Bara 11 : Cutting

65 12 0
                                    

Sudah 3 hari ini Dara sama sekali tidak melihat dimana ketua biang onar sekolahnya itu berada. Bukan apa-apa,hanya saja seakan dunia akan terasa sangat sepi jika Bara sehari saja tidak menampakkan dirinya.

Bahkan Dara dengan sangat terampil menanyakan beberapa hal pada pria itu setelah mereka pergi makan malam kala itu tapi jawaban yang Dara dapat hanya sebatas ya tidak dan emoticon. Dara dibuat makin kepalang khawatir kala kedua sahabat Bara,menghampirinya dan menanyakan beberapa hal padanya.

Mengenai dimana Bara sekarang,lalu kemana mereka pergi makan malam hari itu,bahkan mereka juga menanyakan apa yang mereka berdua bicarakan pada hari itu. Dara tentu saja tidak mengatakan yang sebenarnya secara gamblang,bagaimanapun juga tangisan dan teriakan kesakitan bara itu hanya akan menjadi rahasia antara dirinya,Bara dan Tuhan.

Meskipun jelas kedua sahabat Bara itu mungkin saja sudah mengetahui fakta bahwa sahabat mereka tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Kok lho malah ngelamun sih Dar,gimana ?? Bara ngangkat telefon lho nggak ??" Balas Sulton tak sabaran.

Dara mendengus pelan menanggapi gerutuan dua pria rempong ini.

"Sabar,ini juga lagi dicoba dihubungi jangan banyak cakap..." Balas Dara galak.

Kedua pria itu mendadak bungkam kala mendapati tatapan tajam dari Dara.

"Mungkin dia lagi pengen sendiri kali,makanya dia nggak mau ngangkat telefon dari kalian dan juga dari saya..." Balas Dara setelah lebih dari 12 kali mencoba mengontak Bara.

Pandu menggeleng.

"Gue kenal baik siapa Bara,dia itu paling nggak bisa sendirian. Lho tahu dia itu...." Ucapan Pandu terpotong karena Sulton menyodok pelan perutnya.

Dara menatap kedua pria didepannya ini dengan tatapan,apa yang terjadi sama Bara ?? Sulton dan Pandu buru-buru menggeleng dan tersenyum canggung pada Dara.

"Bilang sama saya sekarang apa yang terjadi sama Bara ?? Dia akan main wanita ketika dia stress ?? Atau dia akan minum ??" Balas Dara menggebu.

Pandu mendecak kesal,mereka jelas sudah diwanti oleh Bara untuk tidak membeberkan fakta gelap itu.

"Sulton,Pandu..." Panggil Dara penuh penekanan.

Dua pria itu masih saja setia akan kediamannya.

"Jawab pertanyaan saya,atau kalian akan berada dalam masalah juga jika ketahuan menyembunyikan hal besar layaknya kejadian bar itu. Sekarang cepat katakan,Bara biasanya kenapa ??" Seloroh Dara penuh ancaman.

Akhirnya dengan berat hati Sulton mengatakan yang sebenarnya pada Dara. Dara menggeleng tidak percaya, Bara tidak mungkin melakukan hal segila itu,jika memang dia melakukannya tidak mungkin sekarang bukan ?? Dia sudah menceritakan beberapa hal pada Dara malam itu,mengenai kekhawatiran yang menggelayuti kedua bahunya.

Dara memang tidak yakin akan ucapan Bara yang mengatakan hanya itu,tapi dia jelas tidak memiliki hak untuk memaksanya. Alhasil Dara memilih diam dan menerima saja apa yang diberikan pria berbibir tebal itu padanya.

Sepanjang rapat OSIS yang membahas mengenai kegiatan malam dalam memperingati hari jadi sekolahnya sama sekali tidak didengar oleh Dara secara rinci. Dia hanya menggaris bawahi satu hal yakni acara itu akan dilakukan awal bulan depan yang mana itu artinya tinggal 2 Minggu lagi.

Dara tersentak pelan kala seseorang menyentuh tangan kanannya. Jeje dan seluruh anggota OSIS didalam ruangan itu menatap Dara dengan tatapan bingung,jelas mereka baru saja melihat bagaimana Dara tidak konsentrasi dalam rapat,Dara adalah Ketua OSIS yang sudah dinobatkan terbaik dari para pejabat ketua yang terdahulu jelas melihatnya melamun dan terlihat gusar jelas membuat anggotanya menatapnya bingung dan jelas khawatir.

Bara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang