DUA PULUH DUA

27 3 0
                                    

            Donghae dan Kyuhyun masih berada di rumah itu. Mereka sudah menghabisakan seharian disana, bahkan pemilik rumah menjamu mereka dengan makan malam yang lezat.

Kesabaran mereka membuahkan hasil. Kini mereka sudah kembali berada di dalam mobil.

"Aku masih belum percaya kau bisa mengenal orang seperti mereka."

Kyuhyun mendelik malas."Kau ingat siapa ayahku?"

"Paman Cho? Ah!" Donghae tiba-tiba menepuk jidatnya."Kau sudah menyampaikan maaf-ku karena tidak bisa menghadiri acara pensiunnya?"

"Aku sudah bilang kau harus mengatakannya sendiri, ayahku tidak menerima pesan antar."

"Apa ayahmu benar menjabat sebagai wakil beliau tadi?"

Kyuhyun mengangguk. "Paman Han dulu adalah kapten dari tim khusus. Ayahku adalah anggota juga wakilnya. Mereka berada di Tim Bravo, mereka adalah Seals Navy- nya Korea pada masanya." Kyuhyyun tertawa.

"Lalu kenapa kau tidak mengikuti langkah ayahmu, seperti Han Ji Pyeong-ssi tadi, dia sudah menjadi Komisaris Besar." Han Ji Pyeong yang dimaksud Donghae adalah putra dari Paman Han, pria tua yang tadi mereka temui. Han Ji Pyeong datang membawa balasan, atau jawaban dari Jendral Militer. Segera setelah Kyuhyun mengutarakan tujuannya datang ke rumah itu, Paman Han langsung menulis sebuah surat yang diantarkan oleh orang kepercayaannya.

"Aku juga seorang Komisaris Polisi sekarang."

"Nado."

"Tapi aku dan Ji Pyeong Hyung memang terpisah usia jauh, aku dekat dan berteman dengan adiknya, dia seorang pengusaha yang jarang berada di dalam negeri sekarang. Meskipun aku juga cukup akrab dengannya. Dia sering mentaktirku makan dulu."

"Pantas saja pangkatnya sudah tinggi. Wah kedengarannya hebat ya.."Donghae manggut-manggut."Tapi," dia rupanaya belum selesai."Paman Han bilang Jendral Militer sekarang adalah mantan anggotanya dulu, itu berarti dia adalah bawahannya dulu. Kalau begitu mereka dulu partner satu tim, yang berarti ayahmu juga adalah partnertnya dulu. Ayahmu mengenalnya kan? Jendral Militer?"

"Lalu?"

"Kenapa Paman Han mengirim surat melalui anaknya, padahal kurasa jika dia menyuruh Jedral itu untuk datang, dia pasti akan datang. Bukan begitu?"

"Menurutmu, dalam situasi sekarang, apa tidak mencurigakan jika malam-malam begini seorang pemegang pangkat tertinggi di kemiliteran mengunjungi rumah seniornya, padahal kita sedang mengincar salah satu anggotanya?"

"Maksudmu?"

"Jika Jipyeong Hyung yang datang tidak akan ada yang curiga. Apa yang salah dengan mengunjungi rumahnya, mengunjungi orang tuanya?"

"Benar juga. Lalu, kenapa dia tidak menelpon langsung daripada memberinya surat?"

"Itu tandanya surat itu sangat penting dan resmi. Dia seorang profesional Donghae-ya. Dia lebih tahu dari kita. Aku juga sangat lega karena sudah memberitahukan padanya tentang ini. Itu mungkin yang menjadi alasan Kepala Jung menyuruhku untuk menemuinya."

"Apa kepala Jung juga mengenalnya?"

"Kepala Jung teman baik Jipyeong Hyung. Sama seperti kau dan aku."

"Aku masih penasaran, kenapa kau malah masuk kepolisian bukannya militer?"

Kyuhyun mendelik lagi. Dia mengeluh karena dia harus berbicara lebih banyak dari biasanya hari ini, tapi akhirnya dia menjawab setelah terdiam beberapa saat. Dia sadar, temannya yang kepo tidak akan berhenti bertanya sampai semua isi kepalanya kosong. Dia tidak ingin mengambil resiko Donghae mengganggunya lebih lama lagi.

IN WAR! (COMPLETED)Where stories live. Discover now