Ini cerita tentang aku yang menjadi tokoh antagonis di cerita ku sendiri.
Pelakor!
Pasti kalian sudah tidak asing dengan kata itu. Ya gelar pelakor sepertinya cocok untukku, aku bangga dengan gelar itu aku tidak peduli apa kata orang, Sehun mencinta...
"Tuan, bibi gak tahu nyonya Irene sukanya makanan apa, jadi bibi masak makanan kesukaan almarhumah nyonya gak pa-pa?" tanya bi Ani pada Sehun.
Ternyata pada saat Sehun pergi ke dapur bi Ani baru selesai memasak.
"Gak pa-pa, mereka sama kok bi" jawab Sehun sambil tersenyum ramah.
Sehun memang dikenal memiliki kepribadian yang ramah kepada semua orang, Sehun tidak pernah membedakan status seseorang siapapun akan Sehun hormati selama orang itu lebih tua dari nya tidak peduli orang itu siapa.
Hal yang selalu Irena ajarkan dan Sehun terapkan sampai sekarang.
"Mereka sama? Maksud tuan Sehun teh apa? Bibi gak ngerti, Nyonya Irene itu Nyonya Irena juga?".
Sehun tersenyum lagi "Entahlah bi saya juga masih bingung, mereka orang yang sama atau bukan".
Jika Irena dan Irene adalah orang yang sama, itu artinya kemungkinan anak yang di kandung Irena waktu itu masih hidup, tapi dimana anaknya sekarang? Jika Irene dan Irena adalah orang yang berbeda kenapa mereka bisa sangat mirip?
Apa mungkin Irena mempunyai saudara kembar? Jika Irene adalah saudara kembar istrinya pasti ada motif yang mendasari mengapa Irene bekerja di perusahaannya.
Tapi nama mereka berbeda... Ah entahlah Sehun pusing, bukan saatnya ia memikirkan itu sekarang, Sehun akan mencari tahu itu nanti.
Yang paling penting sekarang Irene tidak pergi dari sisinya itu sudah lebih dari cukup.
"Kalian ngobrolin apa sih?"...
Sehun dan bi Ani menoleh bersamaan dan..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Deg.
Keduanya mematung, melihat Irene memakai dress kesayangan Irena dulu.
Sehun sering melihat pemandangan ini dulu, persis seperti ini. Rambutnya yang dibiarkan tergerai...... Ah, Sehun seperti kembali ke masalalu lagi sekarang.
Sehun menatap Irene tanpa berkedip, seolah Sehun merasa jika ia mengedipkan matanya maka Irene akan hilang saat itu juga.
Irene yang ditatap seperti itu hanya bisa tersenyum canggung seraya bertanya dalam hati ada yang salahkah dengan penampilannya? Atau Irene aneh berpenampilan seperti ini? Memang sih, ini pertama kali ya Irene memakai pakaian seperti ini dalam hidupnya, tapi apakah memang seaneh itu sehingga membuat Sehun dan juga bi Ani menatapnya seperti itu.
"Saya aneh ya pak pake baju ini, saya ganti aja deh ya" kata Irene lalu ia hendak pergi dari sana namun langkahnya tertahan karena Sehun menarik Irene kedalam pelukannya, "Pak-".
"Jangan pergi lagi, mas mohon jangan tinggalin mas lagi" Sehun berbisik seraya mengeratkan pelukannya pada Irene.
Irene melihat ke arah bi Ani yang saat ini tengah tersenyum padanya, membuat Irene heran sendiri "Mas Sehun--" mencoba mendorong tubuh Sehun namun laki-laki itu memelukmya dengan sangat erat.
