Taehyung berjalan tergesa menaiki anak tangga menuju lantai dimana ruangan Suho berada. Dia kali ini benar-benar menikmati keuntungan memiliki kaki yang panjang. Dengan segera, dia sudah sampai di depan pintu putih yang tangga darurat lantai tujuannya. Saat dia membuka pintu, dia segera berhambur menuju ruangan yang menjadi tujuannya.
"Pengacara Kim? Apa ada yang bisa saya bantu?" Seperti biasa, Nyonya Choi adalah penerima tamu yang baik.
"Di mana Suho Hyung?" Tanpa basa-basi Taehyung langsung mengutarakan tujuannya dan sebelum mendengar jawaban dari Nyonya Choi, dia melihat ruangan pribadi Suho yang biasa dipakai untuk konsultasi pribadi korban tertutup rapat. Dengan tidak lagi memperdulikan Nyonya Choi yang hendak memeprsilahkan dia untuk duduk, Taehyung langsung berjalan cepat menuju pintu dan membukanya dengan segera.
Suho dan Sooyoung yang tengaah tertawa satu sama lain menjadi pemandangan yang Taehyung lihat pertama kali. "Sedang apa kau disini?"
"Aiish bikin kaget saja. Apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu?" Suho dengan wajah kesallnya langsung menjawab pertanyaan Taehyung sambil bersiap berdiri untuk menyambut kedatangan Taehyung.
"Sedang apa kau di sini?" Tapi Taehyung sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Sooyoung yang sama sekali tidak perduli akan keberadaannya. Dia malah bersikap seolah-olah tidak melihat ada yang datang sama sekali.
"Ya, Taehyung-ah. Ada perlu apa kau kesini? Apa ada hal penting?" Suho masih belum menyerah, dengan senyum ramahnya dia kini sudah berdiri dan mencoba membuat Taehyung yang sepertinya sangat terburu-buru untuk duduk dan bicara dengan tenang.
"Aku bertanya padanya hyung!" Taehyung malah membalas Suho dengan kesal, dia kembali berfokus pada Sooyoung. "Apa urusanmu sudah selesai? Kalau sudah, kau harus ikut denganku."
Sooyoung merasa tak tahan lagi. Dia sekarang berdiri dari duduknya dan dengan raut wajah datar menatap Taehyung sekilas. "Aku sibuk tahu." dia lalu beralih pada Suho yang terdiam di hadapannya. "Jika tidak ada hal alin lagi, aku permisi. Nanti aku akan usahakan dan akan memberi kabar secepatnya."
"Aku harap itu kabar baik." Suho membalas jabat tangan Sooyoung.
Baru berapa detik tangan mereka sudah kembali terpisah, dengan kasar oleh orang yang merasa diabaikan yang masih berdiri dengan kedua kakinya yang kokoh__ sekuat tekadnya ayng kokoh, di samping pintu dengan suit abu-abunya. "Ayo ikut aku!"
Tangan Sooyoung persis berada di genggaman Taehyung. Sooyoung yang hendak mengelak malah tersentak kedepan karena di tarik dengan cepat oleh Taehyung yang mulai melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan pribadi Suho.
"Aku permisi Jaksa Kim." Sooyoung yang sudah berada di ambang pintu berusaha untuk tidak melupakan ucapan salamnya kepada Suho. Dia juga tidak lupa membungkuk membalas salam dari Nyonya Choi yang masih berdiri di dekat pintu keluar dengan raut wajah terheran-heran. "YAA Pelan-pelaaan!"
' Dari dalam, Suho dapat mendengar teriakan kesal Sooyoung yang semakin menajuh.
"Ada apa dengan Jaksa Kim Taehyung ya?" Nyonya Choi yang biasanya sangat bijak dan tidak perduli dengan hal-hal yang tidak penting kali ini dengan tanpa pikir panjang menanyakan keheranannya pada Suho yang sudah berdiri dihadapannya. Menata keheningan pintu yang terbuka setelah kepergian Taehyung dan Sooyoung tadi.
"Aku juga tidak tahu. Dia terkadang memang menjadi orang lain, Taehyung tidak mudah di tebak orangnya,"
"Aku belum pernah melihatnya seperti itu." Balas Nyonya Choi sambil kembali menuju kursinya yang sudah terbentang menunggu.
*****
"Kenapa sih?"
Sooyoung menarik tangannya yang berada di cengkraman tangan Taehyung dengan sekuat tenaga. Dia merasa sangat rishi dan begitu terganggu dengan kehadiran Taehyung yang tiba-tiba.
YOU ARE READING
IN WAR! (COMPLETED)
Action" Ini menyangkut banyak orang. Kalian yang tentukan. Jika setuju , kematian mengejar kalian. Dan jika memilih mundur, kalian tidak akan diakui. Kami memilih yang paling unggul. Tapi, mereka juga bukan orang yang bisa dipandang sebelah mata. Saat...