Dikediamannya Jessica sedari tadi terus mondar-mandir kesana-kemari membuat Donghae suaminya pusing.
"Ma, ada apa?" tanyanya pada sang istri.
"Ini pa, Sehun tidak mengangkat telepon mama!" jawabnya kesal.
Lalu Jessica duduk di pinggiran tempat tidur, di dekat suaminya, lama-lama capek juga dia terus berjalan kesana-kemari.
"Sekarang sudah jam berapa ma? Mungkin Sehun sudah tidur" tutur Donghae.
Jessica mendelik ke arah suaminya, ia tak suka jika sang suami terus membela anak semata wayang mereka.
"Papa ini! terus saja membela anak itu" ujarnnya jengkel.
"Ma, Sehun itu sudah dewasa.Biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri kita jangan ikut campur, Sehun pasti tahu mana yang baik dan mana buruk untuknya".
"Terbaik?" tanya Jessica meremehkan, menatap sang suami dengan tatapan tak percaya. "Termasuk dengan terus hidup dengan pembunuh menantuku?!" cercanya.
"Kalau anak itu tahu mana yang baik dan mana yang buruk dia tidak mungkin menikahi wanita tidak tahu diri itu! untuk apa Sehun tanggungjawab atas hal yang bukan kesalahannya!" ujar Jessica berapi-api.
"Seharunya sedari awal aku menghalangi pernikan mereka!" Jessica melanjutkan,
"Dasar perempuan tidak tahu diri! dia yang meninggalkan putraku demi lelaki lain, setelah dicampakkan dalam keadaan hamil dia malah datang lagi ke kehidupan putraku yang sudah bahagia bersama istrinya!".
Jessica mengatakan itu dengan nada penuh kebencian, Jessica menganggap semua hal buruk yang menimpa hidup Sehun itu karena Yoona.
"Kalau saja perempuan tidak tahu malu itu tidak menikah dengan Sehun, menantuku tidak akan meninggal! pasti sekarang Sehun sudah bahagia bersama anak mereka dan aku tidak akan kehilangan cucu pertamaku!".
Tanpa sadar Jessica meneteskan air matanya, dia merasa bersalah kepada Irena menantu satu-satunya itu. Menantu yang sangat Jessica sayangi.
"Seharunya aku melarang Sehun menikah dengan perempuan itu!" tegasnya sekali lagi.
Donghae diam seraya menatap istrinya jengah, istrinya itu memang tidak berubah. Selalu menyalahkan Yoona, padahal Sehun juga bersalah dalam hal ini.
"Ma---".
"Aku harus mengenalkan seorang gadis kepada Sehun agar Sehun meninggalkan wanita tidak tahu diri itu!" potong Jessica cepat, bahkan Donghae belum sempat menyelesaikan kalimatnya.
Jessica sudah kehabisan akal bagaimana cara ia memisahkan Sehun dan Yoona, Jessica ingin Sehun mendapatkan yang lebih baik.
"Kita jodohkan saja Sehun dengan anak rekan papa, pasti rekan kerja papa ada yang punya anak gadis kan?" usul Jessica.
Terdengar decakan malas dari Donghae, sudah malam begini arah pembicaraan istrinya itu semakin melantur.
"Jisoo, Lisa, Tyuzu, Mina---".
"Ma udah!" Donghae menghentikan, sebelum istrinya itu semakin banyak lagi mengabsen nama-nama seorang gadis.
Mustahil Sehun mau dijodohkan karena Sehun sudah punya seseorang yang dicintai. Selain mendiang Irena, tapi Donghae memilih diam, tidak memberitahu Jessica, belum saatnya. Sehun belum berpisah dengan Yoona, Donghae tidak ingin Yoona semakin disakiti jika mengetahui kenyataan bahwa suaminya mempunyai perempuan lain.
"Terus saja papa membela perempuan itu! papa lupa kalau dia yang menyebabkan menantu kita meninggal?! Gara-gara dia kita kehilangan calon cucu kita!" sentak Jessica tajam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
Hayran KurguIni cerita tentang aku yang menjadi tokoh antagonis di cerita ku sendiri. Pelakor! Pasti kalian sudah tidak asing dengan kata itu. Ya gelar pelakor sepertinya cocok untukku, aku bangga dengan gelar itu aku tidak peduli apa kata orang, Sehun mencinta...