11

1.1K 106 30
                                    

Sehun menyetir mobilnya dengan tatapan kosong, laki-laki itu melamum memikirkan surat yang Irena tulis.

Irena, istrinya. Perempuan yang sangat Sehun cintai bahkan hingga saat ini walaupun perempuan itu sudah tidak ada.

Tapi walaupun Irena telah tiada Sehun tidak akan pernah melupakan Irena, Irena akan selalu Sehun kenang sampai kapanpun.

"Mas Rena minta maaf ya sama mas? Tadi Rena gak sengaja buka cadar waktu dipesantren. Rena gak tahu kalo disana ada laki-laki, maafin Rena ya mas Sehun?" Irena mengadu pada sang suami.

Sehun diam, menatap istrinya tanpa kata. Rena semakin gelisah saat suaminya hanya diam saja. Apakah suaminya itu tidak mau memaafkannya?

"Mas Sehun, maafin Rena..." rengeknya manja.

"Rena gak sengaja mas Sehun, Rena minta maaf" layaknya anak kecil, Rena menarik-narik piyama yang Sehun kenakan.

"Mas Sehun gak mau maafin Rena ya? hiks...hiks... Rena gak sengaja mas Sehun, Rena minta maaf"  Irena terisak karena Sehun tak kunjung membuka suara.

Apakah Irena tidak termaafkan? Irena mengaku salah karena ia teledor sampai-sampai membiarkan laki-laki yang bukan mahromnya melihat wajahnya. Tapi, Irena berani bersumpah ia tidak sengaja.

Sehun kemudian terkekeh lalu mengelus rambut istrinya itu "Mas udah maafin Rena" katanya seraya membawa sang istri kedalam pelukannya, mendekapnya dengan penuh kasih sayang juga kelembutan.

"Rena jangan nangis lagi, mas udah maafin Rena, mas gak marah kok sama Rena, mas tahu Rena sengaja" ucapnya lembut.

Mereka sedang berada didalam kamar, terkadang jika sedang berduaan dengan Sehun Irena melepasnya hijabnya, hanya didepan Sehun saja Irena melakukan itu.

"Hiks...hikss Rena takut gak dimaafin sama mas Sehun" katanya seraya membenamkan wajahnya di dada bidang milik suaminya.

Sehun tergelak rendah ia usap punggung istrinya itu lalu mengecup pucuk kepala istrinya itu berkali-kali.

"Mas gak marah saya, sshhh udah jangan nangis ya" melepaskan pelukan, lalu Sehun mengusap air mata yang berjatuhan dari mata indah sang istri.

Ah, Sehun merindukan semua itu, Sehun rindu istrinya. Irena masih menempati tahta paling tinggi di hati Sehun.

🍬🍬🍬

"APA KAU GILA BAE IRENE?".

"Yak! jangan berteriak! kita sedang tidak ada di hutan!" kesal Irene, karena sahabatnya itu berteriak padahal mereka tengah berhdap-hadapan.

"Kau bercanda kan Rene? Kau tidak betul-betul berpacaran dengan pak Sehun?" tanya Jennie penuh harap.

"Sayangnya aku memang berpacaran dengan atasan kita itu" jawab Irene cuek.

"YAK IRENE! KAU BENAR-BENAR SINTING!" Jennie menaikan lagi suaranya saking gemasnya ia pada sahabatnya itu.

Irene berdecak sebal, reaski sahabatnya itu benar-benar berlebihan sekali.

"Aku masih warah Jen" kata Irene jengah.

"Kalau kau waras kau tidak akan berpacaran dengan pak Sehun, dia sudah mempunyai anak istri! kau tidak kasihan pada mereka?".

"Untuk apa aku peduli kepada mereka? Apa mereka peduli juga dengan penderitaan adikku?".

"Adikmu? Maksudmu Irena? Apa hubungannya Irena dengan mereka?" tanya Jennie sedikit kaget.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang