TIGA PULUH

9 3 0
                                    


Jin Do Hyuk sedang duduk di ruangan remang dengan dua orang didepannya. Dua orang lain berjaga di depan pintu. Cukup lama dia dan dua orang dihadapannya terdiam.

Tidak ada percakapan yang terjadi sebelum seorang anggota geng masuk sambil berlari. "Tuan, kapal yang akan Anda tumpangi sudah siap." Ucapnya pelan.

Jin Do Hyuk mengangguk dan memberi isyarat agar orang itu segera kembali.

"Bagaimana sekarang, Ayah? Kau juga akan ikut, kan?"

Tuan Jin menggeleng, "tidak, Nak. Ayah akan tetap disini dan mempertanggung jawabkan semuanya." Dia menghela napas. "Ayah sadar ini semua salah ayah, tapi, biar ayah menanggungnya sekalian, ayah akan membiarkanmu pergi dan akan menerima semua hukumannya."

Jin Do Hyuk menggeleng. "Tidak ayah, nasi sudah menjadi bubur. Ayo kita pergi bersama dan memulai kehidupan baru di tempat yang jauh, aku tidak mungkin membiarkan mereka menangkap ayah. Ayah sadar, kan, apa yang sudah ayah lakukan? Hukumannya pasti ...."

"Aku tahu nak. Tapi mau bagaimana lagi. Ayah adalah seorang yang bekerja di pemerintahan. Bagaimanapun masa lalu ayah, ayah menjadi seperti sekarang karena niat ayah yang tulus ingin mengabdi kepada Negara. Jika ayah harus dihukum, maka biarkan masyarakat melihat ayah sebagai peringatan bagi mereka ...."

"Ayah ...."

"Ayah sudah kehilangan ibumu karena kesalahan Ayah. Ayah tidak ingin kehilangan kau juga."

"Aku tidak mau ayah."

"Ini perintah! Pergilah."

"Ayo, Jin Do Hyuk! Mereka akan berangkat dua puluh menit lagi. Kita harus segera berada didalam agar tidak ketahuan." Cha Do Hyun yang tidak tahan akhirnya buka suara.

*****

Menteri Jin keluar dari persembunyiannya didampingi dua orang yang berjaga di depan pintu tadi. Mereka sudah memastikan jika diluar aman. Mereka pun berjalan dengan terburu menuju sebuah mobil hitam yang terparkir disamping dermaga. Seorang supir sudah menunggu mereka disana, ketika Mentri Jin masuk. Tiba-tiba mobil bergerak sebelum kedua pengawal itu sempat masuk. Mereka berlarian mengejar dengan panik. Namun, dari arah lain seseorang menyerang mereka dengan hantaman yang keras. Mereka terjatuh pingsan. Melihat itu, mobil sedan yang membawa Tuan Jin pun berhenti. Seseorang lain kemudian masuk.

"Anda kami tangkap, Pak!" Kyuhyun menatap lekat-lekat mata orang didepannya. Tidak ada perlawanan ataupun jawaban dari orang itu.

Setelah beberapa menit berlalu, Kyuhyun kembali berbicara. "Saya tahu Anda sedang mengulur waktu bukan? Tapi, Anda pasti juga sudah tahu jika saya tidak datang sendirian. Bahkan, tim bantuan sudah bersiaga didepan sana. Mobil Kejaksaan akan segera tiba dan membawa Anda dengan surat penangkapan."

"Kami menemukan mereka, Pak!" Sooyoung berteriak di Earphone dari sebrang sana.

"Baik, komando saya serahkan pada kapten Park. Saya akan segera menyusul."

"Siap, Pak!"

Kyuhyun keluar dari mobil saat orang lain yang menggantikannya masuk. "Bawa beliau keluar ...." Dia kembali menatap Tuan Jin dengan nanar. Dia sama sekali belum mengerti kenapa semuanya menjadi begitu rumit seperti ini. Dia masih belm mempercayai jika orang yang sangat dia hormati di hadapannya ternyata bukan orang yang seperti dia kira. ".... mobil kejaksaan akan segera datang dengan surat penangkapan mereka." lanjutnya lagi sambil melangkahkan kaki keluar dari mobil.

"Siap, pak!"

*****

15 menit yang lalu....

Sooyoung masih mengobrol dengan Jinyoung sambil bersembunyi dibalik container. Saat seorang tak dikenal melintas melewati mereka dengan terburu-buru. Jinyoung hendak menyusul, bersamaan dengan laporan Eunwoo yang terdengar di Earphonenya,

IN WAR! (COMPLETED)Where stories live. Discover now