"Mampus!" maki Irene dalam hati saat mobil Sehun berhenti tepat di depan gerbang rumahnya.
Irene mendadak panik, ia takut rahasianya akan terbongkar dan rencana yang ia susuh dengan sedemikian rupa cantiknya akan gagal.
Irene harap-harap cemas takut Sehun turun dan membuka gerbang rumahnya lalu laki-laki itu masuk kedalam, bertemu dengan mama-nya. Habislah Irene jika itu terjadi.
Tapi Irene pintar menyembunyikan kepanikannya, ia tetap stay cool padahal jantungnya sudah dangdutan.
Sehun menatap sedih bagunan rumah mewah itu, tiba-tiba saja Irene melihat Sehun menitikan air matanya lalu secepat kilat Sehun menghapusnya lagi, Irene sedikit tenang saat Sehun tak kunjung turun dari mobil.
"Ini rumah siapa pak?" Irene bertanya, pura-pura tidak tahu padahal itu adalah rumahnya sendiri.
Sehun menoleh lalu tersenyum pada Irene "Ini rumah orangtua istri aku dulu" jawabnya.
"Rumah bu Yoona? Kok bapak gak masuk?" tanyany polos.
Sehun terkekeh lalu mengusap kepala Irene sekilas "Bukan sayang, ini bukan rumah dia".
Irene menganggukan kepalanya tanda mengerti, Irene hanya akting saja.
"Gak turun pak?" tanya Irene lagi, Irene hanya memastikan jika Sehun berniat turun maka dirinya harus mencari alasan yang tepat agar ia tidak ikut masuk kedalam.
Irene bernapas lega ketika Sehun menggeleng, selamat. Begitu katanya dalam hati.
"Aku sebenernya mau banget masuk kedalam tapi belum waktunya" ujar Sehun.
Irene mengerutkan keningnya heran. Belum waktunya apa? Tentu saja Sehun tidak akan dibiarkan masuk kedalam menginjakan kakinya dirumah itu karena sudah pasti Siwon akan mengusirnya.
"Maksud pak Sehun?".
"Mendiang istri aku dikuburin disini, tepatnya di halaman belakang".
Irene terkejut, bagaimana Sehun bisa tahu? Seingatnya Irena pernah berpesan agar Sehun dan keluarganya itu tidak diberitahu dimana ia dikuburkan.
"Aku mau banget datang kesana, tapi belum diijinin" ujar Sehun miris. Matanya kembali berkaca-kaca.
Sehun kembali memandang bangunan rumah tersebut, mungkin sekarang Sehun punya daftar list baru sebelum ke kantor. Sehun akan melakukan itu setiap hari, memandangi rumah Irena, yang dibelakangnya ada makam sang istri tercinta.
Cukup lama Sehun memandangi rumah itu dalam diam, Sehun akhirnya kembali menjalankam mobilnya.
"Ikut kerumah aku ya Rene" ujar Sehun seraya menciumi tangan Irene.
"Ke rumah pak Sehun? Ketemu bu Yoona dong!".
Sehun terkekeh "Enggak, bukan maksudnya ke rumah aku sama almarhum istri aku yang dulu, udah lama aku gak kesana" Sehun mengoreksi.
Irene mengangguk saja.
Kira-kira sudah satu bulan Sehun tidak datang kerumah itu, biasanya Sehun akan mendatangi rumah tersebut seminggu sekali, rumah itu tidak dibiarkan kosong, Sehun tetap memperkerjakan bi Ani disana untuk merawat rumah kenangan tersebut.
Irene adalah orang pertama yang Sehun ajak kesana, hanya Irene. Yoona saja yang notabenya adalah istri Sehun tidak pernah Sehun ajak perempuan itu kesana.
Bagi Sehun Irene lebih penting, Irene lebih berharga bagi Sehun dariapada Yoona ataupun Anna sekalipun.
Setelah kurang lebih lima puluh menit perjalana mereka sampai di rumah tempat tinggal Sehun dan Irena dulu. Tidak ada yang berubah, rumahnya halaman rumahnya masih tetap sama karena Sehun tidak mau merubah apapun yang sudah ditata oleh Irena. Sehun hanya meminta bi Ani untuk memberishkan tanpa merubah sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionIni cerita tentang aku yang menjadi tokoh antagonis di cerita ku sendiri. Pelakor! Pasti kalian sudah tidak asing dengan kata itu. Ya gelar pelakor sepertinya cocok untukku, aku bangga dengan gelar itu aku tidak peduli apa kata orang, Sehun mencinta...