh.. akhirnya kau sadar juga."
"Suster, bisakah kau panggilkan dr.June kemari? Dia sudah mulai sadar."
"Ya ya.."
"Kau akan baik-baik saja, sebentar lagi mereka akan mengecek apakah tenggorokanmu baik-baik setelah operasi tadi."
"I-ini sakit sekali.."
"Oh Jen.." Jisoo pun memeluk Jennie perlahan. "Semuanya akan baik-baik saja aku ada disini.."
"Melihatnya kesakitan.. Dengan wajahnya yang polos tidak tau apa-apa, membuatku ingin menangis.. Jika saja ada kemungkinan agar aku bisa menggantikannya menerima semua rasa sakit ini agar ia tidak menderita.."
"Kau akan segera melewati semua ini Jen, aku janji.."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alive [END]
FanfictionKim Jennie, seorang gadis muda yang selalu berharap jika hari esok bukanlah hari terakhir dalam hidupnya. Suatu harapan dan dukungan dari keluarganya yang selalu menguatkan gadis itu, sampai suatu saat harapan itu berubah menjadi seseorang yang menj...