Kurang lebih sekitar dua jam lamanya waktu yang Sehun dan Irene gunakan untuk bercinta.
Masih dengan keadaan yang sama-sama polos, tubuh mereka hanya ditutupi selimut tebal Irene menyandarkan kepalanya di bahu Sehun dengan satu tangannya melingkar di pinggang laki-laki itu, lalu Sehun mengusapi rambut Irene dengan ia sendiri menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur.
"Mas Sehun udah makan?" Irene iseng bertanya, sekaligus membuka percakapan di antara mereka setelah sebelumnya dilanda kebisuan akibat rasa capek sehabis olahraga di ranjang.
"Belum" jawab Sehun jujur.
Dirinya memang belum makan dari tadi siang, Sehun tidak ingat, jangankan untuk makan pekerjaannya saja terbengkalai karena seharian ini otaknya terus berpusat pada Irene yang ia pikir tengah bertunangan dengan lelaki pilihan orangtuanya.
"Mas Sehun kenapa coba nungguin aku lama, kalo aku gak pulang gimana? Mau diem di situ semalaman?" tanya Irene galak.
Sehun menolehkan kepalanya ke arah Irene, dilihatnya wajah Irene tengah ditekuk sekarang, Sehun terkekeh karena gemas.
"Kenapa ketawa? Ada yang lucu?" tanya Irene lagi dan Sehun mengangguk, membuat Irene mengerutkan keningnya heran.
"Apanya yang lucu?".
"Kamu" jawab Sehun sambil mengecup bibir Irene sekilas.
Langsung saja Irene pukul dada laki-laki itu pelan, "Udah tua mas Sehun, masih aja suka gombal" kata Irene keki.
"Gak pa-pa, gombalnya cuma sama kamu aja kok".
Irene bergidik ngeri, hal itu membuat Sehun lagi-lagi terkekeh, wajah Irene benar-benar terlihat menggemaskan.
"Mas Sehun beneran nginep disini kan?" tanya Irene sambil mengeratkan pelukannya pada pinggang Sehun.
"Iya Rene sayang, mas nginep disini, sama kamu" jawab Sehun jujur.
"Terus istri mas gimana?".
"Nanti mas bisa alesan nginep di rumah mama atau apapun, intinya malam ini mas temenin kamu malam ini".
"Malam ini doang?" Irene bertanya dengan sedikit jengkel.
"Enggak, mas bakal tetep disini sama kamu, sekarang, besok atau kapanpun".
Irene tertawa kecil, merasa lucu dengan jawaban Sehun.
Sebenarnya Sehun adalah laki-laki yang baik, pantas saja dulu Irena mau menikah dengannya.
"Mas laper gak?" Irene bertanya random.
"Ya, kalau boleh jujur laper sih" jawab Sehhn yang sedikit meringis diakhir kalimatnya.
"Disini gak ada makanan apa-apa, aku belum sempet belanja, stock makanan aku abis, kita pesen makan aja ya, mas Sehun pasti lapar" tawar Irene.
"Terserah, mas ikut kamu aja" Sehun menyetujui tawaran Irene.
"Aku pinjem hp mas Sehun dong, hp aku di tas terus tas nya di depan" kata Irene sedikit manja.
Bukannya menanggapi ucapan Irene, Sehun justru malah mencium wajah Irene berkali-kali.
"Lucu banget Irene, astaga" kata Sehun setelah puas menciumi wajah Irene.
Setelah itu Sehun mengambil celana kantor yang tadi ia lempar ke lantai untuk mengambil ponselnya, karena ponselnya ada di celana tersebut.
Sehun merogoh kantong celana itu kemudian memberikan ponselnya pada Irene, lalu setelah itu Sehun kembali merebahkan dirinya ditempat tidur di samping Irene sambil tangannya melingkar di pinggang ramping Irene yang tengah memesan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
Fiksi PenggemarIni cerita tentang aku yang menjadi tokoh antagonis di cerita ku sendiri. Pelakor! Pasti kalian sudah tidak asing dengan kata itu. Ya gelar pelakor sepertinya cocok untukku, aku bangga dengan gelar itu aku tidak peduli apa kata orang, Sehun mencinta...