151515

2.3K 485 68
                                    



Rosé sama sekali tidak panik mendengar kabar itu saat Lisa; gadis berambut pendek hitam tadi panik bukan main. "Bodoh, kau mengirim foto itu pada siapa?!" Bentak Lisa.

Rosé kembali melirik foto tersebut. "Sepetinya Lucas."

"LUCAS?!" Lisa mengusap wajahnya kasar. "Kau percaya pada pria brengsek itu?! Rosé, fotomu disebar di sosial media! Semua orang bisa melihatnya."

Rosé terdiam sebentar, matanya melirik padaku yang juga terdiam. Aku jelas mengerti apa yang Lisa bicarakan—aku tidak sebodoh itu, tapi nampaknya Rosé sama sekali tidak peduli.

"Sudahlah, aku yang melakukannya, aku sudah tahu konsekuensinya."

Lisa memisuh, lalu menoleh ke arahku. "Kau siapa?" Tanyanya, tapi aku tidak menjawab, Lisa pun mengedikkan bahu dan pergi dari sana, katanya dia akan mengancam Lucas untuk menghapus foto itu.

Hening sebentar di antara aku dan Rosé.

Banyak yang memperhatikan kita, mereka berbisik-bisik sambil menunjuk layar ponsel, aku dapat mendengar kata 'jalang', 'pelacur', dan 'murahan' yang aku yakin ditujukan pada Rosé.

Tidak susah untuk menemukan foto Rosé di sosial media, banyak yang menyebarnya di akun gosip sekolah, mataku melirik Rosé sekali lagi, tidak ada ekspresi di wajahnya.

Bukankah ini kacau?

Maksudku, foto dirinya tanpa busana sudah tersebar, bukankah ini hal yang buruk?

"Kau mengirimkannya pada Lucas?" Tanyaku.

"Ya."

"Kenapa?"

Dia menoleh. "Apa yang kenapa? Kami berpacaran, kau mau juga?"

Aku tidak mengerti, kutatap lagi foto Rosé di situ. Rosé mengirimkannya pada Lucas, harusnya itu tidak jadi masalah, hubungan kami tidak pernah serius, tapi rasanya seperti melihat dia sedang berselingkuh secara terang-terangan di depan mata.

Seharusnya aku tidak peduli, kami tidak saling jatuh cinta, hanya bermain-main, walau kami ini 'berpacaran', aku yakin hubungan kami tidak seperti di novel romansa yang Rosé berikan kemarin: saling terikat, tidak boleh selingkuh, saling menyayangi. Seharusnya tidak.

Rosé sudah terang-terangan mengatakan dia mempunyai 2 kekasih lain selain aku, dan aku sejak awal tidak mempermasalahkannya, itu menunjukkan kami memang sama sekali tidak serius.

Tapi saat aku menatap wajah Rosé, tidak ada hasrat untuk membunuhnya kali ini.

Sedangkan saat Lucas ditarik ke dalam kelas oleh Lisa, kami saling melempar tatap, terbesit ide kecil dalam pikiranku.


Pukul 8 pagi, langit sedang mendung, kelas ramai, suhu cukup rendah untuk musim gugur, daun-daun berwarna oranye terjatuh ke jalanan, diinjak banyak orang yang memakai pakaian lumayan tebal dengan asap tipis yang keluar dari mulut mereka saat berbicara.

Mengingat kelasku berada di lantai 3, bukankah ini waktu yang tepat untuk mendorong pria brengsek itu dari jendela kelas?

Sepertinya iya.

𝐖𝐞𝐢𝐫𝐝𝐨𝐬❜🪵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang