"Kenapa kau datang? Bagaimana dengan Ilhoon Oppa?"
"Eunwoo sudah berada disana menggantikanku, kau jangan khawatir."
Sooyoung megangguk. Dia menarik napasnya panjang sekali lagi. lalu berdiri. "Apa penampilanku sudah bagus?" dia bertanya pada Jungkook.
"Memangnya kau berharap penampilanmu seperti apa? Sudah jelas ini penampilan polisi lain jika berada diposisimu. Apa kau pikir kau akan pergi kencan buta? Atau menemui presiden?"
"Aish berisik! Sudah lama aku tidak mengenakan seragam kan."
"Pokoknya ingat, Nuna. Kau hanya perlu berbicara seperlunya, oke?"
"Arraseo ...."
"Nuna. Jangan sampai perjuangan Kyuhyun Hyung dan Bapak Jung sia-sia hanya karena kau tidak bisa menahan emosimu di dalam nanti, mengerti?"
"Aku tahu Jungkook-a. Kau pikir aku siapa?"
"Nuna ...."
"Apa lagi?"
"Ingat. Kau hanya perlu mengatakan iya, dan tidak. Jangan sampai...."
"Auuh.... Araseyo Jungkook-ssi. Cerewet sekali." Sooyung kesal sekali dibuatnya. Tapi kemudian dia menurunkan kembali suaranya. "Kalau begitu aku masuk." Dia mengangguk dengan penuh keyakinan.
Jungkook mengangguk sambil mengangkat kedua tangannya yang terkepal memberi semangat.
*****
"Bagaimana hasilnya?"
Sooyoung menengok. Seseorang yang tinggi dan tampan sudah berdiri dihadapannya. Sooyoung yang sedang duduk di kursi panjang sampai harus mendongakkan kepalanya untuk bisa melihat wajah orang itu.
Sooyoung tersenyum dan menjawab, "Hmmm.... seperti perkiraan sebelumnya. Kurasa Pak Kyuhyun dan Pak Jung benar-benar berhasil berdiskusi dengan mereka."
"Apa jauh?"
"Tidak. Tapi aku bukan seorang kapten lagi sekarang."
"Kau tetap terlihat hebat. Aku tetap menyukaimu...."
"Yaaah~ jangan bilang begitu. Aku tidak pernah merasa malu pada orang lain sebelumnya." Pipi Sooyoung benar-benar memerah sekarang. Dia masih mengenakan seragamnya. Dia kemudian melanjutkan, "mereka benar-benar menanyakan banyak hal. Aku berusaha tidak terpancing dan itu sangat berat. Mereka bilang mereka menghormatiku karena sudah berjuang untuk mengungkap kasus ini. Tapi sebagai penegak hukum, mereka juga tidak bisa membiarkanku tidak mendapat pelajaran sedikitpun. Kurasa ini lebih ringan dari yang aku bayangkan. Meskipun Pak Kyuhyun sudah meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja, tapi tetap saja aku pada awalnya merasa khawatir."
"Jinjja? Aku baru tahu kalau kau juga bisa khawatir...." Pria itu berkomentar untuk menenangkan Sooyoung.
Benar saja, seketika wajah Sooyoung jadi seperti sedia kala. Dia terlihat mengerutkan dahinya dan kesal, "Yaah! Aku kan juga sama saja, aku manusia bukan robot.
Pria itu tertawa puas sambil menerima pukulan kesal yang bertubi-tubi di lengannya dari Sooyoung. Pria itu yang sejak tadi hanya berdiri kini duduk disebelah Sooyoung sambil masih tersenyum. "Bukan kau saja. Aku juga sempat khawatir sampai-sampai tidak sabar untuk menemuimu disini."
"Masih ada lagi."
"Apa?"
"Mereka juga menyuruhku menenangkan diri untuk sementara waktu di pedesaan."
YOU ARE READING
IN WAR! (COMPLETED)
Action" Ini menyangkut banyak orang. Kalian yang tentukan. Jika setuju , kematian mengejar kalian. Dan jika memilih mundur, kalian tidak akan diakui. Kami memilih yang paling unggul. Tapi, mereka juga bukan orang yang bisa dipandang sebelah mata. Saat...