Chapter 13. Asa & Mashi

1.7K 343 17
                                    

Asahi barusaja keluar dari dalam kamar mandi apartemennya. Diatas kasur, Mashiho yang sudah lebih dulu mandi memainkan ponselnya.












Begitu pulang dari Yogyakarta, Mashiho memang setuju untuk menginap di apartemen Asahi. Sudah seminggu lamanya kedua sahabat ini tidak saling bercerita.












Biasanya, hari jum'at, sabtu, dan minggu akan dipakai Mashiho dan Asahi quality time berdua. Entah makan di restoran, menonton netflix, belanja boros, hingga melakukan hal lain.












Toh, Asahi dan Mashiho sama-sama tidak punya keluarga atau teman lain yang bisa diajak menghabiskan akhir minggu bersama.













Mereka hanya punya satu sama lain. Dan mereka merasa cukup hanya dengan punya satu sama lain sebagai sahabat saat senang dan sedih.












Asahi membiarkan rambutnya yang basah sehabis keramas menetes diatas singlet yang ia pakai. Ia mengambil dua bungkus cadburry blackforest dan dua buah susu frisian flag french vanilla, memberikannya pada Mashiho.













Mashiho menepuk space kosong disebelahnya. Membiarkan Asahi ikut duduk diatas kasur. Ponsel yang sedari tadi Mashiho mainkan kini ia simpan didekat lampu tidur kamar Asahi.













Asahi menerima potongan cokelat yang Mashiho berikan. Sambil menyedot susu yang ia bawa, Asahi merapikan bantal yang ia pakai bersandar.













Mashiho tersenyum, senyumnya terlihat tidak asing di pandangan Asahi. Senyuman itu, selalu terlihat jail.













"Jangan senyum-senyum Mashi," Sindir Asahi.













Sejujurnya, Asahi tau bahwa salah satu alasan sahabat satu-satunya itu menginap di apartemennya malam ini adalah karena Mashiho memiliki banyak pertanyaan untuk dirinya, terutama tentang Jaehyuk.













Asahi memang belum menceritakan Jaehyuk pada Mashiho, sedikitpun. Mashiho hanya beberapa kali makan siang dengan teman-teman Asahi yang lainnya, termasuk Jehyuk.













Mashiho tersenyum, memeluk lengan Asahi, "Jaehyuk really cares about you, Sa." Ucap Mashiho pelan. "What do think about him?" Tanya Mashiho melanjutkan.












Pertanyaan ini agaknya sudah Asahi duga sejak beberapa lamanya. Sahabatnya yang satu ini jelas peka terhadap manusia dan situasi sekitar. Saking pekanya, terkadang Mashiho seperti mampu membaca pikiran Asahi.













Asahi tersenyum menanggapi, "Jaehyuk care sama semua orang, Mashii, literally semua orang," Jawab Asahi ringan.













"Nggak, ah." Sanggah Mashiho tenang. "Pas di tempat konser, banyak yang kedorong-dorong, kamu doang yang di backhug, mana abis itu kalian pegangan tangan gemesss," Goda Mashiho kemudian.












Di bawah terang lampu, Mashiho tersenyum kala menyadari pipi sahabatnya itu memerah, kontras dengan kulit Asahi yang putih, cenderung pucat.












"Kalau kamu yang posisinya lagi deket sama dia pas nonton konser, kamu juga di backhug kali," Jawab Asahi asal.












Ia hanya tidak mau besar kepala. Jaehyuk, tidak dapat dipungkiri bahwa laki-laki itu memenuhi kepala Asahi akhir-akhir ini. Setidaknya, paling tidak tiap malam Asahi menghabiskan waktu sebelum tidurnya memikirkan Jaehyuk. Namun, laki-laki itu benar-benar terasa jauh, tidak tergapai.













"Ah, susah ngasi tau Asa." Potong Mashiho menyerah.












Asahi menoleh, lalu tersenyum. "Jaehyuk modelnya begitu, Mashi. Masak mau sama aku yang istilahnya kayak serbuk marie regal," Ucapnya.












Senyum Mashiho kembali terbit, "Modelnya begitu gimana maksudnya, Sa?" Tanyanya memancing Asahi.













"Yaaa, begitu. Kamu pasti tau lah kalau cara ngobrolnya dia, cara dia pakai baju, cara tingkah polahnya dia, itu menonjol banget. Mana ganteng begitu dia, ganteng banget. Di kantor, dia terkenal tau, Mashi. Dari ibu-ibu, anak produksi, laboratorium, sampai yang menonjol di bagian accounting, sering banget godain Jaehyuk. Yang kaya Jaehyuk begitu, pasti maunya yang high class, nggak kaya aku kuper begini." Jawab Asahi panjang.













Mashiho mulai paham, "Kamu insecure, Sa?" Tanyanya lagi.













"Ya siapa yang nggak insecure kalau deket sama Jaehyuk, Mashi? Sini aku tanya coba." Tantang Asahi sebal.













"Ah, tapi nggak ah." Potong Mashiho. "Se gentlemannya dia sama yang lainnya, kalau ke kamu beda. Ketebak banget tau dia naksir kamu, Sa." Lanjutnya.













Asahi menerawang, apa iya?













Memang sih, perhatian Jaehyuk padanya terkadang terasa berbeda dengan yang lainnya. Asahi terkadang merasa dia diistimewakan juga. Tapi kan, ish!













"Jaehyuk baik, Sa. Kelihatannya sayang banget sama kamu," Tambah Mashiho ringan.













Wajah Asahi berubah serius, "Mashi, orangtuaku aja nggak sayang sama aku, apalagi orang lain?" Jawabnya datar.













Mashiho mengangguk setuju, "Lupa Sa. Kita kan sama-sama anak yang nggak diinginkan keluarga, ya?" Ucap Mashiho miris.













Asahi menoleh, "Mashi kan pernah pacaran, ya? Rasanya gimana?" Tanyanya ragu.













Iya, meskipun keluarga Asahi dan Mashiho sama hancurnya, perilaku Mashiho masih terbilang lebih asik dibanding Asahi yang dilihat dari sisi manapun hidupnya membosankan.













Mashiho beberapa kali menjalin hubungan, dan seingat Asahi, sahabatnya ini kalau menjalin hubungan, pasti jangka waktunya lumayan lama.












"Ya gitu, Sa." Jawab Mashiho ambigu. "Kalau untuk pacaran, kayaknya aku typical yang lebih terbuka dibandingkan kamu ya," Terangnya.













"Sa, menjalin hubungan bukan selalu berarti buruk." Lanjut Mashiho menjelaskan. "Walaupun tiga kali aku menjalin hubungan dan tiga kali juga kandas, tapi bukan berarti aku nggak ada bahagianya, aku bahagia kok sama mantanku. Cuma ada masanya aja,"













Asahi menoleh, "Mashi, menurut kamu, kalau menjalin hubungan, lebih indah dicintai atau mencintai?" Tanyanya.












Mashiho menimang, kira-kira jawaban apa yang bisa ia berikan. "Indahnya sih Sa, kalau kita dicintai oleh orang yang kita cintai," Jawabnya.













"Cuma kalau memang harus milih salah satu, ya kalau aku lebih baik dicintai. Kayaknya, kalau dicintai itu kan kita tinggal menerima ya, Sa. Kalau mencintai, belum tentu orang yang kita cintai mau menerima kita." Cerita Mashiho.













Asahi menerawang, jauh kedalam hatinya. Kalau memang Jaehyuk mencintai Asahi, pasti rasanya akan indah sekali. Tapi kalau laki-laki itu ternyata tidak menaruh perasaan pada Asahi ketika Asahi akan memutuskan mencintainya, rasanya pasti sakit sekali.






















TBC.

Sebagian Celah (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang