Berkat bukti kuat yang dibawa Seo Ha Joon, juga bukti lain dari Forensik yang dibawa Bapak Kepala Jin dan Bapak Kepala Jung, Akhirnya Jin Do Hyuk diintrogasi untuk mendapat keterangan video 7 tahun yang lalu. Seo Ha Joon juga meminta banyak waktu untuk bisa mengobrol panjang lebar dengan Jin Do Hyuk. Bapak Kepala Jung, Bapak Kepala Jin dan Kyuhyun yang akan menemani dan mengintrogasi. Banyak pertanyaan yang mengarah pada masa lalu dan hanya mereka bertiga yang hafal betul akan hal itu. Untuk bukti yang didapat kemarin, butuh waktu cukup lama untuk mencari kebenarannya. Mereka harus kembali mengunggkit banyak orang, banyak tempat hingga banyak kejadian di masa lalu untuk bisa sampai pada kesimpulannya.
Oleh karena itu anggota lain kecuali Taehyung dan Minhyun mendapat libur satu hari dari tugas mereka di Tim Khusus sebelum mencari bukti lebih lanjut setelah Introgasi selesai. Semoga saja target terlaksana. Dalam waktu satu hari itu, Jin Do Hyuk mau membuka mulut dan Introgasi tidak memakan waktu lebih lama lagi.
Kasus Jin Do Hyuk mengenai penyeludupan senjata mengalami jalan buntu. Tidak ada CCTV, aupun petunjuk lainnya. Barang hasil seludupan itu berhsil diseludupkan kembali tapa jejak. Nasib mereka bergantung pada Introgasi Jin Do Hyuk mengenai CCTV yang merekam kejadian 7 tahun yang lalu sekarang.
*****
Sooyoung sampai di depan café yang sudah lama tidak dia datangi. Dia mengecek keadaan di dalam café dari luar. Dia bisa melihat pengunjung yang hampir mengisi seluruh meja disana. Lalu, di meja tengah yang dekat dengan kasir, di sofa panjang dengan meja berbentuk kotak di depannya, dia melihat seseorang yang sangat dia rindukan, duduk dengan syahdu sambil menenggelamkan dirinya kedalam buku yang tengah dibacanya. Sooyoung tersenyum kecil. Dia kembali mengedarkan pandangannya, dan mendapati seorang yang lain yang juga dia rindukan sudah berdiri tepat di pintu masuk, memelototi dirinya sambil menaruh kedua tangangannya di pinggang.
"Aigo! Kamcagya!" Senyum simpul Sooyoung menghilang saat itu juga, berganti dengan ekpresi konyol ditambah dengan tubuhnya yang dengan kaget mundur ke belakang.
"Sedang apa disini?"
"Yak! Memangnya aku tidak boleh datang kesini?"
Orang itu, yang tak lain adalah Jungwoo menggeleng mantap. "Tidak boleh. Jika kau hanya akan mampir sebentar lalu langsung pergi." Jungwoo melangkah cepat, mendekat kearah Sooyoung yang masih berdiri di ujung tangga lebar dekat jendela kaca. "Aku sudah bersusah payah selama ini, Hyunwoo tidak lagi merengek ingin bertemu denganmu, jadi jangan membuat pekerjaanku sia-sia."
"Aku akan menginap malam ini."
"Jinjja?"
Sooyoung mengangguk.
"Wae?"
"Apa kau keberatan?"
"Tidak. Hanya saja.... tumben sekali?"
"Aku memiliki waktu libur satu hari. Aku akan kembali berangkat kerja lusa."
"Jinjja? Aku senang sekali mendengarnya, kebetulan ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."
"Tentang apa?"
"Ada pokoknya."
Sooyoung kembali mengangguk. Kali ini dengan berkali-kali.
"Apa tugas pentingmu sudah selesai?"
Kini Sooyoung berganti menggelengkan kepalanya.
"Lalu?"
"Kami harus diisi baterai dulu Jungwoo-ya. Sebelum menyelesaikan tugas lainnya." Sooyoung terdiam sejenak. Dia mengalihkan pandangannya pada seseorang yang masih duduk di sofa panjangnya. Siapa lagi kalau bukan Hyunwoo. "Sebenarnya..."
YOU ARE READING
IN WAR! (COMPLETED)
Action" Ini menyangkut banyak orang. Kalian yang tentukan. Jika setuju , kematian mengejar kalian. Dan jika memilih mundur, kalian tidak akan diakui. Kami memilih yang paling unggul. Tapi, mereka juga bukan orang yang bisa dipandang sebelah mata. Saat...