Dara berdiri didepan ruang ICU sebagai perwakilan Bara,entah kenapa ketika Dara meminta tolong pak Bondan selaku guru yang bertanggung jawab mengenai OSIS. Dara meminta bantuan beliau untuk mencarikan nomor telefon orangtua Bara namun,pria itu sama sekali tidak menyantumkan nomer kedua orangtuanya.
Entah apa yang ada dipikiran Bara sehingga hal sepenting itu sampai tidak dia perhatikan. Dara memejam sembari merapalkan ribuan doa agar kekasihnya baik-baik saja. Bara mengalami pendarahan berat dikepala tadi dan dia bahkan tidak sadarkan diri.
Entah bagaimana Bara bisa bertahan nanti,tapi Dara jelas sangat berharap dan memohon agar sekali lagi saja Tuhan mau berbaik hati pada Bara. Sama seperti Dara menemukannya yang nyaris mati di apartemen dengan luka menganga dipergelangan tangannya maka untuk kali ini. Dara juga berharap Bara kembali bisa diselamatkan.
'Tuhan,jika memang bisa tolong tukarkan saja nyawaku padanya. Tapi tolong biarkan dia hidup,dia sudah mengalami banyak hal buruk. Apakah Engkau tega mengujinya sampai sedemikian rupa Tuhan ??' Batin Dara menangis.
Putaran kejadian dari awal Dara bertemu dengan Bara membuatnya memejamkan kedua netranya lemas. Hal yang Dara ingat dan membuatnya begitu bersyukur meskipun tidak memiliki kedua orangtua utuh tapi paling tidak kakak Dara dan papanya tidak pernah membuatnya tertekan dan malah selalu memposisikan diri mereka sebagai tameng dari segala masalah yang Dara hadapi.
'Bu Ketua tahu ?? Mereka tidak pernah menanyakan bagaimana kabar saya. Mereka selalu mengatakan,bagaimana sekolah saya, apakah saya kekurangan uang saku atau apakah nilai saya bisa membawa saya ke universitas dan berkuliah sesuai keinginan mereka. Tapi saya nggak mau Bu Ketua !! Ini hidup saya,kenapa saya harus menuruti mereka kala mereka saja tidak tahu apa saya alami !!' Emosi Bara siang itu.
Dara menggeleng.
'Setiap orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak mereka Bara. Sama halnya seperti orangtua kamu yang ingin kamu belajar dan menjadi anak yang berhasil dan sukses. Apa yang mereka lakukan itu tidak salah,cita-cita yang mereka inginkan itu tidak salah hanya saja. Mereka tidak tahu dari cita-cita mereka kamu terluka...' Jelas Dara.
Bara menatap Dara teduh.
'Ada banyak sekali tipe orangtua Bara. Pertama,mereka akan faham bagaimana keadaan anak mereka tanpa sang anak mengatakannya. Dari raut wajah saja kedua orangtua akan tahu jika sang anak terluka,sedih,banyak beban dan tertekan. Namun ada juga orangtua yang tidak memahami itu. Yang mereka tahu,mereka akan baik-baik saja jika memberikan segala yang dibutuhkan sang anak. Mungkin kedua orangtua kamu adalah tipe yang kedua..." Jelas Dara panjang.
Bara menggeleng.
'Kenapa saya bilang yang kedua. Kamu tahu didikan orang Amerika atau Eropa ?? Mereka dididik secara otoriter atau mandiri sejak kecil. Mereka hanya akan difasilitasi segala kebutuhan mereka tapi mereka harus mengembangkannya. Mungkin mama sama papa kamu seperti itu,mereka memberikan kamu uang agar kamu bisa berkreasi sendiri pada bidang yang kamu tekuni....' Jelas Dara.
Dara mengelus pundak Bara pelan.
'Jangan marah sama mereka. Jangan beranggapan demikian buruk sama mereka. Mereka hanya takut kamu gagal,mereka takut kamu gagal...' Ujar Dara.
Bara tersenyum miris.
'Mereka malu jika saya gagal ?? Karena itu mereka selalu menekanku Bu Ketua..." Ujar Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara (Completed)
FanfictionFollow my account before reading !! *** Bara itu bandel,dia juga pemimpin geng motor dari berbagai sekolah,dia juga nggak pernah takut sama guru apalagi sesama anak muda.Tapi lain cerita jika itu Dara.Sang Ketua OSIS yang selalu berhasil membuatnya...