Epilog

2.2K 283 49
                                    

Asahi menatap langit-langit kamar yang masih begitu asing dihadapannya. Dengan lampu utama kamar yang telah mati menyisakan lampu tidur berwarna oranye yang menyinari sebagian sudut kamar, seharusnya Asahi sudah terlelap.

Tengah malam telah lewat beberapa menit yang lalu, dan kegiatan Asahi sejak pagi seharusnya mendatangkan kantuk yang tak terelakkan.

Sejak pagi tadi, Asahi sibuk membereskan seluruh barang miliknya. Karena mulai hari ini, akhirnya Asahi benar-benar tinggal bersama Jaehyuk.

Sesuai kesepakatan, Asahi dan Jaehyuk memang sengaja tidak buru-buru pindah. Selain karena kontrak tahunan apartemen Asahi masih sisa satu bulan, juga karena keduanya sama-sama kerja sehingga acara pindahan Asahi dilakukan secara bertahap.

Usai pulang dari kantor pukul tiga sore tadi, Asahi akhirnya membuka beberapa kardus ukuran besar berisi pakaiannya yang beberapa hari yang lalu diantar kerumah Jaehyuk beserta keyboard, TV dan almari dirumah lamanya.

Ruangan kosong di rumah Jaehyuk yang sebelumnya dipakai untuk theater room kini menjadi ruangan super aesthetic di tangan Asahi. LCD projector yang dipasang permanen digulung ke atas, dibagian bawah dipakai rak kayu yang Asahi pakai sebagai rak buku dan peralatan elektronik miliknya.

Sebenarnya, Jaehyuk maunya sekamar berdua dengan Asahi. Tapi kan, bingung juga bagaimana caranya meminta karena dari awal Asahi sudah mengira kalau keduanya berbeda kamar.

Asahi berbalik kekanan dan kekiri, menyamankan posisinya. Bukannya ia tidak nyaman tinggal dirumah Jaehyuk. Hanya saja, masih seperti mimpi rasanya Asahi tinggal bersama pacarnya. Degup di dadanya bahkan masih berdegup begitu kencang. Ada rasa malu juga senang, dan mungkin hal itu yang membuat Asahi masih terjaga meskipun tubuhnya lelah.

Asahi meraih ponselnya diatas nakas, menyalakan aplikasi whatsapp hanya untuk mengecek pesannya yang kosong dan status teman-temannya yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Di ruangan sebelah, Jaehyuk yang baru selesai mengerjakan beberapa project kantor agar esok harinya lebih mudah secara tidak sengaja melihat bahwa status whatsapp Asahi sedang online. Maka, tanpa membuang sedikitpun waktu, Jaehyuk langsung menghubungi kesayangannya saat itu juga.

 Maka, tanpa membuang sedikitpun waktu, Jaehyuk langsung menghubungi kesayangannya saat itu juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyuk tertawa renyah, lucu sekali Asahi malam ini. Kalau Jaehyuk boleh gigit pipinya, pasti sudah ia lakukan sekarang juga.

Ia mengecek jam yang menunjukkan lewat tengah malam. Rasa bersalah menyelimuti hatinya. Pasti, Asahi kesulitan tidur di tempat yang benar-benar baru. Apalagi, sebelum pindah Asahi belum pernah tidur dirumah Jaehyuk semalaman.

Jaehyuk melangkah ke dapur, menemukan kulkasnya dipenuhi bahan mentah. Namun karena kemampuan memasak Jaehyuk dibawah rata-rata, yang ada malah meledak dapurnya kalau ia memutuskan memasak sesuatu.

Jaehyuk mengisikan satu setengah botol air 600ml kedalam heater, lalu menyalakannya. Selagi menunggu air mendidih, Jaehyuk mengambil dua buah cup ramyeon yang ada di almari logistik miliknya.

Sebagian Celah (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang