Tok Tok Tok
Terdengar suara ketukan pintu dari dalam rumah. Sang pemilik rumah yang baru saja mandi dengan cepat membukakan pintu sampai lupa untuk meletakan handuk yang ia pegang.
"Mama" teriak anak kecil itu dan langsung berlari ke arah Acel.
"Uhh anak mama, kangen deh"
"Ia kan Afa angenin"
'PD banget ni anak, anak siapa sih bingung gue' batin Arvel
"Eh ada mas Arvel, mari masuk mas"
"Iya mbak terima kasih"
"Kamu di sini sebentar ya sayang, mama mau buatin minum dulu"
"Ciap ma"
"Eh, ga usah repot-repot mbak, ini lho si Rafa minta main sama kamu mbak"
"Apa sih mas, nggak repot kali"
Setalah mengatakan itu Acel langsung menuju ke arah dapur.
Di ruang keluarga hanya ada Rafa yang sibuk main dengan mobilnya dan Arvel yang sibuk menjelajah foto yang ada di ruang keluarga.
Acel kembali dengan nampan yang berisi 3 gelas es jeruk.
"Silahkan di minum dulu mas"
"Iya mbak, aduh jadi ngerepotin, maaf ya"
"Gak usah minta maaf mas, saya udah nganggep Rafa seperti anak saya sendiri kok"
"Heheh iya mbak, tadi Rafa habis mandi minta ngajak ke sini, katanya kangen sama mamanya"
Blush
"Eh mbak pipinya kok rada merah ya? Mbaknya sakit?" Tanya Arvel dengan polos
"Eh e.. eng..enggak kok mas, saya tinggal ke belakang dulu ya" belum sempat mendapat jawaban dari Arvel segera mungkin berlari ke arah dapur.
"Huh ni muka pasti dah kek di blush on in dah, gilaa jantung gua!" gumam Acel
Setelah menenangkan diri beberapa saat ia kembali ke ruang keluarga.
"Ih anak mama lagi main apa?"
"Ain obil obil an ma"
"Ututuu gumush banget si sama pipimu" ucap Acels ambil mencium gemas pipi Rafa.
Arvel yang melihat itu hanya bisa tersenyum simpul.
"Eh udah malam, ayok kita makan malam dulu, kebetulan tadi saya sudah masak"
"Eh iya mbak makasih" sebenarnya Arvel ingin menolak tetapi karena tidak enak hati untuk menolak akhirnya ia iyakan.
Akhirnya mereka duduk di meja makan dengan posisi Arvel dan Acel berhadapan dan sebelah kanan Arvel tempat duduk Rafa.
Suasana makan malam canggung, tidak ada yang mau membuka suara, sampai akhirnya Arvel duluan yang memulai pembicaraan.
"Ekhm omong-omong om Fathur sama tante Feli kemana ya mbak, kok dari tadi saya nggak kelihatan" tanya Arvel yang sebenarnya pertanyaan dari tadi yang ingin ia tanyakan.
"Oh papa sama mama lagi ada pekerjaan di Bogor mas, harusnya sih malam ini udah balik"
Arvelpun hanya menganggukan kepala sebagai jawaban singkat.
"Kalau mas gimana kerjanya?"
"Ya seperti biasa mbak, gak ada yang istimewa"
"Papa acu au inum" ucap Rafa sambil berusaha mengambil gelas di depannya,
Terdengar kekehan kecil dari Arvel dan Acel. Detik berikutnya tangan mereka sama sama ingin mengambilkan gelas untuk Rafa
Deg
'Apa kabar sama jantung gue' Batin Acel
'Kok ada yang beda ya?' Batin Arvel
Acel yang sadar langsung melepas tangannya dan Arvel pun meletakan gelas di depan Rafa.
"Kalau udah di bantu bilang apa sayang?"
"Maaci paa"
"Uhh anak pintar" kata Acel sambil mengacak pelan rambur Rafa
"Oya Mbak, besok kamu kuliah?"
"Ehm, iya mas" kata Acel sambil mengingat jadwalnya
"Besok biar saya antar ya? Besuk saya sift malam. Anggep aja sebagai tanda terima kasih karena sudah menjaga Rafa"
"Eh, aduh mas nggak merepotkan?"
"Enggak kok mbak, kan saya yang menawarkan"
"Papa Ava au ikut anter mama"
"Iya sayang, besok kamu ikut ya" jawab Arvel sambil tersenyum
"Iya deh mas, ga apa"
"Mama" panggil Rafa
"Iya sayang, kenapa?"
"Acu ngantuk. Mau dipeyuk mama cama papa"
Deg
'Yaallah gue tidur ama cogan?' Batin Acel
'Gue sih oke aja' batin Arvel
Seakan waktu berhenti bergerak, sedetik kemudian mereka saling tatap seakan berbicara lewat tatapan mata
"Sayang, mama kan capek hari ini kan ngurusin kamu terus, main sama kamu terus, jadi mama harus istirahat" jawab Arvel memberi pengertian terhadap anak nya
Mata Rafa mulai berkaca-kaca Acel yang melihat itupun tak tega untuk menolak, tetapi di satu sisi untuk menerima pun bibirnya terasa kelu untuk mengucapkan kalimat penolakan
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Neighbor [END]
Literatura FemininaBook 1 Genre : chicklit "Itu anaknya mas Arvel apa gimana sih? Kalo emang iya memang di mana istrinya? kok cuma ada anaknya tapi gak ada istrinya" ~Acel "Dia mau nggak ya jadi istri gue? Dia mau nggak nerima anak gue?" ~Arvel [Cerita lengkap] Hanya...