Tidak terasa sudah satu bulan lamanya Ireme bekerja dikantor Sehun selama itu pula Irene terus berusaha untuk menarik perhatian Sehun, walaupun laki-laki itu sedikit menghindar namun Irene tahu jika diam-diam sebenarnya Sehun tertarik padanya.
Irene yang selalu menjadi bahan gunjingan orang-orang kantor karena Sehun dianggap membedakan perlakuannya pada Irene dan karyawan lain.
Setiap hari Irene harus menghadapi kesinisan rekan kerjanya, mereka beranggapan bahwa Sehun mengistimewakan Irene karena Irene memiliki kemiripan dengan mendiang istri bos nya tersebut.
Seperti sekarang contohnya Irene sedang berjalan melewati beberapa lobi untuk sampai keruangannya, banyak bisik-bisik suara yang berbicara hal yang buruk tentang dirinya bahkan ada yang dengan terang-terangan menggosipkannya.
Tapi memang dasarnya Irene tidak peduli dengan omongan orang-orang dirinya cuek-cuek saja dengan apa yang dikatakan orang lain tentangnya.
Adanya Irene di kantor ini bukan untuk benar-benar bekerja. Bukan, prioritasnya bukan itu melainkan membalaskan dendamnya pada Sehun.
Ceklek.
"Selamat pagi Pak" Irene membungkukan badannya saat masuk ke ruangannya dan melihat Sehun sudah terduduk dikursi kebesarannya sembari memainkan ponsel.
"Hmmmm"
Sehun berdeham sebagai jawaban tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel tersebut.
Selalu seperti itu, Irene mendengkus melihat Sehun yang selalu jual mahal padanya.
Tanpa berlama-lama pencitraan kepada atasannya itu Irene langsung saja duduk dikursinya.
"Irene" panggil Sehun.
"Iya, ada apa Pak?" jawabnya sesopan mungkin tak lupa senyuman yang selalu menghiasi wajah ayu nya.
Kemudian Sehun menggeleng "Tidak, lanjutkan saja pekerjaanmu"
"Dasar aneh!" umpat Irene dalam hati.
Karena hari ini pekerjaannya cukup banyak Irene kembali fokus pada pekerjaannya. Ia tidak punya waktu untuk meladeni ketidakjelasan atasannya itu.
🍬🍬🍬
"Chan apa kau tahu bagaimana kabar Irene? Sudah satu bulan adik kamu tidak pulang kerumah" tanya Siwon pada putranya.
"Aku tidak tahu Pa, setiap kali aku datang ke apartemennya Irene selalu tidak ada"
"Anak itu! sebenarnya apa yang sedang dia rencanakan" Siwon memijat pelipisnya yang terasa pening akibat memikirkan putrinya.
"Coba Pa kita datangin apartment Irene, Mama takut terjadi sesuatu sama dia Papa tahu sendiri Irene itu gimana" ucap Taeyeon pada suaminya.
Ibu dua anak itu begitu khawatir karena sudah satu bulan lamanya semenjak Irene memutuskan untuk tinggal diapartement sendirian ia belum mendapat kabar apapun tentang putrinya tersebut.
Taeyeon tidak akan memaafkan dirinya sendiri jikalau sampai terjadi sesuatu kepada putrinya itu. Taeyeon tidak ingin kejadian seperti dulu terulang.
"Iya, besok kita datangin apartmentnya Irene ya. Mama gak usah sedih" Chanyeol menenangkan Mamanya.
"Oh iya Ma Pa Chanyeol kebelakang dulu, aku kangen sama Irena" lanjut Chanyeol, setelah mendapat anggukan dari kedua orangtuanya Chanyeol segera bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah taman belakang, tempat yang menjadi peristirahatan terakhir bagi putri bungsu mereka.
"Tidak terasa ya sudah tiga tahun lamanya kamu pergi meninggalkan kami" ujar Chanyeol sembari mengusap papan nama yang berada dihadapannya.
Sudah menjadi kebiasaan keluarga Siwon mereka rutin mengunjungi makam Irena, mengirimkannya Do'a lalu mengajaknya berbincang sebentar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionIni cerita tentang aku yang menjadi tokoh antagonis di cerita ku sendiri. Pelakor! Pasti kalian sudah tidak asing dengan kata itu. Ya gelar pelakor sepertinya cocok untukku, aku bangga dengan gelar itu aku tidak peduli apa kata orang, Sehun mencinta...