"Iya? Jaehyuk?" Sapa seseorang di seberang sana.
"Shiho, lo bisa ke apart Asa nggak, sekarang? Orangtua Asa abis dari sini, langsung diusir sama gue juga. Gue masih kuatir nih, mau masuk lagi pake access card lo, tapi kan tadi gue diusir," Cerita Jaehyuk jujur.
...
Mashiho berlari pada seseorang yang duduk di lobby apartemen Asahi. "Mana access cardnya?" Tanya Mashiho langsung.
Jaehyuk mengulurkan tangan, memberikan kartu kecil seukuran ktp pada Mashiho.
Melihat Jaehyuk diam saja di tempatnya, Mashiho sedikit geram. "Ayo, lo masuk juga." Ajak Mashiho.
"Kan tadi gue di usir," Jawab Jaehyuk lemas.
Mashiho memutar bola matanya malas, "Ish! Gampang nyerah!" Ejeknya.
Jaehyuk mengekori Mashiho di belakangnya, begitu mencapai lift, Mashiho berpesan ringan, "Apapun yang lo liat abis ini, plis jangan langsung ditanyain. Tanyanya bisa besok-besok aja,"
Jaehyuk mengangguk meskipun kepalanya masih memproses maksud Mashiho.
Begitu Mashiho masuk dan membuka lebar pintu apartemen Asahi, Jaehyuk baru paham kenapa ia diperintah untuk tidak bertanya.
Rumah Asahi yang super aesthetic itu, berubah menjadi kapal pecah. Bunga yang Jaehyuk berikan rusak tak bersisa, piring dan gelas Asahi pecah di bawah meja, vas kayu pohon buatan di sebelah televisi tidak lagi berdiri. Dan yang paling parah, layar televisi Asahi pecah di bagian ujung kirinya.
Jaehyuk melangkah hati-hati, agar kakinya tak menginjak pecahan beling yang berserakan. Ia mengikuti Mashiho yang kini berjalan memasuki kamar Asahi.
Kondisi kamar Asahi tak cukup berbeda. Cermin besar di kamarnya kini pecah, lampu tidur diatas meja juga sama. Beberapa barang Asahi berada di lantai. Buku-bukunya, hotwheels, juga beberapa pakaiannya yang tadi tertata rapi di gantungan baju.
Namun, bukan itu yang kini penting.
Jantung Jaehyuk seperti dipukul beton begitu menemukan Asahi terduduk di sudut kamar dengan memeluk lutut. Masalahnya, kedua tangan Asahi yang dipakai memeluk kakinya kini berdarah cukup deras. Dan Asahi, seperti orang kehabisa oksigen.
Mashiho langsung berjongkok dihadapan Asahi, "Asahi, Asahi, liat aku," Panggil Mashiho, mengguncang pelan pundak Asahi.
Begitu Asahi mengangkat kepalanya, Jaehyuk mampu melihat pelipis kiri Asahi mengeluarkan sedikit darah yang mulai mengering.
Jaehyuk hanya berani berdiri di ambang pintu, tanpa melangkah masuk lebih jauh. Asahi yang begini, tak pernah ada di kepalanya sebelumnya.
"Kepalanya sakit, nggak? Telinganya dengar aku ngomong apa?" Tanya Mashiho beruntun. Pelan, Asahi menjawab Mashiho dengan anggukannya.
"Ada Jaehyuk tuh disitu," Ucap Mashiho memberitahu, "Dia juga disini, ada buat kamu," Lanjutnya.
Mashiho berdiri, berniat keluar dari kamar Asahi, lalu berucap lirih ketika berada disebelah Jaehyuk, "Gue bikinin susu panas sama air anget buat kompres lukanya, jagain dulu, ya."
Jaehyuk mengangguk, ia memberanikan diri melangkah mendekati Asahi.
Ia merasa bersalah. Bagaimanapun juga, Jaehyuk adalah orang yang membawa kedua orangtua Asahi kerumah.
"P3K ada dimana?" Tanya Jaehyuk begitu berhasil berdiri di hadapan Asahi tanpa menginjak pecahan kaca.
"Nggak ada," Jawab Asahi seadanya.
Jaehyuk sempat kaget, namun ia diam saja tidak berkomentar. Ia duduk disebelah Asahi usai membuka jendela, membiarkan gorden kamar Asahi diterbangkan angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebagian Celah (Jaesahi)
FanfictionDia tertutup rapat, segalanya tentangnya tak tertebak dan tak terlihat. Ia sempurna dipandang mata, namun dibalik itu semua, sebagian celah dirinya menunjukkan banyak luka Jaehyuk X Asahi bexgonisaur's proudly presents Sebagian Celah Start 30-03-202...