"Bapak gak pulang? Nanti istrinya nyariin" Irene berujar.
"Kamu gak salah nanya kaya gitu sama aku?" tanya Sehun setengah tidak percaya.
Aku?
Kok Irene terkesan ambigu mendengarnya.
"Maksud Pak Sehun?"
Mempersempit jarak lalu Sehun melingkarkan lengannya pada pinggang Irene.
"Setelah apa yang baru aja kita lakukan kamu nyuruh aku pulang?"
"Y-ya emangnya kenapa? Kalo bapak gak pulang nanti dicariin istrinya" kata Irene lagi. Irene bersikap santai seolah hal tadi bukan apa-apa.
"Aku mau nginep disini emang gak boleh?" tanyanya.
"Saya gak larang bapak buat nginep disini tapi kalo nanti istrinya Pak Sehun nyari gimana?"
"Aku gak peduli" ujar Sehun.
"Dia juga gak bakal nyariin aku" ujarnya lagi.
Irene sedikit mengerutkan keningnya tidak mengerti lalu Sehun memberikan ciuman disana.
"Aku gak pernah cinta sama istri aku" Sehun berujar.
Oke sepertinya Irene akan gadang malam ini untuk mendengar curhatan Sehun.
"Aku nikah sama dia karena harus aku rasa aku harus tanggungjawab"
"Tanggungjawab sejenis apa sampai bapak harus nikahin istri bapak?"
"Ceritanya panjang Irene. Semuanya rumit, aku--aku yang buat semuanya rumit"
"Sebenarnya sebelum aku nikahin istri aku yang sekarang dulu aku pernah menikah. Kami saling mencintai tapi dia ninggalin aku karena kesalahan aku juga"
"Saya gak paham, intinya aja deh pak gimana?"
Lalu Sehun mencubit hidung Irene seraya mengecup bibir mungil perempuan itu.
"Aku udah bilang semuanya rumit Rene"
Irene mendengkus kesal "Makanya jelasin!" katanya kesal.
"Kamu yakin mau dengerin cerita aku dihari pertama kita?"
"Hari pertama kita? Hari apa yang bapak maksud?"
Sehun terkekeh kemudian membawa tubuh polos Irene kedalam pelukannya "Hari pertama kita sebagai sepasang kekasih" bisik Sehun lembut
"Idih mana ada!" katanya sambil memukul pelan dada Sehun lalu melepaskan diri dari pelukan laki-laki itu.
"Saya bukan pacar Pak Sehun!" tegasnya.
"Kamu bilang katanya kamu juga cinta sama saya? Lalu kita udah ngelakuin itu--ya"
Sehun tidak melanjutkan kata-katanya membuat Irene merotasikan bola matanya malas.
Menurut Irene apa yang baru saja dilakukannya bersama Sehun bukan apa-apa. Sehun juga bukan yang pertama untuk Irene.
Di Amerika sana Irene sering melakukannya bersama Jaehyun.
"Saya takut ketahuan sama istri bapak" ucap Irene.
"Irene asal kamu tahu, cepat atau lambat aku akan menceraikan dia" ujarnya sembari kembali mendekap tubuh Irene. Sehun seolah takut sebentar saja ia melepaskan dekapannya maka Irene akan hilang dan Sehun tidak mau itu terjadi.
"Kenapa bapak harus cerai sama istri bapak? Bukannya kalian punya anak?"
"Aku udah bilang kalo aku gak pernah cinta sama istri aku. Ah mungkin pernah tapi itu dulu sebelum dia pergi setelah pertunangan kami" Irene melihat perubahan raut wajah Sehun. Seakan laki-laki itu tengah menyimpan beban yang begitu besar.
Irene sedikit kasihan melihatnya namun kembali ia mengingat Irene. Ia tidak boleh luluh!
"Istri pertama saya meninggal" kata Sehun tiba-tiba.
Tangan Irene terkepal. Tentu saja Irene tahu karena yang meninggal adalah adiknya sendiri.
"Istri yang sangat aku cintai meninggal dan itu semua karena ulahku Rene".
Irene setia mendengarkan laki-laki itu bicara. Menceritakan masalalunya walaupun itu tidak akan berpengaruh apa-apa untuk dendamnya.
"Istri kedua saya hamil dan--" tercekat. Sehun semakin mengeratkan pelukannya pada Irene.
"Tolong jangan tinggalin aku Rene..."
Irene merasakan sesuatu menetes pada bahunya. Sehun tengah menangis sekarang.
"Saya gak akan tinggalin bapak kalau bapak mau menceritakan semuanya"
Sehun mengangguk "Aku bakal ceritain semuanya. Tapi sebelum itu janji. Kamu jangan pernah tinggalin aku" pinta Sehun.
"Iya, saya gak akan ninggalin Pak Sehun".
Dan malam itu adalah malam pertama mereka dalam sebuah hubungan terlarang.
🍬🍬🍬
Mas Sehun : saya tidak pulang malam ini.
Pukul dua dini hari Sehun baru mengirimkan pesan padanya. Yoona hanya bisa mendesah lelah.
Tanpa sadar air matanya menetes tanpa di komando.
"Harus sampai kapan Hun? Sampai kapan kamu kaya gini aku hiks...hiks..."
"Aku juga gak mau ada diposisi kaya sekarang. Apa kamu gak bisa menghargai aku sedikitpun? Setidaknya demi Anna"
Menatap sekelilingnya. Tiga tahun yang lalu Sehun membelikannya rumah karena Yoona diusir oleh Jessica dari rumah itu.
Selama tiga tahun itu pula Sehun berubah. Tidak ada lagi Sehun yang selalu tersenyum hangat padanya. Tidak ada lagi Sehun yang selalu menyayangi Anna.
Jika Sehun tidak bisa menganggap Yoona sebagai istri setidaknya tolong anggap Anna sebagai putrinya.
Walaupun Anna bukan putri kandungnya.
Seharusnya Yoona dulu menolak pada saat Sehun mengajaknya menikah--atau setidaknya Sehun terlebih dahulu meminta ijin kepada Irena istrinya untuk menikahi Yoona. Dengan begitu semuanya tidak akan seperti ini.
Tidak akan ada hati yang tersakiti. Tidak akan ada istilah gelar Pelakor yang sampai saat ini dirinya sandang.
Sungguh. Yoona tidak pernah bermaksud merebut atau bahkan merusak rumahtangga laki-laki itu dengan Irena.
Yoona cukup tahu diri. Sehun menikahinya karena rasa kasihan bukan cinta.
Dirinya yang dulu tengah hamil dan tidak punya siapa-siapa membuat Sehun merasa iba padanya. Niat Sehun baik hanya saja caranya salah.
Jika Sehun hendak menolong Yoona bukan seperti itu caranya. Ada cara lain bukan dengan cara membohongi istri tidak berdosa seperti Irena.
Andai waktu bisa diputar kembali Yoona tidak akan kembali ke kehidupan Sehun setelah tidak tahu malunya meninggalkan laki-laki itu dulu.
Seandainya Yoona tahu lebih awal jika Sehun sudah beristri Yoona tidak akan datang kepada laki-laki itu.
Dan sekarang Yoona hanya bisa berandai-andai. Menyesalpun tidak ada gunanya sekarang.
Meminta maaf kepada Irena? Bukan Yoona tidak ingin tapi Yoona tidak tahu bagaimana caranya. Tempat peristirahatan terakhir Irena pun Yoona tidak tahu.
Manusia pendosa dan tidak tahu diri sepertinya tidak pantas walau hanya untuk sekedar menginjakan kakinya ditempat peristirahatan terakhir perempuan semulia Irena.
unknown : aku akan membuat suamimu meninggalkanmu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionIni cerita tentang aku yang menjadi tokoh antagonis di cerita ku sendiri. Pelakor! Pasti kalian sudah tidak asing dengan kata itu. Ya gelar pelakor sepertinya cocok untukku, aku bangga dengan gelar itu aku tidak peduli apa kata orang, Sehun mencinta...