"Nah udah selesai, suami Rena udah ganteng pokoknya" kata Irena selepas memasangkan dasi suaminya.
Sehun terkekeh geli melihat ekspresi istrinya yang begitu menggemaskan.
"Kita sarapan dulu yuk, mas".
"Rena masak apa pagi ini?" tanya Sehun pada istrinya.
"Semalam kan mas pesen sama Rena sarapan mau dibuatin salad sayur, Rena buat itu atau mas mau ganti menunya? Masih keburu kok Rena bisa masak lagi kalo mas gak selera".
Ah Irena memang seperti itu, Irena ingin selalu membahagiakan Sehun.
"Gak usah sayang, mas mau sarapan itu kok, istri mas gak boleh capek-capek" ujar Sehun seraya mencubit hidung mungil istrinya gemas.
Pemandangan pagi yang selalu Sehun lihat Irena memakai piyama motif buah-buahan dipadukan dengan kerudung bergo polos, cantik sekali. Apalagi istrinya itu belum terpoles makeup sedikitpun alias natural sekali.
"Sakit mas ih! kebiasaan deh idung Rena dicubit-cubit gini".
Irena cemberut, menatap keki suami jahil nya.
Ah iya, Sehun memang jahil jika sedang bersama Irena, tak jarang Irena menangis jika sudah dijahili oleh suaminya itu.
Sehun tertawa lagi, ia semakin gemas tidak takut istrinya marah Sehun cubit kedua pipi istrinya.
"Astagfirullah mas Sehun sakit ih" .
"Ayo ah kita sarapan, nanti mas Sehun telat. Ada meeting kan pagi ini?" tanya Irena seraya mengambil jas mahal milik Sehun lalu membantu memasangkannya.
"Masih pagi kok sayang, mas belum puas jahilin Rena" jawab Sehun santai seraya memeletkan lidahnya.
Irena berdecak, lalu menggelengkan kepalanya.
"Terserah mas Sehun aja deh" Irena sudah lelah menghadapi suaminya itu.
Lalu Irena berjalan mengambil tas kerja milik Sehun.
"Rena sayang tunggu kok mas nya ditinggalin sih".
"Mas Sehun nyebelin Rena kesel jadinya".
"Rena lupa sesuatu ya pagi ini?".
Pertanyaan Sehun sontak membuat Irena menghentikan langkanya kemudian membalikan badannya.
"Rena lupa sesuatu?" tanya Irena tak yakin.
"Iya sayang, Rena lupa sesuatu deh sini-sini mas bisikin deh".
Dengan polos Irena menurut perempuan itu melangkahkan kakinya berjalan ke arah Sehun.
"Rena lupa apa mas Sehun?".
"Rena lupa ya belum kasih mas morning kiss?".
Kontan ucapan Sehun membuat wajah Irena memerah, padahal ia sudah sering di goda oleh suaminya tapi tetap saja ia masih sama, Irena selalu bersemu tiap kali Sehun goda.
"Mas nya nunduk, Rena gak bisa cium mas Sehun".
Sehun lagi-lagi terkekeh "Gak nyampe ya?" tanya Sehun meledek.
Irena mendengkus "Udah tahu kan mas kalo istrinya badan Rena mungil gini".
"Haha, yaudah sini-sini biar mas aja yang cium Rena"
Lalu Sehun sedikit membungkukan badannya, mensejajarkan tingginya dengan Irena kemudian membelai pipi istrinya itu.
Cup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
Fiksi PenggemarIni cerita tentang aku yang menjadi tokoh antagonis di cerita ku sendiri. Pelakor! Pasti kalian sudah tidak asing dengan kata itu. Ya gelar pelakor sepertinya cocok untukku, aku bangga dengan gelar itu aku tidak peduli apa kata orang, Sehun mencinta...