Chapter 24. Sebagian Celah Asahi yang Akhirnya Jaehyuk Pahami

1.9K 389 153
                                    

Sebentar. Sebelum mulai baca, aku mau kasi warning. Chapter ini sangat berat. Untuk kalian yang masih di bawah umur dan merasa dirinya gampang terpengaruh ketika membaca sesuatu, aku sarankan kalian nggak baca chapter ini. Kalaupun nggak baca chapter ini, kalian akan nyambung kok di chapter 25 nanti. Sebenernya aku mau kasih tanda 🔞 buat chapter ini. Bukan karena ada adegan yang iya-iya, tapi karena chapter ini menceritakan tentang sakit mental. Mohon kebijakan pembaca yah!












Yang memutuskan baca, boleh sambil play music di multimedia 🙂











...













Sabtu malam, Jaehyuk duduk dimobilnya yang terparkir di basement apartemen tempat tinggal Asahi. Keduanya baru pulang malam minggu, hanya makan dijalan lalu membeli sekotak ice cream.












Asahi bilang, ia ingin membicarakan sesuatu dengan Jaehyuk. Maka dari itu, Jaehyuk sengaja menunggu dengan tenang selagi menunggu Asahi siap bercerita padanya.













Namun, Jaehyuk dan Asahi telah duduk didalam mobil selama hampir dua puluh menit lamanya. Tapi, tidak ada tanda-tanda Asahi akan mulai berbicara dengan Jaehyuk.













"Mm, kali ini Asa mungkin akan butuh banyak waktu Kak Jaehyuk buat dengerin cerita Asa. Tapi sebisa mungkin, Asa akan ceritakan semuanya tanpa terkecuali."












Jaehyuk melepas seatbeltnya, lalu mengangkat kaki kirinya untuk duduk miring, menghadap Asahi yang menatap ke depan tanpa tujuan.













"Ayah Asahi baik, Ibu juga. Tapi dimata Asa, sosok keduanya punya cerita sendiri di masa lalu Asa." Mulai Asahi pelan. Matanya menerawang kedepan. Lewat sedikit jendela mobil yang terbuka, angin mampu mengembuskan helaian rambut halus Asahi ke udara.













"Asa lahir di dunia dengan cara yang sedikit berbeda dengan kebanyakan orang, Kak. Ibu Asa hamil waktu dia belum genap sembilan belas tahun. Ayah dan Ibu saling mencintai, tapi waktu mereka tau Ibu hamil Asa, mereka sama-sama dalam kondisi nggak siap jadi orangtua."













"Pilihan mereka saat itu cuma satu, menggugurkan Asa. Ibu banyak berusaha, dari minum banyak obat, rajin olahraga berat, sampai jatuh di tangga. Sayangnya, Asa masih ada di perut Ibu sampai bulan ke tujuh."













"Asa lahir di bulan ke tujuh. Saat itu, keluarga besar Ayah dan Ibu kumpul, Asa di lelang pada siapapun yang mau bawa Asa saat itu juga. Sayangnya, nggak ada. Akhirnya, Kakek dan Nenek Asa dari pihak Ibu yang bersedia bawa Asa pulang, walaupun waktu itu, Kakek baru selesai operasi tulang belakang setelah kecelakaan."













"Awalnya, Asa tidak tau kalau semua orang yang lahir di dunia ini punya orangtua. Karena seingat Asa, sampai Asa masuk sekolah dasar, Asa cuma punya Kakek dan Nenek."













Jaehyuk menunduk, merasa tidak sanggup melihat wajah datar Asahi menghadap keluar. Pandangannya terasa jauh di sana, tak mampu Jaehyuk capai sepenuhnya.













"Pagi itu Asa ulang tahun ke enam, Asa pakai baju terbaik yang Asa punya. Dengan Kakek dan Nenek, Asa di antar ke rumah orangtua Asa. Malamnya, kepala belakang Asa bocor karena pertama kali dilempar remote tv sama Ayah." Lanjut Asahi.













Sebagian Celah (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang