Bara 3 : Alasan

109 11 6
                                    

Bara membuang puntung rokok itu kelantai rooftop dan menginjaknya. Dia kalut,apa yang baru saja dia lakukan tadi ?? Dia benar-benar kelepasan mengatai dan membentak Dara yang notabennya orang yang sangat dia sukai.

Bagaimana jika setelah kejadian ini Dara membencinya dan malah menolaknya habis-habisan,sia-sia saja usahanya selama ini bersikap gila dihadapan wanita itu.

"Gue nggak faham sama motivasi lho deketin Ketos kita Bar..." Ujar Pandu bingung.

Pria lainnya menghembuskan asap nikotin itu keudara.

"Gue juga penasaran,lho nggak pernah segila itu dalam membuat taktik tapi sama Dara ?? Lho gila apa gimana ??" Balas Sulton.

Bara mengela nafas dalam,menatap kota yang tampak kecil dan ramai dari atas sini.Dia hanya takut kehilangan lagi,sudah cukup banyak dia mengalah dan sekarang tidak lagi.

"Lho berdua nggak akan faham..." Balas Bara.

Pandu berdecak keras.

"Justru karena kita nggak faham,kita nanya sama lho.Selama gue kenal sama lho baru sama Dara lho semaksimal itu,Bar kalau lho lupa gue ingetin...." Pandu menghela nafas.

"Semua cewek bahkan memohon sama lho buat lho tidurin,buat ngerasain gimana rasanya one night stand bareng sama ketua Genk motor paling jago dikota ini dan apa ??" Ujar Pandu.

"Lho malah merendahkan harga diri lho dengan memohon cinta nggak berbalas dari Dara ?? Apa yang ada di Dara dan nggak ada di cewek lain sih Bar ?? Sampai lho segitunya..." Cerca Pandu kesal.

Bara diam.Dia tidak bisa menahannya semuanya selamanya,tapi dia juga bimbang mau memulai darimana.

"Malam ini datang ke bar biasa,gue bakal cerita sama lho berdua.." Ujar Bara dan beranjak dari rooftop.

Sulton berdecak.

"Kalau lho ngajak ke bar,bukannya cerita lho malah mabuk kita yang susah..." Hina Sulton.

Bara terkekeh didepan pintu rooftop.

"Gue usahain nggak bakalan mabuk, gue bakal kasih tahu lho berdua nanti...." Ujar Bara.

Bara nyaris saja turun kala suara Sulton kembali menggema.

"Mau kemana lho ??" Ujar Sulton bingung.

Pasalnya,ini masih terbilang pagi untuk membolos masih jam 10.

"Ada urusan mendadak,pokoknya nanti malam ketemu di bar biasa..." Ujar Bara dan pria itu meninggalkan kedua sahabatnya dirooftop berdua.

"Sebenarnya lho itu siapa sih Bar ?? Kenapa gue ngerasa lho udah terlalu jauh menyembunyikan semuanya..." Ungkap Sulton.

Pandu menoleh dan kembali menghadap kedepan.

"Apapun itu,Bara pasti ada alasan kenapa dia nggak mau ngasih tahu kita..." Balas Pandu.

Sulton mengangguk.

***

Dara merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur kala handphone miliknya berdering keras.

'Jeje'

Dara menekan tombol hijau disana dan suara Jeje terdengar.

"Kak Dara lagi ngapain ?? Nggak ganggu kan kak ??"

Dara menghela nafas,tidak mungkin kan dia mengatakan kalau dirinya sedang rebahan dan apa yang dilakukan Jeje itu mengganggu banget.

"Enggak ada apa ??"

Namun Dara tetaplah Dara,sejahat apapun Dara dia tidak akan tega menjahati pria sesabar Jeje.

"Saya barusan dapet berita katanya Kak Bara masuk club dan parahnya, dia kepergok tidur sama cewek kak. Pihak sekolah katanya bakal menyerahkan tugas mengawasi Kak Bara sama anggota OSIS..." Jelas Jeje.

Bara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang