Part 6

1.5K 97 3
                                    

Perjalanan dari rumah ke kampus membutuhkan waktu sekitar setelah jam. Dan akhirnya mereka sampai di tujuan

"Ya udah mas makasih ya, udah nganterin saya.."

"Sama-sama mbak" jawab Arvel sambil tersenyum

"Sayang, mama pergi dulu yaa?"

Cup

Kata Acel sambil mencium pipi si gembul itu

"Iya ma.. hati-hati ya" kata Rafa sambil mengecup pelan pipi Acel

'Yahh gue kan juga mau di cium.. masak cuma Rafa sih?!' batin Arvel

"Ya udah kalau begitu saya masuk dulu, terima kasih ya mas.. byee" kata Acel sambil melambaikan tangannya dan di balas lambaian juga oleh kedua manusia itu

"Ayok boy kita pulang"

"Ets go pa" kata Dengan semangat

___

Mereka sudah dalam perjalanan pulang. Melewati jalan yang cukup ramai sampai melewati pasar yang memiliki banyak mainan tetapi belum buka

"Wuahhhh" kata Rafa dengan mata berbinar saat melihat bianglala

"Kenapa sayang?" Tanya Arvel sambil mengelus rambut coklatnya

"Icu!!! Ada ainan!!!" Kata Rafa dengan semangat

"Hahah iya sayang, kapan-kapan kita ke sana ya?"

"Kapan pa? Acu au pelgi cama mama juga" rengek Rafa

"Hahaha iya sayang.. gini deh, besok lusa kita ke sana ya?"

"Benel pa?" Tanya Rafa memastikan

"Iya sayang apa sih yang enggak buat prince nya papa ini. Papa lusa jadwalnya shift pagi kok" kata Arvel sambil melihat sang anak, dan Rafa menanggapinya dengan senyuman manisnya

"Tapi, tanya mama dulu ya? Kita kan gak tau mama bisa apa enggak.. oke?"

"Oce boss" kata Rafa dengan membentuk jari angka tiga dan juga menunjukan gigi kelincinya

___

Acel anak kuliah Farmasi yang udah di semester akhir. Semua tugas syarat untuk lulus sudah selesai tinggal menunggu wisuda saja.

Acel sudah selesai dengan kuliahnya. Ia hanya memiliki 1 mata kuliah di hari ini. Anak-anak kelas Acel sudah pada pulang kembali ke habitat masing-masing, dan Acel masih berada di kantin bersama sahabatnya

"Woy Cel ngelamun terus lo dari tadi, awas lho, ntar ada setan lewat lo kesambet lagi" kata Faizal sahabat laki-laki Acel

Plak

"Aduhh sakit Nya!" Buyar seketika lamunan Acel karena teriakan maut dari Faizal

"Ya elo! Dah tau temen lagi kek gitu malah lo doain yang gak bener" kata perempuan yang di panggil Nya yang memiliki nama Vanya

"Udah-udah, kalian tuh kalau ketemu ribut mulu tapi kalau jauh saling nyari" kata Acel dengan memutarkan bola matanya

"Ew jijik gue nanyain si mak lampir" kata Faizal dengan wajah yang di buat sejijik mungkin

"Heh! Lo kutil anoa! Sekate-kate lu kata gue mak lampir! Gua tau gue cantik juga ngangenin" kata Vanya sambil mengibaskan rambut badainya

Acel yang melihat itu sudah jengah, karena ia tau bahwa jika kedua sahabatnya ini sudah adu mulut pasti selesainya akan lama

"Udah woy! Udah ah gue mau cabut. Pusing pala gue lama-lama" kata Acel sambil berdiri

Pandangan mereka berdua pun teralihkan oleh kata-kata Acel

"Eh Cel, lo pulang sama siapa?" Tanya Vanya

"Sama taxi online mungkin"

"Sama gue aja, gue bawa mobil" ajak Vanya

"Emm oke deh lumayan hemat duit"

"Eh Nya, gue bareng lu ya? Motor gue masih di rumah sakit nih"

"Ya udah deh jarang juga kita pulang bertiga, tapi lo yang nyetir" kata Vanya sambil melemparkan kunci mobilnya dan berlari ke arah Acel berdiri

Acel yang melihat kedua manusia itu hanya menggelengkan kepala nya. Kadang Acel yang melihat aksi mereka juga terhibur tapi banyak jengahnya dengan kelakuan kedua manusia berbeda jenis itu

Kedua cewek itu berjalan beriringan dan manusia berbatang itu di belakang

Mereka menghampiri mobil honda jazz putih yang terpakir rapi di parkiran kampus

"Eh Zal motor lo kok ada di bengkel emang habis ngapain?"

"Ya habis gimana, kemarin kan gue habis dari Solo, pulang dari Solo lagi ujan terus banjir, motor gue kemasukan air banjir. Untung situ udah lumayan deket rumah gue dan untung juga lumayan deket bengkel. Gue sih dorong motor gue sampek ke bengkel. Gila encok semua badan gue"

"Buahahahhahahhahahhahahahah" pecah tawa kedua cewek itu

"Ya ilah kalian mah, temen lagi susah malah di ketawain" kata Faizal sambil mencibirkan bibirnya

"Hahhaha habis lo ada-ada aja. Udah tau banjir gasak aja" kata Vanya sambil mencoba mengontrol tawanya

"Hahahaha lo Zal sakit perut gue banyak ketawa" kata Acel yang mencoba menghentikan tawanya

"Dah Cel lo turun sana" kata Faizal

"Eh Zal kok lo ngusir gue?"

"Siapa yang ngusir lo maemunah" jawab Faizal dengan kesal

"Lha kata lo tadi?"

"Ya kan udah sampai rumah lo, emang lo gak mau pulang? Gue tau gue ngangenin tapi kan lo harus pulang Cel" kata Faizal dengan PD

"Eh" kaget kedua cewek itu karena kebanyakan tertawa

The Perfect Neighbor [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang