Chapter 2. Asing

2.5K 466 61
                                    

Asahi meletakkan ranselnya di kursi kerjanya. Kantor masih sepi, mengingat sekarang masih pukul tujuh kurang lima menit, dan jam masuk kantor masih pukul delapan nanti.











Asahi setiap hari berangkat pukul enam, lalu tiba dikantor sekitar pukul tujuh kurang lima belas. Ia menyukai kantor yang sepi, yang melupakan kehadirannya setiap hari.












Sudah seminggu Asahi bekerja di kantor baru ini, dan sepertinya ini bukan keputusan baik, mengingat ia mau tidak mau harus berhadapan dengan orang lain.











Asahi benci keramaian, dia juga tidak terlalu suka bercengkrama dengan orang lain. Kapan hari, ia sudah menanyakan pada Jihoon perihal ia yang dimasukkan dalam grup bujangan di kantornya yang setiap jam makan siang kantor selalu makan siang bareng, atau paling tidak merokok bareng.











Sampai sejauh ini, ia berhasil menghindari ajakan dalam grup itu, dengan dalih ia tidak merokok, atau sedang ada kerjaan yang mengharuskan makan siangnya ditunda. Cukup klise memang, karena Jihoon yang juga tidak merokok saja mau makan bersama dengan yang lainnya.












Asahi mengeluarkan bekalnya, ia memang terbiasa makan pagi, lalu tidak pernah makan siang. Ia membuat jadwal makannya sendiri, pukul tujuh sebelum jam kantor dimulai, dan pukul lima setelah pulang dari kantor.












Begitu membuka pintu dapur, Asahi melihat Jaehyuk duduk sendiri di sana. Dengan kedua telinga disumpal airpod dan semangkuk bubur, juga sebuah kertas putih berisi tulisan yang beberapa bagiannya dicoret menggunakan bulpoin merah.












Asahi hendak menutup kembali pintu dapur sebelum suara Jaehyuk menyapanya, "Selamat pagi, Asa. Mau sarapan juga?" Ujarnya ramah, melepas sebelah airpod dari telinganya.













Asahi mematung di tempatnya, masih berdiri di ambang pintu. Ia tidak suka bercengkrama, dan cara Jaehyuk memanggilnya mengingatkan Asahi pada seseorang yang ingin ia lupakan.












Tapi, di dapur hanya ada satu meja dan empat kursi, tidak ada yang lain lagi. Jadi mau tidak mau, Asahi duduk di kursi kosong yang berseberangan dengan kursi Jaehyuk.












Asahi membuka kotak bekalnya perlahan, masih dengan mata sesekali melirik Jaehyuk tidak nyaman.












"Selamat makan, Asa." Ucap Jaehyuk ramah.












Asahi mengangguk canggung, mulai menyuapkan bekal kedalam mulutnya.












Sial, ia pasti terkena gangguan pencernaan setelah ini.












Jaehyuk tak kembali memasang airpodnya, membiarkan hanya sebelah telinganya yang mendengarkan lagu selagi ia melakukan review untuk materi rapatnya pagi ini.












Jaehyuk bukan tipe orang yang berangkat ke kantor pagi-pagi sekali, hari ini saja ia terpaksa karena pukul delapan akan ada rapat departemen dan materi rapatnya belum ia kuasai sepenuhnya.












Jaehyuk pura-pura membaca, meskipun ia tau sedari tadi Asahi mengamatinya lewat ujung matanya yang menunduk dalam. Sesekali, Asahi bahkan terbatuk. Entah salah tingkah, atau tidak nyaman karena Jaehyuk ada di depannya.













Sebagian Celah (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang