23

363 50 10
                                    

I want a doctor
10 juni 2021

🖤23🖤

Aku menggelengkan kepalaku, membuyarkan lamunan laknat tentang kejadian kemaren. Haaa meski sudah dua bulan  kecup ala ala itu masih terngiang dikepala dan jantung berdebar.

Kayaknya aku harus periksa kedokter, eh tapi kan dia juga dokter.  Tapi sejak saat itu ia nggak pernah menghubungi ku lagi. Dasar buaya, emang ngga bisa dipercaya.

Aku mendstandar motorku di parkiran sekolah. Hah rasanya seperti dejavu berulang kali. Harus berapa lama aku menginjakan kaki disekolah ini? Jujur aku lelah. Kalau berhetikan sayang, tagihan bulanan ku gimana, nggak mungkin kanjeng mama mau bayarin, yang ada aku ditempeleng karena udah berani ambil cicilan

"Holaaa calon"

Aku menarik nafas panjang, otakku langsung terhubung kala mendengar suara ganteng nan licik itu. Sehafal itu aku sama suara manusia tengik.

Mataku memperhatikan kanan kiri pria itu, dan yaaa nggak ada sosok calon yang dia maksud. Jadi yang dimaksud calon itu aku??? NANI??

Aku berdehem beberapa kali. Sepertinya hidungku sudah memanjang karena sombong hehhe.

"Haloo calon ahli neraka" Ziland menepuk pundakku pelan, seraya menunjukan senyumannya yang lebar.

Bibirku masih tetap tersenyum, ah ayolah kalau bukan lagi disekolah, udah ku banting pria berperakawan tinggi besar ini.

"Halo juga penghuni tetap neraka"

"Lo ngga kangen gue ze? Padahal dua bulan lalu gue nandain lo biar lo kebayang wajah gue setiap malam"

Buset dah, emang pelet ziland kuat banget.

"Lo kira gua binatang ya sialan"

Ziland malah terkekeh.

"Ngapain lo kesini? Eisha udah dari tadi dateng. Mau modus kan lo"

Ziland menyunggingkan Bibir sexynya itu, astaga dragon pengen di kecup eh ngga deng.

"Gue mau anter bekelnya Eish, tadi pas mau berangkat kerja sepupu gue teriak teriak kek monyet nyuruh ke sekolah anterin makanan ni bocah"

"Yaudah sini, gue kasih ke Eish"

Tangan ku terulur, mencoba menggapai kotak bekal itu. Tangan ku tiba tiba ditarik.

"Nanti kalo udah pulang gue jemput" wajah Ziland beberapa cm dari wajah ku. Membuatku menahan nafas.

"Lo kenapa tahan nafas? Gak akan gue cium juga"

"Gue bawa motor, jadi gak perlu dijemput segala"

"Yaudah, kalo udah nyampe rumah bilang, gue langsung otw"

"Ini gue baru berangkat, dan nyuruh kabarin kalo udah pulang? Sehat!?"

" Tinggal bilang iya, ribet banget sih. Au ah cape gue ngomong sama lu. Babay muahh papa mau cari uang buat makan anak kita"

"Idih jijay anji*g"
Aku menatap punggungnya yang mulai hilang, astagaaa berasa habis dianter suami beneran. Sengebet itukah aku pengen nikah? Ya tuhan kabulakan lah doa hambamu ini yang ingin nikah, biar gak jadi periwi tua.

"Masuk woi, ngapai lo senyum senyum dilapangan kayak orang gila"
Kepala ku reflek menoleh kearah samping dengan ekspresi ternyum lebar.

"Yar gue bodoh ya"

Bumil itu mengerutkan dahinya bingung.

" Lo emang bodoh, sejak kapan lo pinter"

"Ya sejak gue ngenal rasa cinta gue bodoh" aku tersenyum senyum tak jelas, Yara yang melihatku sekaligus mendengar kata kata alay jijay keluar dari mulut, membuat bulu kuduknya merinding disko.

"Lo gak lagi kesambetkan? Gue merinding asli"

"Iya gue kesambet cinta"
Plak kepala belakang ku terasa nyeri, pasti bumil sialan ini yang menamparku. Cih merusak kebahagian orang aja.

***
Sepulangnya dari sekolah, aku menyempatkan diriku mampir kerumah Yara. Dia bilang sih mau ngasih sesuatu tapi gak tau apa.

Kakiku melangkah masuk kedalam rumah yanh lumayan mewah, ya karena suami Yara itu direktur perusahaan besar. Ya ampun enak banget ya hidup nenek sihir satu ini, aku ngerasa sih ni anak make pelet ke mas dicko.

"Lo mau ngasih gue apa sih"

Yara menarik tanganku

"Gue mau kasih lo ini"

Terpampang jelas ada cake berwarna ungu bantat terletak tak berdosa di atas meja makan wanita itu. Aku melihat wajah Yara lama, kayaknya aku bakalan jadi kelinci percobaan.

"Lo cobain deh"
Nahkan!

"Serius lu? Kayaknya ini kue gak aman untuk di makan, kenapa gak di cobain sendiri"

Nenek sihir itu ternyum lebar, ah wajahnya memuakan.

"Kata mas Dicko sih layak makan, tapi gue gak percaya sama mas Dicko. Gue tau lu gak mungkin bohong kalo soal masakan"

Ini hinaan atau pujian ya.

"Lo yakin? Gue gak bakalan mati kan?"

"Mas Dicko aja masih idup sampe sekarang kok" Yara menarik narik tanganku.

Zuzurr aku takut kena diare habis makan kue buatan nenek sihir ini.

"Bissmillah, semoga gak mati" aku mencomot sedikit, dan hmmm rasanya tawar dan keras, dan alhamdulillah kayaknya habis ini aku gak akan diare.

"Kayanya lo kurang kasih gula, dan kocoknya kurang kembang atau apinya kegedean"

"Serius? Duh pantes mas Dicko kayak habis ngunyah batu waktu makan ini kue"

Aku mengelus dadaku, sabar Ze ini ujian buat kamu dikelilingan orang gak waras macam Yara.

"Mau belajar dulu sama kanjeng mama, dipastikan berhasil deh. Kemarin Navya belajar buat cake untuk gebetannya dan berhasil"

"Beneran? Navya punya gebetan?"

"Fokus ke masalah kue dodol! "

"Iya deh iya, kalo lu yang ngajarin bisa gak? Mama mertua mau ultah tanggal 20 nanti, gue mau buat yang spesial dari jari jemarii salehh"

"Yuk mari, gue juga gak bisa ehehe"



Ocee ini chapter ter pendek dari semua chapter!

Salam twchan
Luvyuu





I WANT A DOCTOR!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang