Bara 19 : Meeting Point

53 7 0
                                    

Satu Minggu sudah Bara terbaring tidak sadarkan diri. Dara bahkan sama sekali tidak pernah absen menjenguk dan menceritakan segala hal yang dia alami disekolah,bahkan musuh bebuyutan Bara yang entah sejak kapan menjadi sahabat dan sayap pelindung bagi Dara juga terus berkunjung dan mencari bukti terkait masalah ini.

"Jangan khawatir,Bara pasti bakal baik-baik aja. Dia berandalan kelas kakap,tawuran aja dia selamat setiap kali terluka masak kecelakaan gini dia nggak bisa bertahan. Coba buat percaya sama dia..." Jelas Pandu pada Dara sembari mengelus kedua bahu Dara.

Dara menghela nafas.

"Gue nggak tahu gimana bisa dapat bukti dari kecelakaan Bara. Kecelakaan ini bener tumpul banget Dar,gue udah coba nyari jalan keluar. Ditempat dimana dia kecelakaan tapi ternyata nggak ada yang aneh kecuali Bara yang memang tidak bisa menekan rem motornya untuk memelan. Diwarung kalian makan sama sekali tidak ada cctv..." Jelas Gerry pada Dara.

Dara menghela nafas.

"Saya ada acara sore ini,pelepasan masa jabatan OSIS. Kalian bisa jagain Bara bentar nggak?? Nanti jam 7 saya selesai bakal saya jagain lagi..." Ujar Dara.

Pandu mengangguk.

"Kita jagain. Jangan khawatir lho pergi aja. Sekalian merilekskan pikiran,jangan stress-stress habis ini kita bakalan hadepin rangkaian ujian Dar...." Ujar Pandu.

Dara terkekeh pelan.

"Emang kalian belajar ??" Balas Dara.

Gerry yang sudah berdiri didepan Dara menyengir kuda.

"Enggak. Gue kan ngomongnya ke lho,bukan ke kita-kita..." Balas Pandu.

Dara menggeleng pelan.

"Yaudah,saya pergi dulu ya. Nggak apa-apa kan kalau saya tinggal ??" Balas Dara.

Pandu menunjukkan jempolnya pada Dara.

"Santai,bakal kita jagain cowok lho. Percaya sama kita..." Balas Pandu.

Dara mengangguk dan berlalu keluar dari ruangan Bara bersama Gerry yang menawarkan tumpangan padanya.



"Gue tungguin sampai acaranya kelar,gue ada diwarung itu kalau ada apa-apa langsung hubungi gue.." Ujar Gerry setelah mereka sampai didepan gerbang sekolah.

Dara mengangguk.

"Terimakasih banyak Gerry.." Ujar Dara tulus.

Gerry tersenyum dan mengangguk sebagai balasan.

***

"Kamu jadi maju buat kandidat ketua OSIS selanjutnya ??" Ujar Dara pada Jeje.

Jeje menggeleng.

"Nggak kak,saya mau fokus belajar aja. Terimakasih untuk satu periodenya kak,saya menikmati jabatan saya sama kakak..." Balas Jeje.

Dara tersenyum.

"Sayang banget,padahal kalau kamu maju mereka pasti bakal pilih kamu karena udah tahu bagaiman cara kerja kamu..." Jelas Dara.

"Kakak udah ada pandangan mau kuliah jurusan apa ??" Balas Jeje.

"Saya berniat kuliah jurusan Bisnis jika tidak mungkin saya akan mengambil kelas sastra asing..." Balas Dara.

Jeje tersenyum dan menepuk pundak kakak kelasnya itu pelan.

"Kakak pasti bisa masuk ke jurusan yang kakak inginkan. Kak Bara gimana kak ??" Ujar Jeje.

Dara menghela nafas panjang.

"Bara masih belum sadar,entah kenapa. Operasinya lancar bahkan transfusi darah juga nggak ada masalah tapi Bara masih betah memejamkan matanya. Luka-luka kecil diwajah sama bagian lengan dan kakinya juga sudah mulai mengering, kakak cuma bisa kasih Bara doa aja biar dia cepetan sadar..." Jelas Dara.

Bara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang