17

1.3K 94 31
                                    

"Irene kamu lupa jalan pulang ke rumah atau gimana?" Chanyeol bertanya sarkas pada adiknya itu.

"Suaminya Irene itu benar-benar gila!" bukannya menjawab pertanyaan dari Chanyeol Irene malah curhat pada sang kakak.

"Maksudmu?" tanya Chanyeol tak mengerti.

"Aku tidak bisa pulang karena suami Irena, dia memberiku pekerjaan yang sangat banyak jangankan untuk pulang ke rumah, aku saja terkadang pulang ke apartment membawa pekerjaan dan paginya ketika dikantor dia memberiku setumpuk pekerjaan lagi, benar-benar sinting!" jawab Irene panjang lebar.

Irene tidak akan pernah lupa saat Sehun belum menyatakan perasaannya, laki-laki itu melimpahkan semua pekerjaan kepadanya sedangkan laki-laki itu hanya sibuk bermain ponsel seraya memantau dirinya bekerja.

Selama satu bulan lebih Irene kehilangan banyak sekali jam tidurnya.

"Kau bekerja dibagian apa memang?" tanya Chanyeol sedikit curiga pada adiknya itu.

"Sekretarisnya" jawab Irene enteng.

Chanyeol refleks menginjak rem mobilnya, "Yak! kakak bisa menyetir tidak sih?!" tanya Irene kesal karena kepalanya hampir saja terbentur dashboard mobil.

"Kau menjadi sekretaris Sehun?!" tanya Chanyeol memastikan dan Irene langsung mengangguk tanpa ragu.

"YAK KAU GILA IRENE?! BUKANKAH SUDAH KU PERINGATKAN UNTUK MENJAGA JARAK DENGANNYA?! KAU GILA HAH?" teriak Chanyeol tepat di depan wajah adiknya.

Irene memejamkan matanya tatkala mendengar teriakan sang kakak.

Tuk!

Irene memukul kepala kakaknya itu.

"YAK! TIDAK USAH BERTERIAK TELINGAKU SAKIT BODOH!" balas Irene tak kalah berteriak.

Tidak ada rasa takut sama sekali dalam diri Irene pada kakaknya itu.

"Kamu gak serius sama ucapan kamu kan Rene? Bilang sama kakak kalo kamu hanya bercanda" Chanyeol merubah gaya bicaranya.

Irene memutar bola matanya malas, "Aku serius kak, aku jadi sekretaris bajingan bodoh itu" jawabnya.

"Kamu udah janji gak---".

"Aku gak macem-macem kak, aku selalu jaga jarak dengannya. Lagipula aku tidak bicara dengannya selain urusan pekerjaan, kakak tau sendiri aku sangat membenci dia" Irene memotong ucapan Chanyeol karena ia tahu kemana arahnya.

"Kamu gak bohongin kakak kan?" Chanyeol memicing curiga, tidak percaya begitu saja pada Irene.

Yang sedang berbicara dengannya ini Irene bukan Irena, jika Irena yang berkata seperti itu Chanyeol tentu langsung percaya karena adik bungsunya itu tidak pernah berbohong, beda dengan adik nomor tiganya ini yang sangat pandai sekali dalam hal berbohong.

"Ck, kakak gak percya sama aku?" tanya Irene dengan raut wajah sedih.

Kini giliran Chanyeol yang berdecak, akhirnya laki-laki itu kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kami hanya tidak ingin kamu bernasib sama seperti Irena, kakak gak mau kamu berurusan dengan Sehun" tutur Chanyeol dengan tenang.

"Aku bukan Irena kak, aku berbeda dengannya dan nasib kami tentu saja berbeda" Irene membalas ucapan kakaknya.

"Aku berurusan dengan Sehun hanya sebatas pekerjaan, tidak lebih" katanya. Tentu saja Irene berbohong.

"Lagipula Sehun juga sepertinya sangat mencintai Yoona, dia sama sekali tidak pernah meliriku sedikitpun" katanya lagi, "Aku pikir dengan wajahku yang mirip dengan Irena ini akan membuat Sehun berpaling ternyata tidak sekali" Irene menuntaskan kalimatnya dengan sangat tenang. Tidak ada kesan gugup sama sekali.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang