Chapter 4. Asahi Dimata Jaehyuk

2.3K 438 47
                                    

Ada beberapa hal yang membuat Asahi begitu menarik dimata Jaehyuk.











Pertama, tentu wajahnya yang rupawan. Bukan berarti Jaehyuk melihat tiap orang dari wajahnya rupawan atau tidak. Hanya saja, tipikal wajah Asahi adalah tipikal wajah yang mampu membuatmu tertarik sejak pandangan pertama.












Kedua, cara Asahi berpakaian. Entah warna apa yang Asahi padu padankan di badannya, bentuk potongan kemeja yang ia pakai, rompi yang menutupi sebagian kemejanya, sampai jas oversize yang kadang menutup separuh badannya.












Saking anehnya imajinasi Jaehyuk, ia bahkan terkadang membayangkan kira-kira kemana harus mengajak asahi keluar usai jam kerja selesai hari itu dengan pakaian yang ia kenakan diwaktu yang sama.












Bukan, Jaehyuk bukan laki-laki hidung belang yang suka membayangkan Asahi dengan fantasi liarnya. Dia hanya senang saja memperhatikan Asahi yang berjalan untuk fotokopi disekitar area departemennya.












Jaehyuk sampai hapal aroma Asahi yang sering diterpa angin kala berjalan sambil membawa berkas di pelukannya melewati mejanya yang kebetulan berada di sisi jalan.












Jaehyuk juga bukan lelaki polos yang tidak mengerti sama sekali mengenai apa itu jatuh cinta. Tahun ini, usianya 27 tahun. Dan yang namanya berpacaran tentu telah ia lakukan beberapa kali sebelumnya.












Jaehyuk pernah menjalin hubungan dengan jenis manusia yang berbeda. Mulai dari yang sangat rupawan, sangat pintar, hingga sangat kaya. Sayangnya, hubungannya dengan seluruh mantannya belum pernah sangat serius.












Ah, pernah ia sangat serius mengenai hubungan percintaannya, mantan kekasihnya yang terakhir. Kira-kira setahun yang lalu, dan keduanya putus karena suatu alasan yang hingga saat ini tidak mampu Jaehyuk jelaskan pada siapapun.












Jaehyuk tau wajahnya tidak bisa dianggap biasa saja. Sedari kecil, ia tumbuh dengan pujian bahwa wajahnya rupawan. Tetangga Jaehyuk sering memujinya tampan, begitupun kerabat jauh yang Jaehyuk temui setahun sekali ketika natal. Di kantor, ibu-ibu di bagian produksi atau HR juga sering menggodanya, meminta Jaehyuk jadi menantunya.












Jaehyuk merasa, bahwa kebanyakan orang yang wajahnya rupawan pasti menyadarinya. Entah dari pujian yang sering didapatkan, atau dari godaan yang hadir disekitar. Namun, Asahi sepertinya tidak menyadari betapa rupawannya wajahnya.












Pernah suatu hari, departemen ekspor dan impor mengalami masalah mengenai jumlah produksi barang yang dilakukan. Kebetulan, waktu itu yang menangani planning banyaknya produksi adalah Asahi.












Jaehyuk yang ketakutan, mengingat kepala departemennya merupakan seorang yang cukup perfeksionis yang terkadang keras pada bawahannya. Asahi yang badannya mungil itu apa bisa menangani tempramen kepala departemen Jaehyuk?













Tapi diluar dugaan, sore itu Asahi nampak tak terpojok sama sekali. Ia menjawab proses kesalahan planningnya berdasarkan riset yang telah ia lakukan secara matang lebih dulu. Caranya berdiri sambil sedikit terkena lampu proyektor yang memantul pada layar tak mengurangi keberaniannya menjawab pertanyaan yang departemen Jaehyuk ajukan.













Sesekali Jaehyuk bertukar pandangan dengan Junkyu sambil tersenyum bangga, tidak mengira bahwa orang semungil Asahi mampu mengatasi tempramen kepala departemennya hingga kehabisan kata.












Sebagian Celah (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang