"Apa? " Sooyoung mendelik kesal.
Mereka masih berada di depan pintu lift yang sudah tertutup, tetapi sesaat kemudian Taehyung menarik tangan Sooyoung menjauh dari pintu itu.Mereka tiba di taman yang terletak di sebelah utara landasan helikopter, masih di atap hotel yang sama. Taehyung dengan langkah lebarnya menarik tangan Sooyoung menuju sebuah bangku yang terletak di pinggir, dekat dengan sebuah pohon yang tidak terlalu besar. Pohon itu sudah tidak berdaun lagi. Dan rantingnya yang berwarna coklat kehitaman menambah kesan indah yang eksotis.
Sooyoung tanpa sempat menolak kemudian mengikuti Taehyung dengan langkahnya yang sedikit ter-seok tidak seimbang, mencoba menyamai langkah lebar milik Taehyung.
"Disini sangat dingin. Kita bicara di dalam saja!" Sooyoung mencoba menghentikan langkah Taehyung. Tapi dia yang malah terus tertarik langkahnya untuk maju.
Akhirnya Tehyung berhenti, kemudian melepaskan gengaaman tangannya pada pergelangan tagan Sooyoung, setelah terlebih dahulu menarik Sooyoung dan menempatkan wanita itu di hadapannya. "Omo. Bisa pelan sedikit kan?" Kali ini Sooyoung protes.
"Lalu apa yang tadi kau lakukan?"
Sooyoung terdiam bingung. Taehyung sekarang mulai menjelaskan sesuatu di balik tingkah anehnya sejak tadi. Dia tidak memperdulikan protes Sooyoung dan malah mengalihkan pembicaraan, pertanyaannya berhasil membuat alis Sooyoung terangkat.
"Memangnya apa?" Sooyoung kali ini benar-benar tidak tahu apa yang ingin Taehyung bahas dengannya. Dia hanya berusaha lebih merapatkan jaket yang dikenakannya untuk menghangatkan badannya yang hampir menggigil.
"Apa kau tidak bisa membiarkan para laki-laki yang melakukannya? Ada 3 orang laki-laki di timmu. Mereka bisa melakukannya tanpa kau."
Sooyoung terdiam dengan tatapan tidak percaya pada Taeyung. Dia kini paham apa yang Taehyung maksud. Sejak mereka keluar dari rumah Tuan Kim kemarin sore, sikap Taehyung yang beberapa hari yang lalu mulai berubah kini menjadi lebih aneh. Sooyoung merasa risih dengan semua itu.
Selain bersikeras untuk ikut di pengintaian malam kemarin, Taehyung juga bersikap kurang baik pada Timnya__ tekecuali Jiho, saat mereka makan sesudah pengintaian. Taehyung memaksa membayar tagihan makan malam, kemudian dia pergi lebih dulu dengan bersungut-sungut dan meminta Sooyoung menjaga diri.
Yang terakhir, adalah saat Taehyung tiba dengan surat penangkapan ditangannya, dan melihat kondisi Sooyoung yang sedikit berantakan. Sooyoung akhirnya mengerti sekarang.
"Aku adalah kapten tim. Kau juga tahu itu, jadi sudah sepantasnya aku yang menghadapi bahaya terbesar terlebih dahulu."
"TAPI KAU PEREMPUAN !"
"Tidak ada istilah laki-laki atau perempuan dalam pekerjaanku!"
Sooyoung ikut meninggikan suara saat Taehyung terus menyanggah penjelasannya. Taehyung menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya kuat. Udara dingin membuat hembusan nafas Taehyung mengepul berwarna putih, kemudian terbang menyatu dengan dinginnya udara malam ini.
Sooyoung kembali menatap wajah gusar Taehyung.
"Kalau itu yang hendak kau bicarakan. Kurasa aku sebaiknya pergi.." Sooyoung hendak pergi. Namun Taehyung dengan sigap melangkahkan kakinya, dan badan Taehyung kini mencegah Sooyoung untuk pergi.
"Aku khawatir." Suaranya kini melemah. Dia yang tadi menundukan kepalanya, kini menatap wajah Sooyoung dalam.
Giliran Sooyoung yang menghembuskan napasnya berat. Dia mengangkat wajahnya dan membalas menatap wajah Taehyung yang pucat dengan lembut.
"Jungkook ada di sana, aku sendiri sama sekali tidak khawatir. Hampir setengah hidupku kuhabiskan untuk ini. Kau telat jika harus merasa khawatir sekarang, bukan begitu ?" Sooyoung yang merasa canggung kini harus membuat lelucon yang bahkan dia sendiri merasa itu aneh. Sooyoung tidak menyangka jika Taehyung memiliki sisi yang menggelikan seperti ini.
YOU ARE READING
IN WAR! (COMPLETED)
Action" Ini menyangkut banyak orang. Kalian yang tentukan. Jika setuju , kematian mengejar kalian. Dan jika memilih mundur, kalian tidak akan diakui. Kami memilih yang paling unggul. Tapi, mereka juga bukan orang yang bisa dipandang sebelah mata. Saat...