Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu tiba. Setelah mengucap janji pernikahan, kedua pasangan suami istri itu berdiri di atas pelaminan. Sesuai dengan cita-cita Acel saat kecil, jika menikah ingin menikah di rumah dengan tema garden wedding, dan sekarang terturuti. Yang mengusulkan di rumah adalah Acel, tapi ia tak berharap jika memakai tema garden wedding.
"Selamat bro, gue tunggu ponakannya ya" kata Morga sambil bersalaman ala laki-laki
"Makasih"
"Oh ini toh yang bikin Arvel pulang cepet, selamat ya mbak" kata Morga sambil mengerling nakal. Karena merasa di perhatikan dengan tajam, ia menoleh ke sebelah. "Heheh peace bro"
"Iya mas, terima kasih" kata Acel sambil tersenyum
"Udah sana turun! Banyak yang antre" bukan tanpa alasan Arvel berkata seperti itu. Tapi nyatanya iya, banyak sekaki tamu yang menunggu untuk salaman
"Mas, bisa cepet dikit gak? Saya juga mau salaman sama pengantinnya" ujar wanita di belakang Morga.
'Buset, nih cewek cantip juga' batinnya
"Hehe, woles mbak, ini saya mau turun. Jangan kangen" setelah itu ia turun tak lupa memberikan kerlingan nakal ke Vanya. Arvel hanya mampu menggelengkan kepalanya, terkadang ia bingung kenapa bisa mau berteman dengan manusia seperti Morga
"Aw, selamat sayang!" Kata Vanya itu sambil memeluk Acel dengan erat
"Thanks beb, lah Faizal mana?" Vanya langsung mengangkat HP nya yang sudah terhubung panggilan Vidio itu
"Selamat Acel, gue tunggu ponakannya ya"
"Ih, lo mah. Modal VC tapi gak dateng anjir" kecewanya
"Language sayang" peringat Arvel
"Hehe, iya mas"
"Hahah, udah ada pawangnya sekarang Zal" kata Vanya, lelaki yang ada di telpon itu juga terkekeh
"Nya, gue mau ngomong sama lakinya" lalu Vanya segera memberikan HP nya kepada Arvel
"Selamat ya bang, gue mohon jaga Acel. Gue udah anggep dia sama Vanya itu adek gue sendiri. Gue harap lo bisa jaga dia. Jangan sakiti dia. Mungkin dia masih kaya anak kecil. Gue mohon lo bisa maklumin" kedua perempuan yang menendengarkan perkataan Faizal itu tersenyum haru
"Iya, thanks sudah sayang sama Acel. Gue pasti jaga dia" katanya sambil melihat istrinya itu
"Ya udah deh gue turun dulu, sekali lagi selamat ya, oh iya ini hadiah dari gue sama Faizal" katanya sambil memberikan kotak berukuran sedang
"Iya, thanks ya" lalu keduanya berpelukan lagi sebelum perempuan itu turun
"Selamat ya Vel, Cel" para petinggi dan dokter dari rumah sakit Mutiara Hati juga turut hadir dan tetangga sekitar tak lupa. Maklum, dokter muda yang masih single berkurang, apa lagi Arvel termasuk dokter muda yang good looking banyak jadi incaran wanita
"Iya pak, terima kasih" balas Arvel dan Acel. Semua tamu sudah bersalaman dengan kedua suami istri baru itu, mereka menikmati hidangan yang di siapkan
"Weh, selamat bro"
"Thanks Bay"
"Ini istri lo? Cantik"
"Udah Bay gak usah jadi buaya dadakan lo"
"Sans, gue juga mau nikah, dateng ya?"
"Wah, buaya rumah sakit berkurang" keduanya terkekeh. Bayu, dokter muda tampan yang di juluki buaya oleh beberapa perawat dan dokter wanita. Banyak sekali korban yang terkena imbasnya
"Udah, gue mau makan dulu. Kapan lagi makan gratis" katanya tertawa kemudian. Setelah pamit ia turun
"Capek?"
"Enggak mas, kamu laper?"
"Em, sedikit"
"Mau aku ambilkan makan?"
"Enggak, habis ini selesai kayanya, tamunya udah berkurang" katanya sambil melihat tamu undangan. Mereka berdua memang tak mau banyak mengundang orang, hanya mau yang dekat saja. Bahkan Sintya tak ia undang.
Dan benar saja, tak lama setelah itu Feli menyuruh Arvel dan Acel istirahat di kamar Acel dan mereka mengikuti saran orang tuanya itu, Rafa ia titipkan ke ibunya, kasihan anak itu kelelahkan, mungkin sekarang sudah tidur
Setelah pintu kamar terbuka, Acel langsung membaringkan tubuhnya di kasur. Ini kali kedua Arvel tidur di kamar tetangga yang sudah menjadi istrinya itu.
"Siapa yang mau mandi dulu?"
"Kamu duluan aja mas, aku masih capek"
Lalu Arvel berjalan ke lemari yang sudah menyimpan beberapa pasang baju Arvel. Setelah itu ia menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Hari ini adalah hari yang melelahkan sekaligus membahagiakan.
Hanya membutuhkan waktu lima belas menit, Arvel sudah keluar dari kamar mandi dengan kaos santai dan celana pendek "aku udah selsai. Sana gih, giliran kamu" Acel langsung membuka matanya, ia berjalan gontai ke kamar mandi "mas mau kemana?" Tanyanya saat di depan pintu kamar mandi
"Aku mau turun, ngobrol sama papa, mama di bawah" Acel menganggukan kepalanya lalu ia kembali berjalan ke kamar mandi.
Arvel keluar dari kamar Acel, ia turun ke ruang keluarga "malam pa, ma"
"Malam, sini Vel duduk" lalu Arvel duduk di sebelah ayahnya
"Acel mana Vel?" Tanya Feli
"Acel masih bersih-bersih ma" Feli menganggukan kepalanya
"Malam ini papa sama mama mau pulang Vel" kata ayahnya
"Kok cepet?"
"Iya, ada pekerjaan yang harus papa urus. Rafa biar sama papa aja" Arvel menganggukan kepalanya saja
"Vel, papa titip Acel ya? Bahagiakan dia. Sekarang tanggung jawab bukan di papa lagi, sekarang tanggung jawab ada di kamu"
"Iya pa, Arvel gak mau janji, tapi Arvel akan berusaha" Fatur tersenyum bangga, ia harap anaknya akan hidup bahagia bersama Arvel sampai maut memisahkan
"Oya Vel, mama sama papa besok mau ke luar negri, rekan kerja papa ada yang sakit. Tolong sampaikan ke Acel juga ya"
"Iya ma, nanti Arvel sampaikan. Ya sudah kalau gitu Arvel kekamar dulu"
"Iya Vel, gak sabar banget" Arvel tak menjawab ia hanya memicingkan matanya ke arah ayahnya, semuanya tertawa. Arvel kembali ke kamarnya. Setelah membuka pintu, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah istrinya yang sudah tidur karena kekelahan dengan menghadap ke pintu. Melihat istrinya sudah tertidur, ia jadi mengurungkan niatnya untuk memberi tau jika orang tua mereka akan pergi
Yah gak jadi buka segel
Lalu ia mengikuti sang istri berbaring di sebelahnya. Tak luma mengecup dahi Acel. Ia menarik pinggang Acel sehingga lebih dekat dengan dirinya, Aroma strawberry yang ketara dari rambutnya. Lalu ia tidur dengan posisi mencium kepala istrinya itu
Udah sah ini kwkwk
Makasih yang udah Vote and comment 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Neighbor [END]
ChickLitBook 1 Genre : chicklit "Itu anaknya mas Arvel apa gimana sih? Kalo emang iya memang di mana istrinya? kok cuma ada anaknya tapi gak ada istrinya" ~Acel "Dia mau nggak ya jadi istri gue? Dia mau nggak nerima anak gue?" ~Arvel [Cerita lengkap] Hanya...