"Bagus banget mas" dari tadi Acel tak berhenti berdecak takjub terhadap keindahan alam di Pianemo
Mereka berangkat dari resort pagi menjelang siang, dan baru sampai di Pianemo tengah hari
"Iya, indah banget ya" Arvel memeluk pinggang Acel sambil memperhatikan pemandangan indah di depannya. Memang saat menuju ke tempat ini membutuhkan perjuangan, tetapi semuanya terbayar oleh kecantikan pemandangan yang ada di depannya.
"Coba deh kamu di sana, biar aku foto" lalu Acel berjalan ke arah tempat yang di katakan Arvel dan ia berpose layaknya model
"Cantik"gumamanya saat melihat hasil foto istrinya
"Mana mas? Aku mau liat" lalu Arvel memberikan kameranya "wah, bagus. Nanti pulang kita cetak ya mas" Arvel bahagia melihat istfinya tersenyum lepas. Ia harap akan selalu seperti itu
"As you wish, baby" lalu Arvel mengecup bibir istrinya
"Foto berdua yuk" Arvel menyanggupi, lalu ia meminta tolong salah satu orang yang ada di sana untuk memfotokan mereka
Hasil jepretan yang bagus, terlihat pemandangan yang indah dan juga pasangan yang bahagia.
"Mas, gantian kamu. Aku fotoin, bagus pasti"
"Enggak ah, malu aku"
"Ck, cepet lah" Arvel menghela napas, akhirnya ia menuruti apa yang di katakan istrinya. Dan benar saja, foto yang di hasilkan bagus padahal Arvel hanya menggunakan kemeja dan celana selutut
"Memang, bibit unggul gak pernah gagal" gumamnya sambil menggelengkan kepala.
"Kenapa yang kok geleng-geleng?"
"Kamu ganteng" katanya jujur. Arvel langsung mengalihkan pandangannya
"Pulang yuk mas, capek banget aku"
"Ya udah yuk. Gak mau foto lagi?"
"Enggak" lalu pasangan suami istri itu memutuskan untuk pulang
___
Saat ini mereka sudah sampai di hotel. Acel langsung membaringkam tubuhnya di ranjang, lelah rasanya padahal hanya ke satu tempat saja. Meskipun mereka pulang dari Pianemo saat sore, tetapi saat sampai di resort pada waktu magrib
"Yang, cuci kaki dulu"
"Iya mas nanti, capek banget"
"Ya udah aku dulu nanti gantian kamu" lalu Arvel mengambil baju dan memasuki kamar mandi
"Hmm" gumam Acel. Perempuan itu sangat asik bergilng-guling di atas kasur, padahal baru satu tempat wisata tapi rasanya lelah sekali.
Ia terus saja bergulimg sampai tak tau jika sudah di penghujung kasur. Acel terjatuh cukup keras hingga menimbulkan suara. Bertepatan dengan itu Arvel membuka pintu kamar mandi fan melihat istrinya sudah berada di lantai. Acel meringis kecil
"Kamu ngapain tiduran di lantai yang?" Tanyanya polos
"Ish, istrinya jatoh bukannya di tolong malah nanya gitu" katanya sambil mengusap pantat nya yang sakit. Beberapa detik Arvel masih mencerna apa yang terjadi lalu ia langsung menolong Acel mengangkatnya ke kasur
"Kok bisa jatuh?"
"Tadi aku guling-guling, sampek gak sadar kalau udah di pinggir kasur, akhirnya jatuh"
"Ada yang sakit?"
"Sini" Acel merentangkan tangannya. Arvel yang mengerti itu langsung memeluk tubuh istrinya
"Sana mandi, aku udah selsai" katanya mengurai pelukan
"Hmm" Acel sangat malas mandi, ia masih ingin rebahan di kasur. Tetapi jika di ingat kegiatan hari ini, cukup membuat lengket badan. Akhirnya dengan semangat yang sedikit ia berjalan menuju kamar mandi dengan langkah lesu. Arvel terkekeh melihat istrinya seperti itu.
Tak lama Acel keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidurnya. Ia melangkahkan kaki menuju kasur dan berbaring di sebelah Arvel. Arvel langsung memeluk pinggang Acel dan meletakkan wajahnya di cekukan leher Acel.
"Yang"
"Hm?"
"Itu?"
"Apa itu?"
"Ish, mau itu"
"Apa sih mas? Gak ngerti aku"
"Ah udahlah" Arvel kesal, ia membalikan tububnya menjadi memunggungi Acel.
Acel tersenyum lalu ia memeluk pinggang suaminya yang sedang kesal itu. "Mas" Arvel tak menjawab, ia tetap ngambek mode on nya
"Ya udahlah kalau gak mau" mungkin menggoda suaminya boleh juga. Acel yang pura-pura ngambek itu juga ikut memunggungi suaminya. Arvel yang sadar langsung menindihi tubuh istrinya dengan tangan yang menopang tubuhnya
"Ayo yang" katanya semangat
"Enggak ah, tadi kamu gak mau kok"
"Canda yang, gak gitu. Tadi kamu ngeselin" tanpa aba-aba, Arvel menautkan bibir mereka. Acel yang terkejut tak langsung membalas ciuman Arvel samapai Arvel menggigit bibir Acel dan barulah ia membalas.
Ciuman Arvel turun hingga leher dan dada Acel cumbuan mereka semakin panas dan tak terasa keduanya hampir telanjang, tetapi semua itu terhenti saat HP Arvel bergetar di atas nakas
"Mas"
"Hm?"
"HP kamu getar"
"Udah biarin, nangung ini" Arvel tek memperdulikan itu, ia teruus menggigit kecil leher istrinya dan meninggalkan bekas
"Ang-angkat dulu ihh, shiapa tau pentingh"
"Ck" Arvel dengan malas menghentikan kegiatannya dan mengambil HPnya
"Yang, mama aku VC" kata Arvel panik.
Karena suaminya panik, Acel juga ikutan panik, mereka segera memungiti pakaian mereka dan dengan cepat mengenakan. Barulah Arvel mengangkat panggilan vidio dari ibunya
"Hallo papa, mama" sapa Rafa di sana
"Hallo sayang"
"Kok lama ngangkat telponnya" tanya Agnes. Arvel jadi teringat kegiatan yang gagal karena telpon dari ibunya. Agnes yang melihat wajah tertekuk putranya itu langsung mengerti "hahaha mama ganggu kalian ya?"
"Eh, enggak kok ma" Acel memberikan tatapn tajam kepada Arvel. Arvel langsung tersenyum kecut di kamera
"Ma, kapan pulang? Afa kangen mama"
"Kangen mama aja nih, papa engga?"
"Papa juga"
"Baru juga dua hari Fa" sahut Arvel
"Iya, mama juga kangen kamu Fa" kata Acel dengan raut sedihnya
"Udah yuk Fa, jangan lama-lama. Rafa mau adik kan?"
"Mau oma"
"Oke, kalau gitu jangan ganggu papa mama ya?"
"Ya udah deh, bye pa, ma"
"Bye sayang" lalu sambungan itu terputus. Arvel meletakkan kembali HPnya di nakas dan tak lupa mematikannya
"Yang, lanjut yok, nanggung tadi"
"Enggak ah, capek mas" Acel berbaring dan menarik selimutnya lalu berkelana ke alam mimpi
"Ah, shit" umpat Arvel pelan lalu ia ikut berbaring di sebelah istrinya dan memeluk Acel. Tak jadi sudah.
Ekspresinya Mas Arvel karena gak jadi 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Neighbor [END]
ChickLitBook 1 Genre : chicklit "Itu anaknya mas Arvel apa gimana sih? Kalo emang iya memang di mana istrinya? kok cuma ada anaknya tapi gak ada istrinya" ~Acel "Dia mau nggak ya jadi istri gue? Dia mau nggak nerima anak gue?" ~Arvel [Cerita lengkap] Hanya...