25

1K 65 24
                                    

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sekitar 30 menit akhirnya mobil Sehun sampai di pekarangan rumahnya bersama mendiang Irena dulu.

Karena Irene sendiri yang memilih tinggal di rumah mendiang Irena daripada rumah baru.

Selesai sarapan Sehun langsung membantu Irene mengemas barang-barangnya lalu setelah selesai mereka langsung berangkat.

Sehun sendiri sudah tidak sabar memboyong Irene ke rumah itu.

Sehun memarkirkan mobilnya di garasi kemudian setelahnya Sehun mematikan mesin mobilnya.

"Langsung masuk aja Rene, koper kamu biar mas yang bawa" ucap Sehun setelah mereka turun dari mobil.

Irene mengangguk patuh, dirinya memang tidak terlalu banyak membawa barang-barang, Irene sisakan sedikit baju-baju miliknya di apartemen lama supaya ketika Chanyeol datang nanti kakaknya itu tidak curiga.

"Selamat datang, tuan, nyonya".

Bi Ani menyambut kedatangan majikannya dengan ramah.

Sehun dan Irene sama-sama tersenyum kepada art yang sudah bekerja kepada Sehun selama belasan tahun itu.

Irene dan Sehun melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, bi Ani mengambil alih koper yang Sehun bawa.

"Mau bibi buatkan minuman, atau mau langsung makan?" tanya bi Ani pada kedua majikannya itu.

"Enggak bi, sebelum ke sini kebetulan kita udah sarapan dulu, bibi tolong beresin baju-baju Irene, tata di lemari kosong, ya bi. Tolong" jawab Sehun.

"Iya bi, tolong ya" Irene menambahkan.

Lantas bi Ani pun mengangguk, "Ya udah, kalau gitu bibi ke atas dulu buat beresin baju nyonya, kalau perlu apa-apa panggil bibi aja" bi Ani membalas dan langsung diangguki oleh Sehun dan Irene.

Lalu setelah itu bi Ani langsung menyeret kopernya, membawa ke lantai atas tempat kamar utama berada.

Sehun duduk di ruang tengah diikuti Irene, saat Irene hendak duduk di samping Sehun tiba-tiba lelaki itu menarik tangan Irene dan mendudukkan Irene di pangkuannya.

Irene terkesiap dengan perbuatan Sehun, "Mas Sehun ih!" kata Irene tajam sambil mencubit lengan Sehun pelan, "Ngagetin aja!" lanjutnya.

"Maaf" ucap Sehun sambil meringis.

Irene mengubah posisinya jadi membelakangi Sehun sedang lelaki itu memeluk Irene dari belakang, menaruh dagu nya bahu Polos Irene sambil sesekali Sehun berikan kecupan-kecupan basah di sana.

Membuat Irene menggeliat karena geli, "Mas Sehuh ih! nanti ada yang lihat!" peringatan Irene namun tak dihiraukannya oleh pemuda itu.

"Ke kamar, yuk" bisik Sehun mengajak Irene.

Perempuan itu mendengkus, "Di kamar ada bibi! Tadi malam kurang emangnya?" balas Irene.

Sehun tergelak kecil, dia kecup pipi Irene singkat, Irene menyandarkan punggungnya di dada Sehun, "Ke kantor gih, aku ijin cuti sehari lagi" kata Irene kemudian.

"Kamu ngusir mas, Rene?" tanya Sehun sambil mendelik tidak suka.

"Enggak, aku gak ngusir mas Sehun, cuma nyuruh mas berangkat ke kantor, salah emangnya?" Irene balik bertanya.

"Mas ke kantor terus nanti kamu ketemu cowok yang tunangan sama kamu? Iya?!" tuding Sehun.

Irene merotasikan kedua bola matanya malas, "Enggak mas Sehun, ngapain juga aku nemuin dia" jawab Irene.

Irene kan tidak benar-benar bertunangan, cincin yang kini melingkar di jari manisnya itu cincin yang dia beli sendiri sewaktu mengantar Rico membeli kalung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang