Jaehyuk turut bahagia, waktu mendengar kabar bahwa departemen planning di kantornya yang sebulan terakhir kehilangan satu orang anggotanya, kini telah mendapatkan penggantinya.
Ia memang tidak terkena imbas secara langsung dari kurangnya pegawai di departemen tersebut, mengingat ia ada di departemen ekspor dan impor. Tapi percayalah, rengekan sahabatnya -Park Jihoon, tiap pagi cukup membuat sebelah kupingnya pengang.
"Jadi hari ini anaknya mulai kerja?" Tanya Jaehyuk, mendongak pada Jihoon yang bubur ayamnya masih tinggal separuh.
Yang ditanya mengangguk, "Iya, aku udah ketemu beberapa kali sih waktu interview sama pemaparan kontrak kerja, tapi dia resmi kerjanya mulai hari ini."
Jihoon mendorong mangkok buburnya yang masih tersisa ke sisi Jaehyuk, perutnya penuh.
Jaehyuk yang mengerti langsung menghabiskan sisa bubur ayam Jihoon. Sering sekali hal seperti ini berlangsung, mungkin karena itu juga persahabatan keduanya sedari kuliah masih awet hingga sekarang. Jaehyuk yang doyan makan, dan Jihoon yang doyan pilih-pilih makanan.
"Udah? Yuk masuk." Ajak Jihoon usai membayar bubur ayam miliknya, yang lalu disetujui anggukan dari Jaehyuk.
Keduanya beriringan masuk kedalam gedung yang tingginya mencapai ratusan meter. Jihoon yang menangkap punggung yang tak begitu asing dimatanya langsung setengah berlari mengejar sebelum punggung itu masuk kedalam lift yang mulai terbuka.
"Sahi!" Sapa Jihoon riang, menepuk pelan pundak laki-laki yang tingginya kira-kira sepelipis Jaehyuk.
Laki-laki yang disapa itu tersenyum sopan, "Selamat pagi, Kak Jihoon." Ucapnya.
"Pagi, Sahi. Ini temenmu?" Tanya Jihoon menunjuk laki-laki yang sedari tadi berjalan dengan Asahi.
Yang ditanya mengangguk seadanya, "Namanya Mashiho, dia kebetulan kerja di gedung ini juga."
Jihoon tersenyum pada Mashiho, begitu juga sebaliknya. "Namanya Jaehyuk, anak departemen ekspor impor, kamu bakal sering-sering ketemu kalau bahan baku ada macetnya," Lanjut Jihoon mengenalkan Jaehyuk.
Jaehyuk yang hendak mengulurkan tangan langsung mengurungkan niatnya begitu ia tahu Asahi hanya tersenyum sopan padanya, tak berniat berjabat tangan.
Keempatnya masuk kedalam lift, Mashiho yang kantornya ada di lantai tiga turun paling pertama, menyisakan Jaehyuk, Jihoon dan Asahi yang kantornya ada di lantai sembilan.
Beberapa kali Jaehyuk curi-curi pandang pada Asahi, meneliti bagaimana uniknya laki-laki itu memasangkan pakaiannya.
Asahi memakai kemeja putih motif kotak-kotak yang dimasukkan kedalam celana kain berwarna cokelat muda, ditimpa jaket kain berwarna cokelat tua yang kancingnya dibiarkan terbuka semua.
Departemen Jihoon dan Asahi memang membebaskan karyawannya memakai pakaian apapun, mengingat mereka berasal dari departemen planning, tidak harus berurusan langsung dengan client.
Yang menarik perhatian Jaehyuk, sebenarnya bukan hanya bagaimana Asahi berpakaian, tapi juga bagaimana rupawannya wajah Asahi meskipun ditutupi rambutnya yang lumayan panjang, bagian belakang rambutnya melewati kerah, dan bagian depan poninya hampir melewati matanya yang memakai lensa kontak berwarna cokelat gelap.
Asahi yang berdiri di paling depan, dekat dengan pintu lift tentu sadar bahwa sedari tadi Jaehyuk memandanginya seakan ingin mengulitinya. Bagaimanapun, tatapan Jaehyuk terpantul dari pintu lift di hadapannya.
Namun, ia tidak mau ambil pusing. Asahi sering mendapat pandangan, dari pandangan yang memujanya, menyukainya, menganggap dirinya aneh, hingga pandangan seakan orang jijik padanya.
Lift berhenti di lantai sembilan, yang membuat ketiganya turun bersamaan. Kantor yang memang ramai karena sebentar lagi jam masuk, kini menampilkan lalu lalang manusia yang berlomba masuk ke departemennya masing-masing.
"Jae, woy! Kemaren nggak futsal kemana aja?" Sapa seseorang laki-laki bertubuh tinggi yang menepuk pundak Jaehyuk ramah.
Jaehyuk menunjuk Jihoon, "Nemeni si kutu kupret potong rambut lama banget, nggak keburu," Adunya.
Asahi menunduk, pergelangan tangannya meraih tali ranselnya, lalu berjalan cepat masuk menuju departemennya sendiri.
Asahi tidak suka berada diantara lautan manusia yang saling bercengkrama. Oleh sebab itu, ia berjalan menjauhi keramaian. Karena sejatinya, Asahi selalu kesepian ditengah keramaian.
Jaehyuk memandangi punggung Asahi yang menjauh sambil menunduk dan berjalan cepat, setengah berlari. Ia menimang, lalu menoleh pada Jihoon,"Asahi masukin grup whatsapp bujangnya kantor coba, Hoon." Ucap Jaehyuk.
Jihoon mengangguk mengerti.
TBC.
Book ini awalnya aku bikin pairing Cho Seungyoun sama Kim Wooseok, tapi karena akhir-akhir ini aku lagi sayang-sayangnya sama JaeSahi, jadi kuubah deh wkwkwkkkk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebagian Celah (Jaesahi)
FanfictionDia tertutup rapat, segalanya tentangnya tak tertebak dan tak terlihat. Ia sempurna dipandang mata, namun dibalik itu semua, sebagian celah dirinya menunjukkan banyak luka Jaehyuk X Asahi bexgonisaur's proudly presents Sebagian Celah Start 30-03-202...