"Kamu beneran mau nemuin kedua orangtua Bara ?? Bukannya apa Dara, papa hanya khawatir kamu tidak diterima oleh mereka. Bukankah kekhawatiran kita sama ?? Papa takut kamu disalahkan atas masalah ini nak...." Jelas papa Dara.
Dara diam beberapa saat.
"Dara kesana sama Gerry pa,Gerry udah bilang sama Dara kalau dia bakalan jagain Dara dan pastiin Dara nggak akan diserang sama kedua orangtua Bara. Tolong sedikit percaya sama Gerry pa..." Ujar Dara.
Pria paruh baya itu menghela pelan, dia tahu bahwa putrinya keras kepala karenanya percuma saja mengatakan hal demikian.
"Hati-hati ya,kalau mereka memukul kamu langsung bilang sama papa. Bakal papa urus nanti..." Ujar papa Dara.
Dara menggeleng pelan.
"Pa,jangan bikin kakak turun tangan karena kekhawatiran papa. Dara nggak mau ada keributan..." Balas Dara.
Dara bangkit dan mencium pipi papanya dan menuju pintu depan. Dara membuka pintu mobil Gerry dan menyapanya pelan.
"Kenapa ?? Wajah lho kelihatan lelah.." Balas Gerry.
Dara menghela.
"Papa hampir nggak ngijinin saya datang kerumah sakit,papa khawatir kalau nanti kedua orangtua Bara menyalahkan saya akan kejadian ini.." Balas Dara.
Gerry tersenyum pelan.
"Bakal gue lindungi,apapun yang terjadi lho aman sama gue..." Jelas Gerry.
Dara mengangguk dan tersenyum.
"Terimakasih Gerry.." Balas Dara.
***
"Pasien atas nama Bara Argenta telah siuman,pasien sudah dipindahkan ke ruang biasa..." Jelas resepsionis.
Gerry dan Dara segera mengikuti kemana suster membawa mereka menuju ruangan dimana Bara dipindahkan. Ada rasa senang menyusup didalam dada Dara,dia senang karena akhirnya Bara siuman setelah hampir 3 Minggu.
"Permisi,ada yang mencari pasien atas nama Bara.." Ujar sang suster dan menyuruh Dara dan Gerry masuk.
Dara merasakan air mata akan terjatuh dari pelupuk matanya melihat Bara tersenyum kearahnya.
"Bu Ketua akhirnya datang juga..." Balas Bara.
Dara dan Gerry mendekat, mengabaikan kedua orangtua Bara yang duduk disofa bersama.
"Kamu baik-baik saja Bara ?? Apa ada yang sakit ??" Balas Dara tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
Bara menggeleng. Tersenyum lebar melihat Dara mengenakan kalung yang dia berikan malam itu. Bara menyentuh kalung itu dan tersenyum menatap netra Dara.
"Saya pikir Bu Ketua nggak mau make kalung saya. Cantik,cocok sama Bu Ketua..." Balas Bara dengan senyuman.
Gerry perlahan mengangkat sudut bibirnya kala mendapati pandangan demikian. Dia memang menyukai Dara tapi jelas Dara menyukai Bara dan mereka bersama. Dia tidak bisa memaksakan perasaannya pada seseorang,dia tidak sejahat itu. Melihat bagaimana orang yang dia sukai bahagia sudah berhasil menyusupkan rasa rela dan senang disana.
Tidak perlu bersanding untuk bahagia. Tidak harus memiliki dalam segala bentuk cinta.
"Bu Ketua berapa lama nggak tidur ?? Kenapa ada hitam disini ??" Balas Bara mengelus bawah mata Dara.
Dara memejam dan tersenyum.
"Saya terlalu khawatir,hingga rasanya segalanya tidak pada tempatnya Bara..." Balas Dara.
Bara tersenyum dan memeluk Dara.
"Maaf ya Bu Ketua,karena saya sakit Bu Ketua jadi seperti ini..." Balas Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara (Completed)
FanfictionFollow my account before reading !! *** Bara itu bandel,dia juga pemimpin geng motor dari berbagai sekolah,dia juga nggak pernah takut sama guru apalagi sesama anak muda.Tapi lain cerita jika itu Dara.Sang Ketua OSIS yang selalu berhasil membuatnya...