"Rafaa, kamu di mana? Dari tadi kok mama gak nemu si" kata Acel dengan nada yang pura-pura di buat sedih
Anak kecil yang bersembunyi di balik kasur pun mulai khawatir, ia gelisah takut tertangkap
Acel berjalan mengendap-endap ke sisi kasur. Ia tetap meneriakkan nama Rafa
"Dorr!! Rafa kena" teriak Acel sambil memeluk Rafa dan mengelitiki anak itu
"Aaaa! Mama ampun.. " kata Rafa berontak
"Ow tidak bisaaa" kata Acel dengan terus mengelitiki anak itu. Rafa terus meneriakkan kata ampun. Tetapi Acel seperti menutup telinga nya. Suara gelak tawa terdengar di seluruh penjuru ruangan itu.
Karena kelelahan akhirnya Acel mencoba untuk berhenti. Keduanya mengatur napas masing-masing. Terlalu lelah.
"Huh, huh ma Afa capek huh, huh" katanya terputus-putus.
"Sama, huh mama juga huh huh"
"Ma, afa lapel, capek banget sampe lapel" kata Rafa sambil memegang perutnya
"Oke boy, kita ke bawah! Let's go!"
"I go" keduanya tertawa dan berjalan turun menuruni tangga. Sesampainya di meja makan, Acel segera mengambilkan makan untuk Rafa.
"Mau makan apa?"
"Emm, ayam goyeng aja" setelah menjawab dengan anggukan kepala, Acel segera mengambilkan makanan untuk Rafa.
"Makan sendiri atau di suapin nih?" Tanya Acel menggoda
"Aish, makan dili donk kan Afa udah gede" katanya percaya diri
"Iya deh mama teh percaya"
'Dih, masih kecil juga. Sukanya ngadi-ngadi emang'
Rafa makan dengan sangat lahap, mungkin emang lapar atau belum di kasih makan bapaknya, tidak ada yang tau
"Yey Afa abis akannya ma" katanya semangat
"Yeyy" sorak Acel kegirangan lalu ia mengangkat piring kotor itu lalu di cucinya
Setelah mencuci piring, Acel menghampiri Rafa yang berada di ruang keluarga, bocah empat tahun itu sedang asik menonton kartun kesukaannya.
Spons kuning dan sahabatnya bintang laut pink. Yang selalu menebar kegoblogkan di mana-mana.
Bocah itu terlalu serius sampai tak sadar Acel sudah duduk di sebelahnya
"Fokus banget si? Mama dateng aja sampe gak sadar, udah gak sayang mama lagi ya? Hiks" kata Acel dengan nada sedih di akhir kalimat
"Eh?" Kagetnya dengan mata membola baru menyadari keberadaan Acel "bukan gitu ma, maafin Afa ya?" Katanya sambil memeluk Acel
"Iya mama maafin deh" kata Acel sambil membalas pelukan Rafa. Saat sedang adegan peluk memeluk itu suara pintu terdengar
Tok tok tok
"Fa, Rafa ke kamar mama dulu ya? Nanti kalau mama udah selsai mama langsung samperim Rafa"
"Can I trust you mom?"
"Yes, you can trust me son"
"Oke, Afa naik dulu ya?"
"Oke hati-hati sayang"
Tok tok tok
'Ck ih sapa sih?! Ganggu moment tau gak?!' Batinnya menjerit kesal
Ceklek
"Ya, sia- eh Marcel, ngapain Cel?"
"Mama kamu ada?"
"Ada, ada perlu apa sama mama?"
"Ah ini mau ngasih oleh-oleh dari mama aku, mamaku habis dari Amerika." Kata Marcel sambil melirik barang bawaannya
"Oke, bentar aku panggilin mama dulu" Acel memanggil mamanya yang ada di dapur dan memeberitahukan jika ada Marcel berkunjung ke rumah
"Eh Marcel toh, ayo masuk."katanya sambil menggiring Marcel ke ruang tamu
"Duduk Cel, mau minum apa?"
"Iya tan, terserah" kata Marcel sambil tersenyum
"Oh, Cel, bikinin minuman buat Marcel" Kata Feli ke Acel
"Iya ma" setelah mengatakan itu Acel pergi ke dapur
"Iya Cel ada apa?"
"Ini tan, ada buah tangan dari mama, mama habis dari Amerika" katanya sambil memberikan tas warna Coklat itu
"Wahh bilang makasih ya sama mama, kok repot-repot"
"Iya tan nanti saya sampaikan"
"Gimana? Udah kerja?"
"Udah tan. Nerusin usaha papa aja"
"Wah bagus itu jadi CEO muda, gak kerasa ya dulu masih kuliah sekarang udah jadi CEO aja"
"Hahaha iya. Tante sendiri gimana kabarnya?"
"Tante selalu baik. Ini loh tante sering ikut papanya Acel keluar kota jadi ya gitu di bikin happy aja" katanya dengan senyuman hangat
Meskipun gagal menjadi calon mantu tetapi tetap persaudaraan di junjung tinggi. Rarasanya Feli masih tidak menyangka kalau Marcel gagal menjadi kandidat calon mantunya. Padahal waktu masa pacaran dengan anaknya dulu sangat lengket seperti perangko dan surat. Tapi, takdir berkata lain.
"Ini Cel di minum teh nya" kata Acel sambil meletakkan cangkir teh di atas meja
"Iya Cel Thanks, maaf ngerepotin"
"Ah santai. Biasanya juga gitu" sangat pelan di akhir kalimat
"Ya udah kalau gitu Acel pamit ke kamar dulu ya? Rafa sendiri soalnya" kata Acel pamit diri setelah mengatakan itu Acel naik ke kamarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Neighbor [END]
ChickLitBook 1 Genre : chicklit "Itu anaknya mas Arvel apa gimana sih? Kalo emang iya memang di mana istrinya? kok cuma ada anaknya tapi gak ada istrinya" ~Acel "Dia mau nggak ya jadi istri gue? Dia mau nggak nerima anak gue?" ~Arvel [Cerita lengkap] Hanya...