Jungwoo terlihat membawa beberapa kantong belanjaan pagi ini. Dia berlari menaiki tangga menuju rumahnya. Dia membuka pintu gerbang berwarna hitam setinggi pinggang, dan mendapati halaman rumah mulai kembali menghijau. Musim semi telah tiba.
"Hyunwoo-ya~ Park Hyunwoo!"
Jungwoo selesai menyimpan belanjaannya di dapur, saatnya dia membangunkan Hyunwoo.
Namun, anak kecil itu tidak ada dikamarnya. Jungwoo terkejut. Dia tidak melihat Hyunwoo berkeliaran dimana pun saat dia kembali ke rumah tadi. Tapi Jungwoo yakin, anak itu tidak akan pergi jauh pagi-pagi begini. Dan lagi, cuaca diluar masih cukup dingin.
"Hyunwoo-ya, kau dimana?" Jungwoo memanggil Hyunwoo sekali lagi. Dia kembali mengelilingi rumahnya, mencari Hyunwoo di setiap ruangan. Tapi tidak ada.
Jungwoo kembali ke kamar Hyunwoo, memeriksanya sekali lagi. "Hyunwoo-ya~ Park Hyunwoo?"
Dalam hitungan detik, seseorang sudah berlari dengan riang kearahnya. Jungwoo sedikit kaget, dia tidak melihat Hyunwoo barusan, tapi Hyunwoo benar-benar sudah berada dibelakangnya sekarang. Memeluknya dengan wajah tanpa rasa bersalah sama sekali, padahal Jungwoo hampir jantungan karena panik.
"Kau dari mana saja? Paman mencarimu kemana-mana," Jungwoo mengomel pelan.
"Aku bersembunyi disana." Hyunwoo menunjuk pojok di dekat meja belajarnya. "Rencananya aku mau mengagetkan paman. Hehe."
"Jinjja? Paman beneran kaget lho Hyunwoo. Paman kira kamu pergi kemana tanpa bilang dulu sama paman."
"Mana mungkin aku pergi keluar tanpa ijin. Ibu dan paman tidak akan suka itu. Aku akan sangat merepotkan kalian. Jadi, aku tidak akan melakukkan hal begitu."
"Heol, berapa usiamu Park Hyunwoo? Dari mana kau belajar menjadi pria sejati begitu? Apa kau meniru paman?" Jungwoo tertawa meledek Hyunwoo.
Hyunwoo ikut tertawa, dia tidak menjawab dan malah mengangkat tangannya, menyerahkan sesuatu pada Jungwoo.
"Apa ini?" Jungwoo menerimanya. Sebuah amplop besar berwarna coklat. Jungwoo membaca nama pengirimnya, "ini dari sekolahmu Hyunwoo-ya."
Hyunwoo mengangguk dan berjalan menuju sofa. "Itu sepertinya foto acara penampilan musim dingin kemarin. Bu Guru bilang akan mengirimkan masing-masing foto acara jika sudah dicetak."
"Jinjja?"
Jungwoo benar-benar antusias. Dia segera menyusul Hyunwoo menuju sofa. Namun, mereka tidak segera membuka amplop itu. Jungwoo memiliki hal lebih penting sebelumnya untuk ditanyakan pada Hyunwoo.
Setelah duduk, dia memegang kedua lengan Hyunwoo, menyuruhnya untuk duduk dengan tegak.
"Hyunwoo-ya, sebelum paman membuka amplop ini, bisakah kau terlebih dahulu memberitahu paman, siapa orang yang menemanimu dalam acara itu. Hmm?"
Hyunwoo tampak ragu. Dia seperti tidak menyangka pamannya akan menanyakan kembali tentang hal itu.
Akhir Desember tahun lalu, sebelum liburan musim dingin dimulai, sekolah Hyunwoo mengadakan sebuah acara yang dilaksanakan dari pagi hingga malam hari. Dan seperti yang kita ketahui, Hyunwoo sudah beberapa hari merengek karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Sooyoung, karena ibunya itu sedang sangat sibuk.
Jungwoo dengan berat hati akhirnya memutuskan untuk pergi menggantikan Sooyoung dan menemani Hyunwoo untuk acara itu, acara orang tua dengan anaknya.
Namun, saat sudah sampai di pintu sekolah, Hyunwoo malah menyuruh Jungwoo untuk kembali pulang karena dia bilang seseorang akan datang untuk menggantikan ibunya yang tidak bisa hadir. Jungwoo tentu saja tidak memercayainya, dan berpikir Hyunwoo berkata begitu karena dia sangat kecewa pada Sooyoung.
YOU ARE READING
IN WAR! (COMPLETED)
Acción" Ini menyangkut banyak orang. Kalian yang tentukan. Jika setuju , kematian mengejar kalian. Dan jika memilih mundur, kalian tidak akan diakui. Kami memilih yang paling unggul. Tapi, mereka juga bukan orang yang bisa dipandang sebelah mata. Saat...