Chapter 22. Sebagian Celah Asahi yang Tidak Jaehyuk Pahami

1.9K 377 56
                                    

Jaehyuk terbangun tanpa Asahi di sebelahnya. Ia menoleh ke kanan dan kekiri, mengamati seluruh isi kamar yang kosong. Ia berpikir sejenak, mengumpulkan nyawanya lalu keluar dari kamar Asahi.

Bau masakan langsung menguar begitu Jaehyuk sampai di ruang tengah yang jadi satu dengan open kitchen. Asahi disana, memunggungi Jaehyuk dan tampak serius dengan kompor di hadapannya.

Asahi menoleh cepat mendengar langkah kaki mendekatinya. Jaehyuk berdiri tak jauh darinya, dengan wajah bantal juga rambut yang masih berantakan. Tapi entah kenapa, jantung Asahi langsung berdegup begitu kencang ketika matanya bertatapan langsung dengan mata Jaehyuk.

"Pagi, Asa." Sapa Jaehyuk ringan.

Pipi Asahi yang bersemu kemerahan ia sembunyikan dengan cara menunduk, "Pagi, Kak Jaehyuk." Jawab Asahi pelan.

Jaehyuk berjalan menuju dapur, "Bikin apa?" Tanyanya pada Asahi selagi mengintip panci diatas kompor.

"Chicken soup, sama garlic bread," Jawab Asahi singkat menunjuk oven di bawah kompor yang sedang menyala.

Jaehyuk tersenyum, lalu berhenti tepat di belakang badan Asahi. "Koperku dimana? Mau nyari HP seingetku ada diatas koper semalem," Tanya Jaehyuk, karena tidak menemukan kopernya di ruang tengah.

Asahi menunjuk kamarnya, "Kopernya tadi aku masukin kamar, HP nya Kak Jaehyuk ada di situ," Asahi menunjuk meja televisi.

Jaehyuk langsung duduk di lantai, menghadap televisi yang tidak menyala untuk membuka ponselnya yang ia abaikan sejak semalam.

"Yah! Lupa," Keluh Asahi dari dapur.

Jaehyuk menoleh, "Kenapa, Sa?"

"Lupa belom beli susu, abis," Jawab Asahi lemas didepan kulkas yang terbuka.

Jaehyuk tersenyum, meletakkan ponselnya dalam saku piama lalu berjalan menuju kamar mandi di dekat ruang theater, "Aku beliin, bentar cuci muka doang," Jawab Jaehyuk santai.

Asahi mengangguk setuju. Lagipula, ia harus menunggu sup ayamnya mengental.

"Udah? Susu doang? Ada yang kurang lagi, nggak?" Tanya Jaehyuk sambil mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil.

Asahi melihat isi kulkasnya kembali, dan ketika merasa isi kulkasnya masih lumayan lengkap, ia mengangguk. "Udah, susu doang yang abis. Fresh milknya hometown ya Kak. Uangnya Asa ada di-" Ucap Asahi tak selesai karena Jaehyuk langsung berlalu begitu saja.

Jaehyuk keluar masih memakai piamanya, ia hanya meraih sweater tebal hitam milik Asahi yang di gantung di punggung kursi dalam kamar. Di badan Jaehyuk, sweater Asahi yang biasanya panjang sepaha kini mengatung di badannya.

Untungnya, supermarket terdekat letaknya hanya dua gedung dengan gedung dimana Asahi tinggal. Jaehyuk hanya perlu berjalan kaki sebentar.

Jaehyuk mengambil tiga botol fresh milk dengan merk hometown, masing-masing beratnya satu liter. Tidak lupa, ia membeli juga beberapa susu kotak frisian flag french vanilla.

Kebetulan, di dekat supermarket ada sebuah florist yang menyita perhatian Jaehyuk. Jejeran bunga yang baru selesai disiram seakan menariknya masuk kedalam.

Jaehyuk memesan setangkai lily berukuran besar dan beberapa lily kecil sebagai hiasan. Lagipula, Asahi sepertinya menyukai bunga karena dirumahnya ada beberapa tanaman hijau berukuran cukup besar menghias dekorasi interior.

Setelah mengambil sebuket bunga pesanannya, Jaehyuk berniat langsung kembali ke apartemen. Namun, satpam di bagian lobby apartemen Asahi memanggilnya mendekat. Jaehyuk kebetulan kenal dengan satpam apartemen Asahi karena pernah merokok berdua dengan satpam ketika menunggu Asahi dulu.

Sebagian Celah (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang