19

976 78 13
                                    

Sehun ditatap aneh oleh semua karyawan yang berpapasan dengannya, bagaimana tidak laki-laki itu berlari dari parkiran sampai ke dalam.

Sapaan dari para karyawan tak dihiraukan oleh laki-laki itu yang ada di otaknya sekarang hanyalah Irene.

Tadi Sehun datang ke apartement Irene namun tidak ada, ia menunggu satu jam lamanya di depan pintu kamar perempuan itu.

Satu jam menunggu bukannya Sehun bertemu Irene ia malah dapat info jika si pemilik kamar sedang ada, satpam disana memberitahu jika semalam Irene dijemput oleh seorang laki-laki, tidak tau siapa.

Brak!

"Irene---".

Kosong. Ruangannya kosong.

Napas Sehun masih ngos-ngosan akibat berlari.

"Irene, sayang?" panggilnya setelah napas Sehun kembali teratur.

Sehun mengira Irene sudah datang, pikirnya karena Irene sedang marah makanya Irene tidak mau berangkat bersama namun ternyata lagi-lagi Sehun tak menemukan keberadaan Irene.

Tok-tok.

"Irene--".

Ah, bukan Irene. Sehun kira yang mengetuk pintu adalah Irene ternyata bukan. Melainkan Deva.

"Pak, maaf menganggu".

"Ada apa, Deva?" tanya Sehun, tidak ada kesan ramah sama sekali dalam nada bicara Sehun.

Pikiran Sehun tengah kalut oleh Irene, itu sebabnya mengapa Sehun bersikap demikian.

"Saya ingin memberikan jadwal bapak hari ini, tadi malam Irene mengirimkan seluruh jadwal bapak hari ini kepada saya" ujar Deva seraya menyerahkan sebuah map yang berisi susunan seluruh jadwal Sehun.

"Irene mengirimkannya padamu? Memangnya dia kemana?" Sehun bertanya, daripada peduli pada jadwalnya Sehun lebih tertarik apa alasan Irene menitipkan semua jadwalnya pada Deva.

"Irene tidak masuk hari ini pak, dia minta ijin cuti sehari, katanya ada urusan keluarga" jawab Deva jujur, semalam memang Deva sempat berbalas pesan dengan Irene dan perempuan itu mengatakan jika hari ini ia ijin dikarenakan ada acara keluarga.

Mendengae jawaban Deva kontan Sehun langsung membulatkan matanya, "Acara keluarga seperti apa?!" tanya Sehun tajam, dadanya bergemuruh hebat.

"Saya tidak tau secara detail acara keluarga apa yang dimaksud, Irene hanya mengatakan jika dia ijin karena ada keluarga".

Sehun mengepalkan tangannya, "Kau berbalas pesan dengan Irene tadi malam?" tanya Sehun lagi.

Deva mengerutkan keningnya bingung, tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan atasannya itu namun Deva tetap mengangguk karena memang semalam dia dan Irene sempat berbalas pesan.

"Apakah Jennie sudah datang?" Sehun bertanya lagi.

"Maksud bapak?" Deva malah balik bertanya, Sehun aneh sekali pagi ini. Tidak biasanya Sehun menanykan sekretarisnya.

"Jawab saja! Jennie sudah datang atau belum!" tanya Sehun dengan tak sabaran.

Deva lagi-lagi mengangguk, ia takut melihat raut wajah atasannya yang nampak tak bersahabat apalagi saat tadi Deva bilang jika dia berbalas pesan dengan Irene, Deva seakan sedang di kuliti oleh tatapan Sehun.

Saat itu juga Sehun langsung berlari, keluar dari ruangannya.

Membuat Deva bertanya-tanya apakah sikap Sehun sekarang ada hubungannya dengan tidak masuknya Irene? Deva memang sempat mendengar desas-desus jika Sehun terlibat affair dengan Irene namun Deva tidak percaya juga tidak mau ikut campur.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang