Part 3

2K 128 4
                                    

"Ya udah biar nak Arvel nginep sini aja sama Rafa"

Deg

"Malam om, tante" salam Arvel dengan sedikit gugup

"Hahahaha iya santai saja nak" kata Fathur

"Heheh iya om" jawab Arvel sambil sedikit canggung

"Omaa, oppa"

"Hallo sayang" kata Feli dan Fathur

Rafa langsung turun dari kursi dan berlari ke arah Feli. Feli yang melihat itu segera merentangkan tangannya dan menggendong Rafa

"Oma.. Afa au inep di cini. Mau idul cama papa cama mama"

"Iya nanti kamu tidur ya sama papa sama mama di kamar mama" kata Fathur

"Benel oppa?" Fathur yang mendengar itu langsung menganggukan kepalanya dan tersenyum

"Yeyyy"

"Eh enggak usah om, saya enggak enak sama kalian, biar Rafa sama saya di rumah saya saja"

"Gak papa nak. Acel cepet anter Rafa tidur, kasihan sudah malam"

"I iya ma. Ayok sayang kita ke kamar, ayok mas"

"Iya cel, ya sudah om, tante kau begitu saya ke kamar dulu, terima kasih dan maaf merepotkan"

"Sama-sama nak, tidak apa kok. Saya percaya sama kamu"

Arvel menanggapi nya dengan senyuman manis. Setelah itu ia berjalan ke arah kamar Acel.

Ceklekk

Pintu di buka perlahan oleh Arvel. Yang pertama kali ia lihat adalah Acel yang sudah berbaring di kiri dan Rafa di tengah dengan memeluk leher Acel

'like a happy family as possible?' Batin Arvel sambil membayangkan seperti apa keluarganya besok. Apakah esok ia memiliki istri yang dapat menerima anaknya?

Terdengar kekehan kecil dari mulut Arvel. Sebelum tidur, ia membersihan tubuhnya terlebih dahulu dan menyikat gigi.

Arvel keluar dari kamar mandi dan berjalan perlahan dan naik perlahan ke kasur.

Sebelum tidur ia sempat mengamati wajah Acel saat tidur

Bulu mata lentik, kulit putih, body goals, memiliki lesung pipit, cantik, baik, suka anak kecil

'Cantik. Eh apaan sih kok gue mikir kek gini. Dah lah lupakan'

Arvel memejamkan mata dan lama lama mimpi menjemputnya.

___

Malam sudah pergi dan digantikan pagi yang cerah. Embun masih menempel pada daun. Sinar matahari masih malu malu memperlihatkan keindahannya.

Sinar matahari menembus kamar gadis dari kaca jendela. Sinarnya begitu membuat silau di mata.

Mata Arvel terkena hangatnya cahaya matahari dan membuat sang empu terganggu. Mata Arvel menerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pencahayaan di sekitar.

Pertama kali yang ia lihat adalah Acel yang masih mengelilingi dunia mimpi, dan pandangan keduanya ialah sang putra, Rafa yang masih memeluk leher Acel dengan gaya yang tak bisa dideskripsikan.

Arvel terkekeh melihat gaya anaknya yang sedang tidur. Ia sudah lama menginginkan seperti ini meskipun hanya pikirannya tapi ia berharap hal ini akan terjadi kekehidupan yang akan datang.

Cahaya matahari pagi juga mengganggu penglihatan Acel. Ia menerjapkan matanya perlahan dan yang ia lihat adalah senyuman dari Arvel

"Morning" kata Arvel pelan sambil tersenyum manis dan dengan suara seraknya khas orang bangun tidur

'Aduhh gue ngerasa bener bener kek udah nikah, terus bangun pagi yang gue lihat pertama kali wajah suami gue' batin Acel

"M-morning mas"

"Gimana tidurnya? Nyenyak?"

"Nyenyak kok mas. Ya udah kalau gitu saya bantu ibu di dapur dulu" kata Acel sambil bangkit tadi kasur

"Iya mbak silahkan"

'Haduh jantung gue apa kabar?? Pagi-pagi dan di kasih pemandangan cogan bangun tidur, suara serak.. kuatkan iman hambaMu ya Tuhan'

Acel turun dari lantai bawah menuju kamar mandi dulu sebelum menghampiri sang ibu yang berkutat di dapur

"Pagi ma"

"Pagi nduk, piye turu e? Enak po gak?"
(Pagi nak, gimana tidurnya? Enak apa tidak?) tanya

"Ya enak aja ma"

Acel memulai dengan mengiris bawang menggantikan ibu nya

"Mama mau masak apa?"

"Mama mau masak nasi goreng aja"

Acel pun hanya menganggukan kepalanya

Di kamar Acel....

Arvel yang memutuskan bangun lalu mandi karena Rafa pun masih nyaman di dunia mimpi

Ceklekk

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Arvel yang baru selesai mandi dengan melilitkan handuknya sebatas pinggang

Ia berjalan ke arah lemari dengan rambut yang basah.

Kemarin sebelum tidur Arvel meminjam beberapa potong baju Fathur

The Perfect Neighbor [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang