Part 4

1.9K 116 0
                                    

Selesai mengenakan baju, Arvel belum menyadari jika Rafa sudah bangun

Rafa masih menyesuaikan indra penglihatannya dengan pencahayaan sekitar

"Papa"

Seketika Arvel memfokuskan pandangannya ke arah bocah itu

"Eh anak papa udah bangun yakk" kata Arvel sambil menggelitiki Rafa

"Kyaaa papa udah paa afa udah keli" kata Rafa sambil terbahak

Arvel yang melihat anak nya seperti itu meras kasihan dan menghentikan kejailannya

"Ayuk sama papa kita mandi boy!"

"Ets go pa"

Arvel mengacak rambut sang anak sambil tertawa

Arvel memandikan Rafa dengan penuh ketelatenan dan dengan hati hati

"Ini bebek nya jalan ke kamu nih.. tut.. tut.."

"Ebek na ucul kek acu pa"

"Nih bebek nya ke tabrak.. DUAR!"

"Ihc papa ebek ku atit anti"

"Heheh iya sayang, yuk handukan.. ntar main lagi"

Arvel mengangkat tubuh anaknya yang masih basah dan menghanduki nya.

Ia keluar dari kamar mandi dan mengenakan baju ke badan Rafa, sebelum menggunakan baju ia mengusapkan bedak dan minyak terlebih dahulu

"Ayok sayang pake bedak sama minyak dulu yaa"

Arvel mengoleskan bedak dan minyaknya, sedangkan Rafa sudah sibuk dengan mobil-mobilannya

"Yey anak papa udah ganteng banget sih" kata Arvel gemas

"Ayuk turun ke mama. Sini papa gendong"

Ia menggendong anaknya dan turun ke bawah menemui Acel. Rafa masih sibuk dengan mobilnya tak menghiraukan sang ayah

Sesampainya di bawah sudah di sambut oleh Feli yang kebetulan menata makanan di meja makan

"Eh nak Arvel udah bangun, ihh cucu oma sudah mandi ya sayang.." kata Feli sambil mengambil alih gendongan dari tangan Arvel

"Heheh iya tan pagi"

"Iya nak. Itu ayah ada di halaman belakang lagi ngopi kamu temenin sana, nanti tante bawakan kopi buat kamu"

"Ya sudah tan kalau begitu saya ke om Fathur dulu" setelah mengatakan itu Arvel menuju Fathur untuk sekedar berbincang bincang

Feli pun kembali ke dapur untuk membantu anaknya

"Cel.. Arvel bikinin kopi dulu terus anterin di halaman belakang"

"Iya ma"

Acel pun membuatkan kopi untuk Arvel dan mengantarkan ke Arvel

Tuk

"Ini mas silahkan di minum"

"Eh iya mbak terima kasih"

Acel pun kembali ke dapur, sedangkan Arvel melanjutkan perbincangannya dengan Fathur

"Gimana di rumah sakit Vel?"

"Ya gitu om, ada saatnya juga kalau lagi ada operasi juga bikin jantungan takut gagal, tapi kalau udah berhasil ada kesenangan tersendiri yang didapat om"

"Hahaha iya saya ngerti, gimana kalau pendamping hidup Vel?"

"Emm saya belum nemu yang cocok om, saya juga harus mikir buat Rafa juga. Saya mencari pendamping yang bisa menerima keadaan saya sekarang dengan adanya Rafa"

"Iya benar Vel, Rafa tetap harus di nomor satukan karena anak itu pasti membutuhkan sosok ibu"

"Jaman sekarang yang mau menerima keadaan saya itu susah om. Kebanyakan mereka akan menerima harta saya dan tidak menerima keadaan saya"

"Ya mau gimana ya.. ya kamu sabar saja.. ntar kalau memang jodoh pasti di dekatkan"

"Amin om"

"Pa, mas makanan nya sudah siap" kata Acel yang datang dari arah dapur

"Eh iya kalau gitu ayo Vel kita sarapan dulu"

"Iya om"

Mereka jalan beriringan menuju ke meja makan dan duduk di tempatnya masing-masing

"Cel, Arvelnya ambilin makan gih" suruh Feli

"Emm iya ma" Arvel hanya bisa menerima tidak berani menolak

"Mas mau makan apa?"

"Saya terserah kamu aja"

Acel pun mengambilkan semua makanan yanga da di meja makan

"Ini mas"

"Terima kasih Mbak"

"Sama-sama mas. Anak mama mau makan apa sayang?"

"Emm acu au akan ayam oreng"

Acel pun mengambilkan makanan untuk Rafa

Mereka makan dengan tenang sesekali ocehan dari Rafa. Dan akhirnya Fathur yang membuka suara

"Cel kamu ke kampus jam berapa?"

"Sekitar jam 10 pa"

"Kamu berangakat sama siapa sayang?" Tanya Feli

Acel yang hendak menjawab pun langsung di potong oleh Arvel

"Nanti om saya yang antar"

"Oh kamu enggak kerja nak?"

"Saya nanti shift malam tan"

"Ohh ya sudah, nanti makan Rafa nginep sini aja" kata Feli sambil melihat ke arah Rafa dengan senyumnya

"Yeyy acu tidul cama mama agi"

"Emm emang nggak ngerepotin mbak Acel?"

"Enggak kok mas, saya malah senang kalau ada Rafa di sini, saya jadi punya teman" jawab Acel sambil tersenyum

TBC

Gimana nih? Suka gak?
Kalau ada Typo kasih tau aja..
Terima kasih yang udah baca dan vote

The Perfect Neighbor [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang