"Pak Sehun kenapa bisa ada disini?" tanya Irene.
"Masuk!" perintah Sehun.
"Hah? Gimana Pak?"
"Masuk Irene, kamu mau sampai kapan duduk disitu nungguin angkot"
"T-tapi Pak--"
"Gak ada tapi-tapian, ini udah malem sebentar lagi juga kayanya hujan"
Pada awalnya Irene sedikit ragu namun perkataan laki-laki itu ada benarnya, hari sudah semakin malam dan sebentar lagi mungkin akan turun hujan jadi lebih baik Irene menurut saja.
"Bapak beneran mau nganter saya?" Irene bertanya.
"Menurut kamu?" laki-laki itu balik bertanya.
Irene diam tidak menjawab. Bingung juga Irene mau menjawab apa.
"Saya gak tahu rumah kamu dimana, tolong tunjukan saja nanti jalan nya" ucap Sehun dan Irene mengangguk sebagai jawaban.
Setelah itu Sehun menyalakan mesin mobilnya lalu mulai menjalankan mobilnya tersebut.
Tidak ada yang membuka suara selama mereka dalam perjalanan menuju apartment Irene kecuali Irene yang membuka suaranya ketika hendak menunjukan jalan.
Tidak terasa empat puluh lima menit waktu yang Sehun butuhkan untuk sampai ke tempat dimana Irene tinggal.
Dan benar saja perkataan Sehun tadi jika malam ini mungkin akan hujan. Pas sekali ketika mereka sampai hujan turun dengan sangat deras.
"Makasih Pak udah anterin saya" Irene mengucapkan rasa terimakasih nya pada Sehun.
Saat Irene hendak membuka pintu mobil tiba-tiba saja Sehun menahan pergerakannya membuat Irene keheranan.
"Kamu gak lihat itu diluar hujan?" tanya Sehun dingin.
"Saya cuma perlu lari aja kok Pak dari sini jaraknya juga gak terlalu jauh"
"Tapi tetap saja kalo kamu lari dari sini kesana badan kamu pasti basah kuyup, bisa-bisa kamu masuk angin nanti"
Irene melongo, terkejut dengan penuturan Sehun. Apa yang terjadi dengan laki-laki itu? Kenapa tiba-tiba Sehun jadi perhatian kepadanya?
Ah tapi baguslah!
"Gak pa-pa kok Pak. Bapak juga kan harus pulang, pasti Bapak sudah ditunggu oleh keluarganya" tutur Irene sopan.
Dan Sehun hanya memutar matanya malas, tanpa disuruh Sehun membuka jas mahalnya.
"Pak? Mau ngapain?" Irene langsung panik.
Masa secepat ini sih?
Tanpa mengatakan apapun Sehun keluar dari mobilnya kemudian berlari mengitari lalu membukakan pintu untuk Irene.
"Saya anter kamu sampai ke depan kamar kamu Ayo""T--tapi pak"
"Gak ada tapi-tapian cepet! hujannya makin deres!"
Irene menurut dan langsung keluar dari mobil Sehun. Setelah kembali memastikan kondisi mobil terkunci Sehun melindungi tubuh Irene menggunakan jasnya tadi.
Setelah itu mereka sama-sama berlari menembus hujan dengan Sehun yang berusaha melindungi Irene dengan tubuhnya.
"Kamu gak pa-pa kan?" tanya Sehun setelah mereka sampai di loby.
"Saya gak pa-pa, tapi Bapak jadi basah semuanya"
"Yaudah, kalo gitu saya antar kamu sampai ke depan pintu, abis itu baru saya pulang"

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionIni cerita tentang aku yang menjadi tokoh antagonis di cerita ku sendiri. Pelakor! Pasti kalian sudah tidak asing dengan kata itu. Ya gelar pelakor sepertinya cocok untukku, aku bangga dengan gelar itu aku tidak peduli apa kata orang, Sehun mencinta...