Dara memejam pelan. Dia sangat khawatir,satu bulan penuh sudah dia lalui dengan berbagai macam soal ujian dan hari ini,perjuangannya akan menemukan hasil. Dara menghela nafas beberapa kali dan memejam juga.
Dara tersentak kala merasakan seseorang menggandeng tangan kanannya. Dara tersenyum lebar mendapati pria berbibir tebal itu ada disampingnya dengan senyuman.
"Good morning.." Bisik pria itu pelan.
Dara menggeleng pelan.
"Selamat pagi Bara,bisa tolong lepaskan tangan saya ?? Itu mengganggu,kita masih berada disekolah dan tidak seharusnya kamu berlaku demikian..." Balas Dara.
Bara mendengus kesal. Namun akhirnya dia tetap menurut.
"Mentang-mentang dia pacar lho aja kemana-mana harus gandengan. Nggak bakal lari dia,nggak usah alay deh..." Sahut pria jangkung itu.
Dara terkekeh kala mendapati sahabatnya disana bersama teman-temannya.
"Gerry gimana ?? Hasil kamu udah keluar ??" Balas Dara.
Gerry berdiri disamping kiri Dara.
"Belum Dar,gue mau nanya ini sama anak-anak kelas. Kenapa nilai gue belum dikirim ke gue.." Balas Gerry.
Bara mendecak.
"Gegayaan nunggu nilai,emang lho ngerjain ??" Balas Bara sewot.
Gerry mendongak kesal.
"Kalau tulang lho gue patahin lagi nggak apa-apa ?? Kesel banget gue sama congor lho..." Jelas Gerry kesal.
Dara menggeleng pelan.
"Kenapa sih kalian ini kalau dalam satu tempat nggak pernah bisa bersatu ?? Bara,jangan jahat-jahat sama Gerry. Selama kamu tidur,Gerry yang repot nyelametin saya dan jagain saya kemana-mana. Kamu juga Gerry,setelah Bara siuman kamu diijinkan Bara buat ikut kelas sama dia dengan pengajaran saya. Jadi stop berperilaku kekanakan...." Jelas Dara frustasi.
Sebab hampir setiap waktu ketika Bara dan Gerry berada dalam jarak dekat mereka tidak akan berhenti berdebat. Ada saja hal kecil yang akan mereka ributkan.
"Kak Dara..." Panggil pria berjas hitam itu.
Mengabaikan wajah terluka kedua pria disamping kiri kanannya,Dara berlari kecil menghampiri pria itu.
"Saya udah bilang kan,kamu itu cocok jadi pemimpin. Kenapa pake nggak percaya diri segala,sekarang kamu harus bisa membagi waktu antara sekolah,keluarga sama organisasi. Semangat Jeje..." Balas Dara sembari memeluk Jeje pelan.
Jeje sempat tersentak pelan kala Dara tiba-tiba memeluknya. Apalagi ketika melihat dua pria dibelakang Dara yang memberikan Jeje tatapan tajam menusuk.
"Kak,dua pengawal kakak ngelihat saya setajam pedang. Kayaknya habis ini saya bakalan dihabisi sama mereka.." Bisik Jeje pelan.
Dara melepaskan pelukannya dan terkekeh. Mengacak pelan rambut adik kelasnya itu.
"Mereka memang begitu semuanya aja bakal ditatap tajam. Nggak apa-apa nggak usah takut sama mereka. Kalau mereka berani ngancam atau ngapa-ngapain kamu bilang aja sama kakak. Oke ??" Ujar Dara dan dibalas anggukan senang dari Jeje.
***
"Gimana rasanya dapat nilai terbaik Dar ?? Seneng nggak ??" Ujar Pandu pada Dara.
Bara menatap Pandu tajam.
"Ngapain lho nanya-nanya ??" Balas Bara sewot.
Dara menatap Bara lelah.
"Kenapa lho sewot ?? Dara aja santai.." Balas Pandu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara (Completed)
FanfictionFollow my account before reading !! *** Bara itu bandel,dia juga pemimpin geng motor dari berbagai sekolah,dia juga nggak pernah takut sama guru apalagi sesama anak muda.Tapi lain cerita jika itu Dara.Sang Ketua OSIS yang selalu berhasil membuatnya...